22. One (Fine) Day

13.3K 1.8K 5.6K
                                    

Hewuu!

Apa kabar semuanya? Semoga kalian semua selalu sehat dan bahagia.

Semoga kalian tetep setia, ya.

»»——⍟——««

Absen Provinsi kalin yuk! ➡

Jam berapa kalian baca ini🤗❤ ➡

By the way, aku akan up next part kalau part ini udah tembus

1.21k votes and 5.2k komen

Sebelum mulai,

Spam "😍" ➡

Thank you!

Jangan lupa vote and ramein komen di setiap paragrafnya.

Dan jangan lupa rekomendasiin cerita ini ke medsos atau teman kalian, ya

HAPPY READING!

HAPPY READING!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

22. One (Fine) Day

"Langit ... bisakah kau turunkan hujan dengan geledek yang jumbo? Aku nggak mau Jeli pergi sama Reynsek terus aku ditinggalin sendirian."

Di kamar bernuansa merah muda dengan tone pastel ini, sedang ada drama. Gafal pemerannya. Ia terus merengek, tak mau dan tak rela kalau sampai Azel pergi dengan Reyndra hari ini.

Sebenarnya, Azel juga tak tega meninggalkan Gafal yang masih dalam masa freshly patah hati. Tapi mau bagaimana? Dirinya pun pergi dengan Reyndra tak tentu bisa setiap waktu. Kali ini mumpung tidak ada bimbingan olimpiade dan kebetulan juga hari Minggu.

"Abang nanti mau nitip beliin apa? Apapun yang Abang minta bakal Azel beliin deh, meskipun beda arah sama jalan yang Azel lewatin tetep Azel beliin." Azel mencoba menghibur.

"Nggak mau apa-apa. Cuma mau kamu nggak pergi," balas Gafal lesu. Dagunya ia letakkan pada tumpuan guling yang dirinya pakai untuk bantalan dalam posisi tengkurapnya

"Perginya cuma sebentar, kok. Cuma makan siang, terus pulang. Terus Azel bisa nemenin Abang lagi. Yeay!"

Muka datar tanpa gerakan Gafal tunjukkan sebagai respon atas penjelasan Azel yang menurutnya tak ada guna. Sekali Gafal bilang tidak mau, ya tidak mau. Titik!

"Kalo pergi sama Reyndra, kamu ngerasa bahagia?" tanya Gafal retorik.

"Bahagiaaa ... banget. Reyndra lucu soalnya. Tingkahnya ngangenin. Sayangnya Azel jarang bisa pergi-pergi sama dia."

Ego Gafal tak mungkin sekuat itu jika sudah dihadapkan dengan kebahagiaan saudara satu rahimnya. Sebab salah satu prinsip hidupnya ialah, apa-apa yang membuat Azel bahagia akan ia beri.

STRICTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang