Novela ini mengisahkan tentang gadis SMA berjenama Azelleea Czara Queen Ganendra, yang memiliki orang tua protektif, dan kembaran laki-laki yang sangat amat posesif. 'Percintaan'? Azel belum pernah masuk ke lingkup itu. Belajar dan belajar adalah fo...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
19.Pulih
Tiga hari lamanya tidak saling bertatap muka.
Semua akses komunikasi diputus. Terhitung puluhan kali Reyndra membeli nomor baru, dan semua nomor itu diblokir tanpa terlewat satupun.
Reyndra hanya ingin tahu apa Azel sudah pulih dari sakitnya atau belum, tapi ia benar-benar tak diberi celah untuk mengetahui hal itu.
Bolos sekolah. Reyndra memilih diam di rumah, memanjakan hatinya yang tengah gundah. Kesibukannya hanya menggonta-ganti kartu sim baru dengan yang lebih baru, berharap pesannya akan dibalas oleh Azel setidaknya satu.
"Kartu sim ke berapa, hyunk?" tanya Vania, yang masuk ke kamar Reyndra dengan membawa segelas susu.
"Tiga puluh empat," jawab Reyndra dengan rahang yang enggan untuk terbuka lebar.
Posisi Reyndra tengkurap di atas ranjang, dan dagunya ia letakkan di atas guling yang ia jadikan bantalan. Sudah berjam-jam ia berada di posisi ini.
Vania iba melihat keadaan putranya. Seorang Reyndra yang banyak bicara dan suka membantahnya dengan candaan-candaan itu menghilang tiga hari lamanya. Belakangan, Reyndra lebih sering diam. "Mamih udah coba chat juga, tapi centang dua abu-abu. Sabar, ya?"
Reyndra meletakkan ponselnya, mengucek matanya yang nyeri karena menahan bendungan air mata.
Kartu-kartu sim yang berserakan di kasur-Reyndra depak hingga jatuh berceceran. "Reyndra cuma pengen tau keadaan Azel tapi kenapa sesulit ini?!"