Novela ini mengisahkan tentang gadis SMA berjenama Azelleea Czara Queen Ganendra, yang memiliki orang tua protektif, dan kembaran laki-laki yang sangat amat posesif. 'Percintaan'? Azel belum pernah masuk ke lingkup itu. Belajar dan belajar adalah fo...
(Part ini panjang, 4000 kata+) kalo ga males komen setiap paragraf ya!
HAPPY READING!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
12. Beneran Suka? Emang!
"Minggu depan kalian UTS, ya?" tanya sang Papa sembari bermain PS bersama Gafal dan ada Azel juga ikut yang menonton. Entah dari mana Papanya bisa tau jika mereka akan menghadapi UTS minggu depan, tapi yang pasti tidak semua orang tua peduli kapan anaknya akan ujian.
"He em--" Azel menjeda, melahap cokelat kesukaannya, "Abang belum belajar sama sekali, Pa."
"Cepu ah, males," respon Gafal.
"Nggak papa sih nggak belajar, asal bisa ngerjain, dan yang penting nilainya nggak ndog," kata Adriel.
"Nah, masalahnya Abang nggak akan bisa ngerjain," sahut Azel, "Abang tu sebenarnya pinter, Pa, cuman dia males belajar. Jadi bego deh."
Gafal memutar bola matanya malas, "Bilang aja mau ngatain Abang bego, segala pake basa-basi ibing sibinirnyi pintir, Pi. Nyenyenye."
"Santai itu boleh, King. Tapi ya jangan terlalu santai. Emang kamu nggak pengen ikut Queen kuliah di Inggris juga?"
"Pengen lah, kalo gue- eh kalo Abang nggak ikut, yang jagain dia di sana siapa?"
"Omong doang, nggak ada usaha. Orang Abang aja nggak pernah mau ikut Azel latihan soal-soal test masuk Cambridge," sahut Azel.
"Masih kelas 11, sayang. Nanti kalo kelas 12 Abang ngambis deh."
"Lagian kalo nggak lulus test kan bisa nyogok pakek duit," sambungnya.
"Duit siape bray?! Papa ogah bayarin loh ya, mending kuliah di Indo aja kamu, daripada di luar tapi nyogok. Nggak berkah sekolahnya."
Gafal menolehi Papanya sekilas, lalu kembali menatap layar TV lagi, "Sejak kapan Papa jadi alim bin ta'atun."
"Sejak nikah dan dibimbing sama bidadari surga lah, anjaaay."
"Anjaaay, sa ae si bucin," balas Gafal.
"Kan kan, Papa jadi kangen Mama nih," Adriel tiba-tiba meletakkan stik PS nya, "main sendiri ya, Papa mau ke kamar."
