Chapter 1

15.4K 701 35
                                    

“Whoaaaa!” Mata Kyra membulat ketika membuka mata ia melihat seorang pria tertidur di sampingnya. Kyra juga segera bangkit dan menepis sebuah tangan yang melingkar di pinggangnya.

“Ada apa, Ra?”

Suara berat pria itu terdengar seksi di telinga Kyra. Perempuan itu menggeleng keras, lalu turun dari ranjang.

“Pak Ezra ngapain di sini?” Kyra membuka suara ketika pria bernama Ezra itu bangkit dari tidurnya dan terduduk di ranjang. Kyra sedikit terkesima melihat wajah bangun tidur dari pria itu,  bisa-bisanya serbuk berlian ada di sini. Batinnya bergejolak.

Kyra merasakan dahinya tersentil. Wajah Ezra berjarak begitu dekat, sehingga Kyra susah payah untuk menahan napas.

“Kamu pasti lupa, kita udah menikah dua hari lalu, Ra.”

Ezra mengacak-acak rambut Kyra. Ia merasa gemas karena setiap hari disuguhkan ekspresi kaget dari istrinya itu. Ezra mengerti, Kyra masih belum terbiasa dengan keberadaannya. Apalagi mereka baru tinggal bersama.

Kyra mengangkat kedua alisnya dan terkekeh geli setelahnya. “Maafkan istrimu ini, ya, Pak! Saya masih kaget kalau ada Pak Ezra di sebelah saya.”

Ezra tersenyum tipis, lalu merangkul tubuh Kyra agar mendekat dan memberikan sebuah kecupan di puncak kepala wanitanya. “Saya maafkan!”

Setelah membuat Kyra nyaris kejang-kejang karena serangan tiba-tiba tadi, bisa-bisanya Ezra berjalan santai dan meninggalkan Kyra yang masih betah mematung.

Kyra mengelus kepalanya yang dikecup Ezra tadi. Ia dapat merasakan wajahnya memanas seketika. “Ini bukan mimpi, kan?”

***

Belum banyak perubahan yang terjadi pada hidup Kyra setelah menikah, selain keberadaan Ezra dan tempat tinggal yang berbeda. Kebiasaan Kyra bahkan masih belum berubah. Seperti yang satu ini.

“Kamu nggak sarapan, Ra?” tanya Ezra yang sudah mengenakan pakaian rapi. Kaos polo pendek berwarna navy dan celana jeans. Wajah tampannya bahkan sudah terlihat segar dan bersinar.

Kyra tak menjawab. Setiap pagi wanita itu selalu sibuk dengan barang-barang yang ia bawa dari tempat tinggal sebelumnya. Barang-barang yang sangat berharga untuk keberlangsungan karirnya sebagai Selebgram. Apalagi kalau bukan barang-barang untuk membuat konten.

“Ra!” tegur Ezra.

“Iya, Pak,” jawab Kyra tanpa menoleh. Membuka paket-paket ini lebih menarik dibanding keberadaan Ezra.

“Ih, Pak Ezra! Kok ditarik, sih!?” gerutu Kyra tak terima. Wanita itu segera menoleh ke arah suaminya. Niat hati ingin memelototi Ezra, namun seketika menciut karena Ezra menatapnya dengan tatapan lembut.

“Bisa disimpan dulu barangnya? Kamu belum sarapan, Ra.”

Entah mengapa Kyra merasakan bulu kuduknya merinding, padahal Ezra tidak menunjukkan taringnya sama sekali. Wanita itu mengerjap pelan, lalu menelan salivanya dengan susah payah. Tanpa perlawanan lagi, Kyra menuruti kata-kata Ezra. Ia menyimpan barang-barangnya dengan enggan.

“Nggak usah cemberut gitu, dong. Kita sarapan bubur ayam Pak Kohar, yuk!”

Mata Kyra berbinar seketika, sementara Ezra menggeleng pelan melihat perubahan ekspresi istrinya. Menurut informasi yang didapatkan Ezra dari Fanny—sahabat Kyra, istrinya itu memang sangat menyukai bubur ayam Pak Kohar—yang tidak jauh dari kampus.

“Tapi saya belum mandi, Pak,” keluh Kyra saat menyadari ia hanya menyikat gigi dan mencuci wajahnya tadi.

“Tetep cantik, kok.”

Blush!

Wajah Kyra seketika merona. Bisa-bisanya suaminya itu berbicara dengan nada datar tapi membuatnya ketar-ketir. Apa ini salah satu keahlian Pak Ezra?

***

“Wah! Itu Pak Ezra sama Kak Kyra, kan?”

“Iya! Duh! Pengantin baru kemana-mana berdua, ya!”

“Gemes nggak, sih, liat mereka? Nggak nyangka banget mereka bakal nikah. Soalnya, kan, nggak pernah tuh denger info Pak Ezra punya pacar.”

Dan lebih banyak lagi komentar yang Kyra dan Ezra dengar saat mereka baru saja sampai ke tempat Pak Kohar. Ezra hanya tersenyum tiap kali ada yang menyapa. Lain lagi dengan Kyra yang akan menyapanya balik. Bahkan ia sempat-sempatnya melayani orang-orang untuk foto bareng—yang kebanyakan dari mereka adalah para remaja.

Ya, seperti yang diketahui, selain karena konten yang seru, Kyra juga terkenal dengan keramahannya. Maka dari itu, banyak orang yang menyukainya.

“Permisi, Kyra-nya saya pinjem dulu, ya.”
Ezra menarik tangan Kyra dengan lembut. Jika tidak dihentikan, sesi foto bareng tidak akan selesai-selesai. Sementara itu bubur pesanan mereka akan segera datang.

“Lain kali, ya, foto-fotonya. Terima kasih.” Ezra kembali angkat bicara ketika Kyra akan berfoto dengan seorang gadis yang baru saja datang.
Ezra dan Kyra kini sudah menempati bangku yang cukup jauh dari kerumunan. Meski begitu, mereka sadar ada beberapa orang yang mengambil gambar mereka diam-diam.

“Pak Ezra udah kayak bodyguard, ya?” celoteh Kyra sambil mengunyah cakue yang menjadi toping di atas bubur ayam.

“Jelas. Saya, kan, bodyguard kamu seumur hidup,” jawab Ezra santai. Pria itu mulai menyantap bubur ayam yang sudah teraduk.

Nah, kan! Wajah Kyra kembali memerah. Sepertinya ini menjadi hal yang akan sering terjadi padanya. Kata-kata Ezra yang tak terduga, ternyata memiliki pengaruh pada warna merah di wajah Kyra.

Kyra tak menjawab lagi. Kali ini ia akan fokus menyantap bubur ayam di hadapannya. Meski sesekali ia melirik cepat ke arah Ezra—yang ternyata menatapnya dalam-dalam.

Duh, Pak Ezra bisa nggak, sih, ngeliatinnya nggak kayak gitu? Bisa kena diabetes saya, Pak!—UHUK!

Kyra batuk-batuk karena tersedak. Bubur yang dimakannya salah jalan, sehingga Kyra tak bisa menahannya lagi. Ah, bukan! Ini bukan salah buburnya, tapi ini karena Kyra yang salah tingkah ditatap Ezra seperti itu.

Kyra dapat merasakan punggungnya ditepuk-tepuk oleh Ezra. Setelah mereda, ia segera menoleh ke arah Ezra. Ia dapat melihat raut kekhawatiran di wajah tampan suaminya itu.

“Terima kasih, Pak,” ucap Kyra dengan senyum malu-malu.

Ezra memberikan air minum, dan menepuk puncak kepala istri cantiknya. “Nanti lagi, jangan makan sambil melamun, ya, Ra.”

Kyra mengangguk sambil menyunggingkan cengiran lugunya. Memang, melamun saat makan itu tidak baik, apalagi jika ditatap pria tampan.

B E R B A H A Y A.

To be continue...

Gimana dengan bagian ini? Lanjut, nggak, nih? 😬

Aku  nggak kuat nahan ini di draft berhari-hari. Nunggu bagian terakhir Fool's Paradise nggak kelar-kelar nulisnya, gegara butuh emosi yang cukup menguras buat mikir. Jadi aja upload cerita ini sekarang. Nggak apa-apa, ya? 🤣

Terima kasih sudah bersedia mampir di lapak ini. Semoga betah, ya! 💜💜💜

See you next part!

Luv,
HD💜

Match Made in HeavenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang