16.5.19
------------
Good (late) night, guys. 😴
Ngejar publis bab 2 hari ini sebab kita tahu, hari ini sangat spesial. Our (imaginative) brother/boyfriend/husband/friend (whatever) celebrates his birthday today!
Yeah!
Happy birthday, Thomas.
Let's make a wish for him.
I hope he will take part in a movie soon cause I'm dying to see him acting. Lol.
What's your wish?
-----------
Let's the story begin!
-----------
32
Gadis itu termangu menatap jam dinding di kamarnya. Dia tidak dapat mempercayai yang baru saja di dengarnya. Dari semua kandidat yang mungkin, ibunya? Dan ayah tirinya yang brengsek itu? Baiklah, dia memiliki banyak alasan untuk menjadikan ayah tirinya yang tidak pernah dia sukai sebagai kandidat tertuduh yang paling potensial. Dia malas mengira-ngira alasan yang mendorong ayah tirinya melakukan itu. Yang pasti, dia tahu, ayah tirinya memang terlahir sebagai orang paling egois dan tak berbelas kasih.
Tetapi, ibunya? Ya, dia tahu, ibunya memang menjelma menjadi orang lain semenjak kecelakaan yang membuatnya kehilangan seluruh memorinya. Ibunya menjadi orang dengan sisi gelap yang mendominasi-untuk hal itu, dia tidak memerlukan bukti untuk mengetahui ayah tirinyalah yang harus membayarnya. Meski begitu, dia tahu, ibunya masih memiliki bagian dari dirinya yang dulu. Rasanya, tidak mungkin sekali ibunya terlibat dalam kasus kejahatan itu, yang bahkan melibatkan dia sendiri. Ayolah, dia membahas ibu kandungnya sendiri. Haruskah dia turut masuk dalam daftar korban? Jika saja ada perbedaan dengan tidak mempercayai keterlibatan ibunya. Sayangnya, tidak.
Satu-satunya hal bagus mengetahui kebusukan mereka adalah, dia kehabisan alasan untuk bertahan di rumah itu. akhirnya, dia tahu, ibunya akan baik-baik saja andai dia menghilang dari kehidupan ibunya-atau malah itu yang paling diinginkan ibunya. Dia tidak peduli. Saat ini, satu hal yang dia pikirkan adalah dirinya sendiri. Dia harus menikmati dunia. Namun, hal pertama yang harus dia lakukan adalah melarikan diri.
Dia menyampirkan ransel ke bahu. Dua jam yang dia tunggu sudah berakhir. Tengah malam, tidak ada yang masih terjaga. Itu dapat dia pastikan karena itu adalah aturan yang dibuat ayah tirinya. Seharusnya semua orang sudah di kamar masing-masing, tidur. Paling tidak, bersiap untuk tidur. Tidak ada waktu yang lebih tepat, selain sekarang. Sekarang atau tidak sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Death Destiny
Misteri / ThrillerMereka memasuki sebuah era di mana kematian sebagian bukan lagi menjadi rahasia takdir. Adanya kepastian 'waktu' bagi sebagian orang membuat dunia menjadi tak terkendali bagi orang-orang yang menyadarinya. Membunuh untuk mendapatkan kehidupan lebih...