Chapter 7

4.3K 319 9
                                    

"Ra..."

Suara bariton yang serak-serak itu berhasil membuat bulu kuduk Kyra berdiri. Wanita itu segera menoleh ke belakang.

"Iya, Mas?"

Mata bulat Kyra sedikit melebar saat melihat pemandangan pagi yang indah ini. Wajah Ezra yang basah, serta rambutnya yang acak-acakan, memiliki karisma tersendiri. Namun tak lama, alis Kyra bertaut heran.

"Loh, Mas Ezra nggak ngajar?" tanya Kyra saat menyadari pakaian suaminya itu hanya mengenakan kaos hitam pendek dan celana basket.

Ezra menggeleng. Ia meneguk segelas air yang sudah tersedia di meja makan. "Ini hari Sabtu, Ra."

Ah, Kyra baru ingat kalau setiap hari Sabtu, Ezra tidak mengajar. Biasanya pria itu akan mengisi harinya dengan menemani kegiatan Kyra.

Kyra menepuk dahinya sendiri. Ia benar-benar lupa. Ia juga menatap nanar kotak bekal yang baru saja selesai dibuat.

"Terus aku masak ini buat apa?" keluh Kyra sambil memperlihatkan kotak bekalnya pada Ezra.

Kyra keluar dari kamar dari pagi-pagi sekali. Bergelut dengan alat dapur dan berniat membuat bekal untuk Ezra, karena ia belum menyadari bahwa ini hari libur suaminya itu. Namun ternyata semuanya terlihat sia-sia. Ezra libur mengajar, itu artinya pria itu tidak membutuhkan bekal.

Ezra bangkit dari duduknya, lalu mendekati Kyra. Pria itu tampak memerhatikan kotak bekal yang diperlihatkan oleh Kyra, kemudian menatap istrinya itu dengan lembut.

Ezra meraih kotak bekal-yang berisi nasi kepal yang dikhiasi nori, telur iris, ayam popcorn dan selada. Sunggingan tipis tercipta di wajah itu, serta matanya yang berbinar-tersirat sebuah rasa terima kasih.

"Kamu tenang aja, Ra. Ini bakal saya makan kok," ucap Ezra sembari menepuk puncak kepala Kyra yang masih cemberut.

"Terus, sandwichnya gimana?" adu Kyra sembari memperlihatkan menu sarapan yang sudah ia buat juga.

Dua buah roti gandum yang di dalamnya terdapat telur ceplok, selada, potongan tomat dan keju slice. Tentu sudah diberi saus dan mayonaise di dalamnya.

Ezra tertawa kecil. Istrinya itu menggemaskan jika sedang cemberut begini.

"Bakal saya makan, kok. Kamu tenang aja, Ra."

Ezra mengambil alih satu buah sandwich yang sudah disiapkan Kyra. Perutnya sudah meronta ingin diisi.

Tanpa diduga, Kyra memeluk leher Ezra dari belakang, lalu mengecup pipi pria itu tanpa ragu.

"Makasih, ya, Mas Ezra!"

Berbanding dengan keberaniannya beberapa detik lalu, kini Kyra menjadi sangat malu karena tingkahnya yang spontan tadi. Wajahnya saat ini pasti sudah seperti udang rebus.

Kyra enggan menoleh ke arah Ezra. Wanita itu segera mengambil sandwich bagiannya sambil menunduk. Meski begitu, tanpa perlu melihat dengan jelas, Kyra merasakan tatapan Ezra begitu dalam hingga ia berada jauh di dalam sana.

"Mas Ezra, makan, gih! Kalau liatin aku terus nanti sandwichnya nggak abis-abis," ucap Kyra yang salah tingkah saat iseng mendongakan kepala karena penasaran, dan memergoki Ezra yang tengah menatapnya.

Benar, kan, dugaan Kyra? Pria itu malah lebih asyik melihatnya dibandingkan sandwich yang sudah dipegang.

"Aku nggak mau, ya, masakan buatanku tersisa. Mas harus makan sampai habis pokoknya," omel Kyra karena sebal sendiri melihat Ezra masih tetap memandanginya sembari senyum-senyum.

"Iya, Sayang," jawab Ezra tanpa beban.

Detak jantung Kyra mendadak bergemuruh hebat dan berhasil membuat tubuhnya terpaku dan tak bergerak. Apa ia tidak salah dengar? Ezra baru saja memanggilnya 'sayang'?

Aish! Curang sekali! Bisa-bisanya dengan dipanggil sayang dengan suara Ezra yang berat dan seksi, Kyra merasa semuanya tak berdaya. Ini terlalu lemah. Ia tidak boleh goyah semudah itu.

"Ya udah cepet makan! Nggak usah sayang-sayang, Mas. Nanti saya keselek!" jujur Kyra yang tidak bisa menyembunyikan wajahnya yang memerah, namun ia masih bisa mendengar Ezra tertawa kecil.

"Iya, Sayang."

"HEH!" Kyra melototkan mata dan mengerucutkan bibirnya.

Kemudian Kyra beralih memakan sandwich dengan susah payah, sembari menahan matanya yang ingin terus melirik Ezra.

Ini mata kenapa jelalatan, sih? Keluh Kyra dalam hati, setelah ia lagi-lagi tidak bisa menahan matanya untuk tidak melirik Ezra. Suaminya itu rupanya sudah 'anteng' memakan sarapannya.

"Hari ini kamu ada jadwal ke mana?" tanya Ezra setelah keheningan tercipta beberapa menit, karena mereka sibuk menghabiskan sarapannya masing-masing. "Biar saya temani," lanjut Ezra.

Kyra mengerutkan kening, juga mengetuk-ngetuk jari telunjuknya di dagu. Bibirnya melengkung ke bawah tiba-tiba, sorot matanya pun meredup, "Sayang banget aku nggak ke mana-mana. Padahal Mas suami udah siap menemani," ucap Kyra penuh sesal.

Beberapa detik kemudian, ekspresi Kyra berubah seratus delapan puluh derajat. Wajahnya terlihat sumringah. Ternyata ia hanya pura-pura sedih.

"Aku libur Mas, tapi boleh kan aku tetep minta temenin?" tanya Kyra dengan mata yang berbinar.

Ezra mengulurkan tangannya, mengelus pipi Kyra sesaat dan beralih menggenggam tangan Kyra yang berada di atas meja. "Anything for you, Ra."

Blush!

Ezra kumat lagi! Ah bukan, Kyra kumat lagi. Penyakit detak jantung abnormalnya, serta kaki 'meleyot' kembali kambuh. Pria itu memang paling bisa membuat Kyra ketar-ketir sendiri.

"Ke ujung dunia pun, saya jabanin," balas Ezra melanjutkan.

Hentikan! Ini tidak bisa dibiarkan. Mulut manis Ezra ini bisa menimbulkan hal yang lebih dahsyat. Saking manisnya, kepala Kyra mendadak berdenyut nyeri.

"Ke kamar," jawab Kyra tanpa sadar.

"Ya?" Sebelah alis Ezra terangkat. Pria itu terlihat bingung mendengar jawaban Kyra. "Kamu mau ke kamar, Ra? Ngapain? Tidur?" tanya Ezra bertubi-tubi.

Ezra keheranan sendiri. Apa maksud dari permintaan Kyra? Lagi pula ini masih terlalu pagi untuk kembali tidur.

Kyra menggeleng kuat. Ia menatap Ezra dengan tatapan polosnya. "Aku mau peluk Mas Ezra seharian, boleh?"

Baiklah, Kyra sudah kalah dengan segala gejolak di dalam hatinya. Berdekatan dengan Ezra benar-benar membuatnya hilang kendali.

"Boleh, Sayang."

Tidak ada yang hal lain yang bisa Ezra lakukan, selain menerima permintaan Kyra.

To be continue...

Holaaaaa! Pasti udah pada lupa, nih, sama cerita ini? 😂
Maaf yaa baru sempet update, dikit pula. Hoho.

Terima kasih sudah setia main-main di cerita ini. Jaga kesehatan buat semuanya. Borahaeeee ✨💜

See you next part!

Luv,
HD💜

Match Made in HeavenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang