Chapter 12

3.9K 280 51
                                    

“Udah sebulanan nggak ke sini, kamu nggak kangen sama Mami, Ra?”

Gina, wanita paruhbaya itu menyambut Kyra dan Ezra dengan hangat. Beliau selalu tampak heboh jika kedatangan anak dan menantunya.

Sore ini, Ezra dan Kyra mengunjungi rumah orang tua Ezra, seperti yang mereka rencanakan malam tadi. Biasanya, Ezra dan Kyra akan menyempatkan diri untuk mengunjungi kedua orangtua mereka. Dalam waktu satu bulan, minimal satu malam mereka menginap di rumah masing-masing orangtua. Misal, minggu pertama di rumah orangtua Ezra, maka minggu ketiga menginap di rumah orangtua Kyra.

Namun, jika keadaan tidak memungkinkan, ya mereka tidak bisa hadir. Kecuali, jika sempat untuk sekadar datang dan menengok.

“Mas Ezra tuh, sibuk!” ejek Kyra dengan menaik-turunkan kedua alisnya menggoda Ezra.

Sementara itu, pihak yang dituduh hanya menggeleng-gelengkan kepala. Tangannya terulur untuk mengacak-acak rambut Kyra.

“Sebenernya keliatan, kan, Mi, yang sibuk yang mana?” Sepertinya Ezra tengah melayangkan serangan balik. Sebuah sunggingan miring dan jailnya terpasang nyata di wajah tampan milik Ezra.

Gina yang melihat pasangan suami istri—yang sibuk saling ejek itu hanya bisa menggelengkan kepala dan terkekeh geli.

“Kalian berdua sama aja. Sama-sama sibuk!” balas Gina tak mau kalah. Ia tahu seperti apa kesibukan Kyra sebagai influencer sosial media, dan ia juga tahu bagaimana tidak bisa diamnya Ezra dalam kesibukannya sebagai dosen dan pemateri.

“Yuk ke dalem, Mami udah bikinin seafood favorit kalian!”

Gina merangkul sang menantu untuk mengikuti langkahnya, diikuti juga dengan Ezra di belakang.

“Mora mana?” tanya Kyra yang tidak melihat batang hidung dari adik perempuan Ezra itu.

Mereka kini sudah berada di ruang makan. Hanya bertiga. Kyra, Ezra dan Mami Gina. Sementara dua penghuni rumah yang lain tidak ada di rumah. Zidan—Papi Ezra—sedang melakukan perjalanan dinas, dan Zamora belum muncul ke permukaan.

“Bilangnya, sih, ada kerja kelompok. Tapi Mami nggak percaya. Kemarin aja Mami pergokin dia teleponan sama cowok,” ucap Gina yang sudah ada dalam mode ghibah.

Membicarakan anak kelas tiga SMA yang satu itu memang sasaran empuk. Apalagi sambil menyantap makanan nikmat. Pembicaraan semakin panas.

Kyra terlihat begitu antusias. Pasalnya ia tahu beberapa cerita tentang adik iparnya itu, karena Zamora selalu bercerita tentang Mas ‘Crush’nya kepada Kyra.

“Mami tau namanya siapa?” tanya Kyra penasaran.

Sementara itu, Ezra seperti terjebak di dalam dunia perghibahan dua perempuan ini. Sudah terbiasa, sih, hanya saja …. Ah, lebih baik ia fokus menyantap makanannya saja. Setidaknya, Kyra sudah bisa melupakan sedikit rasa sedihnya yang kemarin-kemarin.

Gina tampak berpikir. Ia mencoba mengingat-ngingat siapa nama kontak yang sempat ia intip sebelumnya itu.

“Nggak tau, sih, lupa. Siapa, ya?” Gina bingung sendiri, karena ia pun tidak tahu siapa yang sedang dekat dengan Zamora.

“Yaaaah! Mami nggak seru, deh,” keluh Kyra bak penonton kecewa. Ini hanya pura-pura saja.

“Lagian bagus, deh, Mora nggak ada. Tukang rusuh!” ucap Ezra dengan santai, namun berakhir ringisan karena diserang oleh cubitan kedua wanita tersayangnya.

Benar! Karena memang benar adiknya itu tukang rusuh. Zamora itu bisa mengambil alih Kyra di rumah ini. Dia lebih bar-bar dari sang mama. Bahkan tidak tanggung-tanggung, Zamora akan melarang Ezra untuk satu kamar dengan Kyra. Karena Kyra akan diboyong ke kamar Zamora untuk menghabiskan waktu dengan bermake-up dan girl’s talk semalaman.

Match Made in HeavenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang