TDD43: Who lost?

91 12 15
                                    

Hi, guys! I'm in a good mood. Since yesterday, Germany passed the group stage in Euro 2020, I drop you a new chapter now!

 Since yesterday, Germany passed the group stage in Euro 2020, I drop you a new chapter now!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Proud of my team!

-----------

123

“Arghhh!” Minho membanting ponselnya setelah berulang kali gagal menghubungi Deputi John dan lainnya. Bahkan menyambung pun tidak. Sebenarnya, tanpa perlu mencoba menelepon pun, dia bisa menebaknya dengan melihat ikon sinyal di ponsel, bahwa jaringan telekomunikasi di kota itu telah dimatikan.

“Sial, kenapa kau tidak mengatakan padaku kalau kau tidak mengenakan rompi antipeluru.” Newt menyentuh tangan Anne yang tengah menekan luka tembak di perutnya. Darah yang keluar dari perut Anne turut melumuri jemarinya.

“Aku tetap akan mati walau bagaimanapun juga, Newtie.” Dalam keadaan menahan sakit, Anne masih bersuara tenang. Dia menelengkan kepalanya yang bersandar pada dada Newt untuk dapat menatap Newt.

“Yeah, kita semua akan mati.” Brenda menyahut setelah dia melihat dua titik merah di kepala Thomas dan Minho. Oh Newt juga punya.

“Tapi, tidak akan mati dengan mudah,” timpal Thomas. “Ayo, kita keluar dari tempat ini.” Thomas menurunkan tubuhnya. “Newt, naikkan Anne ke punggungku.”

“Tidak perlu, Thomas. Aku—”

“Tutup mulutmu, Anne! Jangan berlaga kau adalah Hercules. Biarkan Tommy membantumu.” Newt mengangguk pada Thomas.

Thomas memosisikan dirinya membelakangi Newt dan Anne.

“Maafkan aku, Newt.”

“Setiap orang membuat kesa-aaahhhh!”

“Aaaahhh!”

Newt, Anne, dan Brenda memekik bersamaan. Mereka juga sama-sama memegang punggung, menunjukkan pusat rasa sakit yang tiba-tiba mendera mereka. Sakit yang tak tertanggungkan. Energi mereka dengan cepat terkuras demi menahan rasa sakit yang setara lebih dari 80 Del. Tak urung, Brenda terduduk lemas setelah lututnya tak mampu lagi menahan berat tubuhnya.

“Apa lagi ini?” Minho berjongkok, memandang ketiga temannya yang kesakitan tanpa tahu harus berbuat apa.

Thomas sudah mendekati Brenda, mencari tahu sumber masalah yang Brenda tekan kuat dengan tangannya. Namun, dia tidak menemukan apa pun di punggung Brenda. Tentu saja, apa pun itu, ada di dalam tubuh mereka.

“Kita … tidak bisa … lari,” terbata, Brenda menggeleng pada Thomas.

Ada sebuah perjanjian tak tertulis saat mereka memutuskan bergabung dengan kelompok Dalang, baik secara sukarela maupun atas dasar paksaan. Setia atau mati. Hari saat mereka diketahui berkhianat adalah hari untuk mereka mendapatkan takdir kematian dari sang Dalang. Dari semua pengkhianat yang berjumlah sangat sedikit itu, semuanya mati dengan cara konvensional di tangan Pemburu, tepat pada hari yang ditetapkan.

The Death DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang