TDD42: Basement Battle

81 14 14
                                    

Bukankah Wilson sudah mati? Satu pertanyaan yang sempat terlintas dalam benak Thomas. Namun, dengan mudah dia menjawab sendiri pertanyaan itu. Untuk orang seberpengaruh Wilson, yang memiliki banyak jaringan, termasuk jajaran kepolisian dan media masa, apa sulitnya memalsukan kematian? Ada banyak teori yang menarik untuk dibahas perihal pemalsuan kematian itu. Namun, apakah semua perlu dijawab secara pasti dan akurat? Tidak. Thomas sepakat dengan dirinya sendiri bahwa soal Wilson tidak penting sama sekali. Dia memilih berpikir ke depan soal bagaimana menggagalkan rencana Wilson menginveksi seluruh kota dengan virus mereka. Pada akhirnya, perkara itu masih menjadi sangat sulit.

Satu menit berkurang dan berkurang. Mereka bergerak setelah membuang beberapa detik untuk berpikir dan tak menghasilkan apa pun. Tak ada pilihan selain lari dari gedung itu secara manual. Stasiun flat trans tak lagi hanya dapat diaktifkan sebagian sedangkan yang lainnya ditutup. Setelah semua kekacauan yang melibatkan flat trans, stasiun flat trans hanya dapat diaktifkan semuanya atau dimatikan semuanya. Brenda bisa menutup akses pada kantor pusat pengendali flat trans, dan mengirimkan sinyal darurat. Sayangnya, sampai di situ saja. Untuk mengubah pengaturan aktivasi flat trans, dia tidak bisa. Menurut Brenda, sistem enkripsinya terlalu sulit untuk diretas. Jika ada yang sanggup meretas sampai ke sana, dialah Lucifer. Orang yang berhasil menggebuk mereka dengan sesal, hanya dengan memikirkan namanya.

Satu menit, atau sekitar lima puluh detik sejak mereka mulai bergerak-setelah susah payah Thomas, Minho, dan Newt membujuk Wilson untuk meninggalkan jenazah Gally, sebenarnya cukup untuk mereka sampai ke bawah andai listrik tidak mendadak mati tepat ketika mereka tiba di depan elevator. Mau tidak mau, mereka pergi menuju tangga darurat. Selanjutnya, bisa ditebak. Tidak kurang dari lima orang berjaga dengan senapan laras panjang. Thomas telah mengantisipasinya dengan menembakkan gas tidur sehingga mereka hanya perlu melangkahi tubuh-tubuh yang tergolek tak sadar saat melewati jalan menuju tangga darurat.

Belum selesai mereka mencapai ujung anak tangga, terdengar ledakan kecil. Satu menit belum habis, satu bom sudah meledak.

"Itu ledakan ringan," Minho berpendapat sambil terus berlari menuruni tangga. "Menghancurkan hanya dalam radius sepuluh meter."

"Berharap tidak segera terdengar ledakan kedua."

"Berharap tidak ada ledakan besar."

"Jangan khawatir, tidak akan ada ledakan berikutnya."

Sahutan itu bukan salah satu dari mereka yang menyuarakan, melainkan dari pengeras suara. Entah salon atau apa. Suara yang berhasil memperlambat gerakan mereka.

"Smith," Brenda yang berdiri di garis belakang bersama Thomas bergumam.

Ya, Thomas juga mengenali suara brengsek itu.

"Kalian butuh antivirus? Mari kita lihat. Apakah kalian bisa sampai ke basement?"

"Ini jebakan," kata Newt. "Kita tidak tahu apakah antivirusnya benar-benar ada di sini. Atau hanya cara kita mati yang mereka siapkan di sana."

"Berpencar?"

Minho baru mengatupkan mulutnya, Emiliano sudah berlari. Dia meniti kembali anak tangga. Dengan didahului umpatan, Newt disusul Anne bergegas mengejar Emiliano. Thomas, Minho, dan Brenda tertahan di tempat, saling pandang.

"Sudah diputuskan." Thomas mengangkat bahunya, lantas mulai melangkah. "Newt kemungkinan benar. Apalagi, Gally mengingatkan kita tidak seharusnya berada di sini."

"Dengan kata lain, kita ke basement untuk mengalihkan perhatian mereka selagi Newt dan Anne dan Emil mencari petunjuk di tempat Gally," Brenda menyimpulkan.

The Death DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang