"Lo jangan lupa besok pagi ada pemotretan, Ra!"
Sudah seperti alarm, Fanny terus mengingatkan jadwal Kyra-yang sempat tertunda karena perpanjangan masa cuti dari pengantin baru itu. Meski tidak terkena protes, tetap saja Fanny-sebagai manager sekaligus sahabat Kyra-bertanggung jawab atas jadwal-jadwal Kyra.
Kyra dan Ezra baru pulang dari Belitung kemarin malam. Mereka hanya memiliki satu hari jeda, sebelum kembali ke rutinitas.
"Iya, Fan. Berisik, deh!" balas Kyra dengan memasang wajah malas.
Sementara itu, dengkusan terdengar dari mulut Fanny. Gadis itu memelototi Kyra secara virtual. Jika ada di depannya, sudah Fanny toyor kepala anak menyebalkan itu. Sayangnya, panggilan video ini menyelamatkan Kyra secara tidak langsung.
"Lo nggak lupa pesenan nyokap gue, kan? Selama lo di Belitung, nyokap gue nggak ada absen minta tolong buat pesenin lada putih sama belacan. Pusing banget gue dengernya," keluh Fanny di seberang sana.
Hal ini membuat Kyra terkekeh geli. Terbayang sudah bagaimana frustrasinya Fanny ketika menghadapi Tante Miya yang tidak sabaran dan menggebu-gebu-terhadap yang berbau dengan segala hal di dapur. Akan terlihat jenaka tiap kali merengek sesuatu pada Fanny. Entah itu bahan makanan, bumbu rempah atau pun alat-alat masak.
Wajar saja jika lada putih dan belacan menjadi bahan incaran Tante Miya. Selain karena kesukaannya pada hal-hal di dapur, Tante Miya mengincar lada putih karena Belitung dikenal dengan pengekspor lada putih terbesar nasional dan penghasil lada putih terbaik.
"Tenang! Gue nggak lupa, kok. Mami nitip soalnya," jawab Kyra santai. Melihat wajah tertekan Fanny, membuat Kyra berhenti menjahilinya.
"Mami?" Fanny terlihat mengernyitkan dahi. Pasalnya Kyra memanggil ibunya dengan panggilan Ibu.
"Ah, itu Maminya mas Ezra," terang Kyra.
Fanny menepuk jidatnya, lalu menatap Kyra dengan tatapan jahilnya. Ia pura-pura terbatuk, "Ekhem! Udah ada peningkatan, ya, sekarang?"
Kyra menautkan kedua alisnya, "Apaan?"
Masih mempertahankan raut wajahnya, Fanny semakin gencar menggoda Kyra. "Bau-baunya, gue bakal punya keponakan bentar lagi."
"Lo makin ngaco, sumpah!"
Kyra masih kebingungan dengan situasi yang terjadi. Memang dia ada salah bicara tadi? Otak Kyra secara otomatis mengkilas balik ucapan apa saja yang sempat ia ucapkan sebelumnya.
"Kayaknya lingerie hadiah dari gue bikin Mas Ezramu bergelora, kan?"
Sial! Kyra mengerti sekarang yang dimaksud Fanny. Memang apa hubungannya panggilan 'Mas Ezra' dengan hadiah laknat itu? Fanny tidak tahu saja, hanya menggunakan daster yang dibelinya di pasar saja, suaminya itu sudah lebih dari bergelora. Eh. Maaf, ini bukan konsumsi publik!
"Otak lo butuh bayclin, Fan! Biar balik putih bersih, nggak kebanyakan kotoran," timpal Kyra gemas sendiri.
Kyra yang sedang berleha-leha di sofa kamar terperanjat saat Ezra keluar dari kamar mandi. Pria itu baru saja selesai membersihkan diri. Ini dapat dilihat dari wajahnya yang tampak segar dan rambutnya yang basah.
Untuk kali ini keadaan aman terkendali, karena Ezra sudah membiasakan diri untuk menggunakan handuk kimono. Ini permintaan Kyra, karena lebih sering terkena serangan jantung saat pria itu bertelanjang dada.
"Gue matiin, yak! Suami gue udah kelar!" Tanpa menunggu jawaban jahil Fanny, Kyra langsung mengakhiri panggilan.
"Siapa, Ra?" tanya Ezra yang sudah mengenakan kaos santai berwarna navy dan celana basket andalannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Match Made in Heaven
Romance[Pemenang ke-III Kategori Best Script di Event MAC2024 oleh Penerbit Prospec Media] "Mereka benar-benar pasangan yang serasi." "Kyra dan Pak Ezra bersatu, wesss pasti anaknya serbuk berlian, guys!" Uhm... Jadi, apa benar Kyra dan Ezra pasangan yang...