Chapter 3

8K 511 7
                                    

"Tiffany binti Su'eb bener-bener, ya!"

Kyra menelungkupkan wajahnya di atas tumpukan pakaian di dalam koper yang terbuka. Ia terkejut ketika mendapati beberapa lingerie berwarna merah menyala dari dalam kotak yang Fanny berikan kepadanya. Sahabatnya itu bilang kotak ini adalah hadiah yang paling luar biasa, yang boleh dibuka saat sampai di tempat bulan madu.

Kyra nyaris menangis, karena tak kuasa membayangkan ia menggunakan pakaian laknat itu di depan suaminya. Mengingat, selama hampir satu minggu mereka menikah, Kyra tidak pernah sekalipun menggunakan pakaian minim di depan Ezra. Setiap tidur bahkan Kyra lebih memilih piyama-piyama lucu dan nyaman dikenakan. Dan yang lebih gila adalah saat Fanny dengan seenaknya mengganti piyama-piyama itu dengan kotak-yang berisi pakaian 'tidur'.

"Kamu nggak apa-apa, Ra?"

Suara bariton itu menyapa lembut ke telinga Kyra, dan membuat bulu kuduknya berdiri. Aroma mint dari sabun mandi yang Ezra kenakan menguar kuat ke indera penciuman Kyra. Hal ini membuat Kyra semakin menenggelamkan kepalanya.

Merasakan tubuh-yang Kyra yakini bertelanjang dada-itu mendekat, masih dengan menenggelamkan kepalanya, Kyra berusaha menyembunyikan benda laknat itu ke dalam pelukannya. Ia berharap Ezra tidak melihatnya barang setitik pun.

"Ra!" Ezra mulai panik ketika Kyra tidak menjawab. Istrinya itu masih betah menelungkup di atas koper. "Apa yang sakit?"

Kyra menggeleng tanpa mengubah sedikitpun posisinya. Ia bahkan merasa lidahnya kelu untuk sekadar mengeluarkan suara.

"Ra!"

Ezra sudah menyentuh tubuhnya, dan hal ini tentu membuat Kyra panik.

"Saya nggak apa-apa, Pak," jawab Kyra dengan cepat. Masih dengan posisi yang sama, Kyra menoleh ke arah Ezra yang ada di sampingnya. "Pak, boleh keluar sebentar, nggak?" pintanya.

Ezra mengernyit bingung saat melihat wajah juga mata Kyra yang memerah. "Kamu kenapa, Ra?" tanya Ezra khawatir.

Bibir Kyra bergetar. Ia menahan napas agar tangisnya tidak tumpah. Kyra menggeleng kuat, lalu kembali menenggelamkan wajahnya ke atas koper.

"Pak Ezra keluar dulu, dong. Tolong!" ucap Kyra sedikit tak jelas karena suaranya terbekam.

Kepanikan Ezra semakin bertambah ketika mendengar suara Kyra yang tercekat. Ia yakin istrinya itu tidak baik-baik saja. "Nggak! Sebelum kamu bilang sama saya apa yang terjadi."

Bebal!

Pak Ezra nggak ngerti apa, ya? Kyra benar-benar menangis sekarang. Ia kesal sekaligus malu.

"AKU INGIN KE PASAR! Hiks!"

Mendengar teriakan Kyra di balik koper itu, membuat Ezra mengernyit bingung. Rasa paniknya tidak sepenuhnya hilang, tapi kali ini kebingungan lebih mendominasi.

"Hah?"

Kyra mengangkat tubuhnya tiba-tiba. Bibirnya melengkung ke bawah. Air mata mengalir begitu saja di pipinya yang tembam. Dengan kesal ia melempar lingerie-lingerie itu ke sembarang arah, lalu bangkit dan menarik lengan Ezra-yang rupanya sudah memakai kaos-untuk mengikuti keinginannya.

"Ayo, kita ke pasar, Pak!" kata Kyra dengan nada memaksa.

Sementara itu, Ezra masih dilanda kebingungan karena Kyra yang bertingkah aneh tiba-tiba berteriak dan menangis. Istrinya itu bahkan melempar beberapa pakaian dengan murka.

Memang apa yang salah dengan pakaian berwarna merah menyala itu? Sepertinya tidak ada yang aneh, pikir Ezra.

Match Made in HeavenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang