1.7.19
-----------
321
Malam beranjak menuju dini hari. Remang menyelubungi sekitar. Sunyi. Kecuali para baggers yang berjaga, penghuni Safe Haven sudah terlelap. Sebenarnya, tidak juga. Selain baggers, beberapa orang masih terjaga. Namun, mereka membuat kebisingan sebatas untuk dapat didengar pikiran mereka masing-masing. Itulah yang kiranya tengah dilakukan Newt.
Duduk bersandar pada batang pohon ek, tak jauh dari homestead laki-laki, Newt termenung setelah bosan berbaring di homestead dan tidak juga didatangi kantuk. Sebuah busur panah dipegangnya erat sambil wajahnya sesekali ditolehkan ke hutan, tempat pemilik anak panah itu berada terakhir kali sebelum menghilang ke dalam flat trans.
Entah sadar atau tidak, dua pasang mata milik Thomas dan Minho tak lepas memerhatikannya. Rupanya, tiga pasang mata sebab Thomas dan Minho menemukan Clarisse yang bersandar pada pintu homestead perempuan turut melayangkan pandangan pada Newt. Segaris pilu terbentuk di wajahnya. Sisa-sisa emosi yang sebagian meleleh sore tadi masih berkumpul di matanya.
"Kita ... aku berbicara mengenai Edward dan aku merasa sangat emosional. Lalu, semua itu terjadi begitu saja. Ciuman itu ... itu tidak berarti sesuatu, Newt. Aku hanya." Begitulah Clarisse terbata-bata menjelaskan yang terjadi antara dirinya dan Hazza di balai pengobatan.
Newt bergeming. Tidak satu kata pun dari ucapan Clarisse yang dapat menghentikannya. Namun, keberadaan Clarisse tepat di belakangnya pun tak memaksanya mempercepat langkah.
"Newt, dengarkan aku dulu!" Clarisse melangkah lebih cepat, mendahului Newt hingga dia dapat menghadangnya.
Newt akhirnya berhenti. Dengan malas, dia mempertemukan tatapannya dengan kedua belah mata Clarisse yang tak dia sangka sudah lembap oleh air mata. "Tinggalkan aku sendiri!"
Clarisse menggeleng tegas. "Kamu harus mempercayaiku, Newt."
Jika saja suasana hatinya tidak seburuk itu, Newt pasti tertawa mendengar ucapan Clarisse. Percaya katanya? Setelah melihat bagaimana Clarisse juga mencium Hazza dan dia harus menganggap itu tidak berarti sesuatu? Rasanya, tidak mungkin.
Selama ini Newt sudah bersabar. Sejak pertemuan pertama Clarisse dan Hazza yang berlanjut pada interaksi intens antara keduanya, Newt mencoba sabar dan percaya bahwa sikap Clarisse tidak lain hanyalah karena mereka baru bertemu semenjak lama. Terlebih, Clarisse bisa jadi merasa bersalah pada Hazza karena Edward yang merupakan adik kandung Hazza tidak berhasil dia jaga dengan baik. Newt menilai semuanya tanpa melibatkan perasaan kendati ada saat-saat dia ingin sekali mendatangi Hazza dan mengklaim bahwa Clarisse adalah gadisnya. Tetapi, Newt tidak melakukannya. Hal terbaik yang dia lakukan untuk menyingkirkan kegundahan harinya adalah berburu, berburu, dan berburu.
Lalu, kali ini, di hadapan matanya, dia melihat Clarisse sungguh 'bermain' dengan Hazza. Dia tidak lagi dapat menaruh kepercayaan pada Clarisse. Malah, pemandangan itu membuat dia mau tidak mau curiga bahwa sebelumnya mereka juga pernah melakukan hal serupa itu, mungkin lebih. Tidak ada yang tahu. Apalagi fakta bahwa gadis-gadis di Safe Haven sibuk membisikkan betapa tampannya Hazza.
"Aku butuh waktu sendiri untuk menjernihkan pikiranku!" Newt melangkah ke sisi, tapi Clairsse dengan cepat menghalangi jalannya. Pun saat dia melangkah ke arah lain, dengan sigap Clarisse menghadangnya.
Newt mendesah. Dia mengusap rambut belakang kepalanya sekali, lantas menatap tajam Clarisse. "Kamu bisa mengatakan apa pun, tapi itu tidak akan mengubah apa pun. Kita berakhir. Jadi, menyingkir dari jalanku sekarang!"
"Tidak, tidak. Kamu tidak boleh mengatakan itu, Newt." Clarisse lagi-lagi melangkah mengikuti Newt.
Percuma terus menghindar ke kanan dan kiri, Newt berbalik. Dia siap melangkah saat Clarisse dengan cepat lagi-lagi menghadangnya, membuat Newt menggeleng frustrasi.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Death Destiny
Mystery / ThrillerMereka memasuki sebuah era di mana kematian sebagian bukan lagi menjadi rahasia takdir. Adanya kepastian 'waktu' bagi sebagian orang membuat dunia menjadi tak terkendali bagi orang-orang yang menyadarinya. Membunuh untuk mendapatkan kehidupan lebih...