The Death Destiny

TDD24: Unsolved Problems from the Past

Do you miss me?

Sorry, kelamaan update nih. Banyak bet godaannya. 😩

Hope you enjoy it, guys!

Here we go

----------

"Wilson A. Scott Found Dead at His House after being Shot by a Robber"

Begitulah judul artikel yang ramai di media elektronik dan daring dua tahun lalu. Berita tersebut menjadi besar lantaran Wilson, selain putra dari Gally dan Harriet yang merupakan ketua dan wakil kelompok The Glade Arm, adalah politikus yang pernah mencalonkan diri menjadi Presiden Borough Brooklyn. Wilson dikalahkan oleh pesaing terkuatnya, Jammy Cullens dengan perbedaan suara delapan persen. Setelah gagal menjadi pemimpin Brooklyn, Wilson aktif mengkritik pemerintahan apabila terdapat kebijakan-kebijakan yang tidak sesuai menurut pandangannya. Wilson ditemukan terbunuh pada akhir masa jabatan Jammy atau menjelang pemilihan presiden borough berikutnya yang mana Jammy kembali mencalonkan diri. Karena hal itulah, disinyalir kematian Wilson ada hubungannya dengan Jammy Cullens.

Akan tetapi, spekulasi tersebut tidak dapat dengan mudah dibuktikan. Jammy Cullens yang sempat dimintai keterangan oleh media mengaku terkejut dengan kematian Wilson. Dia juga bersumpah bahwa dirinya tidak terlibat dalam insiden tersebut. Setelah tertangkapnya sang perampok, spekluasi mengenai keterlibatan Jammy Cullens perlahan lenyap. Terlebih, berdasarkan proses penyidikan yang hanya memakan waktu satu bulan, pihak kepolisian tidak menemukan bukti terkait hal itu. Khalayak diyakinkan, kematian Wilson murni adalah pembunuhan oleh perampok, tidak ada kaitannya dengan politik.

Gally dan Harriet tentu saja tidak lantas mempercayai hasil dari pengadilan. Bukan tanpa alasan, mengingat singkatnya penyidikan, mereka menilai pihak pemerintah Brooklyn sengaja terburu-buru menutup kasus tersebut. Kejanggalan lainnya ialah Smith. Gally mengenal pria yang merupakan suami Brenda tersebut sebagai rekan dekat Jammy Cullens, sekaligus orang yang berperan besar dalam kemenangan Jammy.

Gally sangat tahu, perbedaan politik tersebut membuat hubungan putranya dan Smith tidak begitu baik. Atau malah, dapat dikatakan, Smith dan Wilson telah bersitegang jauh sebelum itu karena permasalahan bisnis. Tidak heran, Gally dan Harriet putus komunikasi dengan Brenda. Namun, beberapa minggu sebelum kematian Wilson, Gally menemukan Brenda bertamu padanya. Gadis itu mengaku berhasil lari dari pengawasan suaminya untuk dapat bertamu.

Tidak ada yang mencurigakan dari kedatangan Brenda. Malah mereka bersua hangat, layaknya kawan lama. Obrolan mereka pun tidak mengarah pada sesuatu yang ganjil, sebatas nostalgia. Baik Gally maupun Harriet tidak sedikit pun menyadari, kedatagan Brenda kala itu adalah awal dari sebuah rencana pembunuhan.

***

Hari ke-2

"Bagaimana kau sangat meyakininya?" Thomas buka suara setelah lebih dari satu menit Gally mengakhiri ceritanya.

Seperti telah ditunggu, pertanyaannya membawa semua mata padanya. Minho yang sejak Gally bercerita lekat mengawasi Thomas hanya perlu meruncingkan tatapannya. Sementara itu, duduk di sebelahnya, Newt melirik lewat sudut mata. Lipatan yang terbentuk di dahi Newt menjelaskan betapa dia turut berpikir keras.

"Aku tahu kau akan meragukannya, Thomas," Gally mengetukkan jemarinya di atas meja. Dua kali. Pandangannya dia larikan melewati jendela.

Berkat Minho, mereka mendapat kepercayaan untuk mendiami salah satu rumah persembunyian milik pemerintahan Brooklyn. Dari luar, terlihat hanya rumah dua lantai sebagaimana biasa. Sebenarnya, tempat itu memiliki keamanan yang lumayan bagus. Terdapat sedikitnya lima puluh kamera yang dipasang di seluruh rumah tersebut. Partisi yang dipasang untuk menyekat ruangan bukanlah dinding batu bata, melainkan dinding metal yang dapat diubah posisinya sesuai yang diinginkan—yang tidak sekali disebut Minho bahwa sistem tersebut mengingatkannya pada percobaan labirin. Jika diperlukan, unit tersebut bisa dikunci. Dengan mengaktifkan darurat satu, rumah tersebut seluruhnya akan ditutupi dinding metal yang tahan peluru.