23. Mendung

11.5K 1.6K 5.9K
                                    

Hey! Apa kabar?

Setelah 2 minggu ku gantung, and now I'm back!

Spam "🌹" duluuuu

Absen jam, seperti biasa➡

Part kali ini targetnya
1.24k votes, 5.7k komen
berapa lama ya kira-kira?🤭

Cus! Jangan lupa penuhin paragrafnya dengan komen, dan jangan lupa vote!

Jika tidak  keberatan, rekomendasikan cerita ini ke sosmed/teman kalian, ya! Siapa tau ada yang suka.
Thankyou.

HAPPY READING!

HAPPY READING!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

23. Mendung

"ARGHHH!"

Reyndra mengerang dengan jerit gelegar. Pisau tajam kembali menembus lapisan kulitnya. Azel pun melihat jelas, saat dua dari belasan penjahat itu mengunci tangan Reyndra dan satu lainnya kembali menikam perut Reyndra dengan belati tajam untuk kesekian kalinya.

Kala ada seseorang yang berjalan mendekati mobil, Azel buru-buru merundukkan kepalanya ke bawah jok. Matanya ia katup rapat, isak tangisnya tertahan saat mendengar rintih raung Reyndra yang kesakitan di luar sana. Reyndra sendirian, sementara mereka belasan.

Brak! Brak! Brak!

"Buka pintunya!"

Gertakan itu masih coba Azel abaikan. Ia tetap merunduk dan bersembunyi. Reyndra pun berpesan, jangan keluar dari mobil apapun keadaannya. Tapi demi apapun, ini sangat mencekam Azel. Batinnya tak berhenti memanjatkan doa agar Reyndra bisa bertahan setidaknya sampai Gafal dan papanya datang.

"KELUAR SEKARANG ATAU 12 TEMEN GUE BAKAL NUSUK JANTUNG DIA?!" tanya pria bertopeng itu dengan nada tinggi.

Ancaman yang Azel terima kian mengintimidasi. Azel takut. Mereka semua membawa senjata. Mereka bisa semaunya menyakiti Reyndra dengan sajam-sajam itu. Azel harus apa sekarang? Menyerahkan diri saja?

"ARGHHHHH!" Azel lagi-lagi mendengar suara teriakan Reyndra. Teriakan yang terdengar lebih keras daripada sebelumnya. Hal itu membuat Azel tak punya pilihan lain, ia memilih keluar dari persembunyiannya. Terpaksa keluar, karena tak mau belasan orang itu semakin menyakiti Reyndra.

"AZEL JANGAN KELUAR!" cegah Reyndra saat Azel memijakkan satu kakinya keluar.

Tapi terlambat. Pria bertopeng itu dengan gesit menarik Azel ke dalam kuasanya. "Ikut!" sentak pria tersebut bersama pisau yang ditodongkan ke leher Azel.

Percuma juga Reyndra meminta agar mereka tidak menyakiti Azel. Satu-satunya cara, Reyndra harus melupakan perih dari luka tusukannya dan menghabisi belasan orang ini dengan segera.

STRICTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang