TDD32: Pin the Location

124 15 27
                                    

Obrolan ringan itu menjadi bahasan berat sejam terakhir. Tetapi, mereka berbicara ringan saja. Membahas pembunuhan seperti mendiskusikan pertandingan sepak bola. Tiga, empat tertawa-tawa membayangkan kekalutan orang-orang tak bersalah itu. Lantas, terbahak memikirkan orang-orang-yang menurut penilaian mereka-sok pahlawan akhirnya tak bisa berbuat apa-apa.

Brenda, satu-satunya di antara sembilan petinggi yang mengikuti rapat itu yang berkali-kali menahan napas. Jari-jari lentiknya mengetuk-ngetuk lututnya tiada henti, resah tak berkesudahan. Inginnya, segera undur dari dari obrolan yang baginya terlalu keji itu. Namun, Smith, lewat sudut mata menatapnya tajam. Cukup tajam untuk Brenda dapat merasakan tusukannya. Tidak sekarang. Paling tidak, Smith akan menahannya sampai rapat itu berakhir.

"Tidak diragukan lagi. Kita jalankan saja rencana itu!" sahut seorang pria berkumis tipis. Kacamatanya nyaris turun sampai ke pucuk hidungnya. Dia terlalu bersemangat saat berbicara sampai wajahnya bergerak dengan cara yang aneh.
Brenda mendengus dalam hati.

"Kita hanya perlu memilih waktu yang tepat. Menghitung pergerakan mereka, aku kira, mereka akan menunggu sampai yang terakhir. Kita bisa mengambil kesempatan sebelum itu," balas pria berkepala botak.

"Tapi, bukankah menarik, membunuh mereka padahal dalam keadaan siap? Saat mereka pikir kemenangan sudah dekat, nyatanya ..." Smith mengusulkan. Bicaranya sangat percaya diri. Seringai licik yang menutup ucapannya membuat dia tampak sebagai penjahat ulung.

***

Malam itu, mereka memutuskan berkumpul di ruangan tempat Gally mengisahkan putranya, beberapa waktu lalu. Bukan hendak mendiskusikan rencana berikutnya. Mereka larut dalam diam. Hanya detak jarum jam yang terdengar. Setiap detik, jalin-menjalin membentuk ketegangan, menyusup ke tengah mereka, terus merambat, hingga terjerap di dada mereka. Lalu, bertingkah di sana.

Terbentang jarak, di brangkarnya, Newt pun masih terjaga. Menatap pada langit-langit ruangan, pandangannya lari bersama pikirannya, kembali ke elevator tempat terakhir kali dia melihat Clarisse. Tak tenang dia menunggu pergantian detik yang akan mengantarkan pada hari berikutnya. Kurang dari sepuluh menit lagi. Waktu singkat yang dia, serta Thomas dan yang lain pupuk dengan harapan begitu besar.

Bukan gas beracun itu yang menyebabkan kondisi Clarisse kritis. Rupanya, mobil yang mengangkut Newt bukan satu-satunya yang dibajak. Ambulans yang mengangkut Clarisse tak luput dari rencana kelompok Dalang. Malah, ambulans itu telah dibajak sejak awal. Satu perawat yang ikut menjemput, tak lain ialah antek-antek kelompok Dalang. Dia memasang pisau di brangkar yang digunakan untuk membaringkan Clarisse. Dia taruh pisau itu sedemikian rupa sehingga tekanan dari tubuh Clarisse mengakibatkan pisau itu terdorong ke dalam dan menusuknya. Aroma amis dari darah yang merembas tak disangka oleh satu polisi yang menumpang berasal dari Clarisse. Dia mengira, itu milik dari penjahat yang ditembak Newt karena sejak awal, sebagian pakaian Clarisse memang terkotori darahnya.

Kabar terakhir yang diperoleh Deputi John, Clarisse mengalami hipotensi, denyut nadinya tak beraturan, dan laju pernapasannya rendah. Clarisse kehilangan cukup banyak darah. Luka tusuk itu juga cukup dalam hingga melukai ginjalnya. Dokter memutuskan mengambil tindakan operasi. Dua jam lebih Clarisse berada di ruangan operasi. Dari yang dia lihat lewat jendela, tim dokter masih berkutan dengan pisau operasi.

Newt yang tidak sedikit pun memiliki ide mengenai yang terjadi dengan Clarisse, selain dia pikir Clarisse keracunan gas tidak merasa lebih baik dari yang lain. Tidak sulit baginya menebak-nebak yang lebih buruk dari itu, mengingat dia telah bersama kelompok Dalang selama beberapa lama untuk memahami kelicikan mereka. Lebih buruk, sebab dia sama sekali tidak tahu kondisi Clarisse saat ini. Hanya bisa percaya pada harapannya bahwa Clarisse masih berjuang. Jika beruntung, Anne atau yang lainnya mungkin memberinya kabar.

The Death DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang