Chapter 24

2.7K 199 47
                                    

Tidak bohong jika Kyra bersama Fanny hari ini. Namun wanita itu tidak benar-benar pergi dari rumah. Kyra justru meminta tolong pada Fanny dan mereka menghabiskan waktu bergelut di dapur dengan berbagai macam bahan-bahan kue yang ada di depan mereka.

“Kenapa nggak beli aja, sih, Ra? Rempong banget deh kita bikin ginian,” keluh Fanny yang wajahnya sudah bertaburan tepung.

Tidak hanya gadis itu, Kyra pun sama parahnya. Wajah Kyra sudah penuh dengan tepung-tepung, juga dengan pakaiannya.

“Enak aja beli.” Kyra mendelik sebal. Ia masih sibuk memasukkan tepung yang sudah ditimbang ke dalam wadah. “Gue kan mau buat kue yang spesial untuk Mas Ezra, dengan tangan gue sendiri.”

“Dengan tangan gue sendiri,” cibir Fanny mengikuti kata-kata Kyra. Kali ini Fanny yang mendelik sebal sembari mencebikkan bibirnya, “Kalo gitu lo kerjain sendiri, dong. Ngapain bawa-bawa gue?”

Cengiran jail terpampang nyata di wajah Kyra. Ia tidak ragu menarik bahu Fanny dengan tangannya yang penuh tepung. “Ya, kan, lo sahabat gue, Fan. Nggak ada salahnya kita berbagi soal pekerjaan ini.”

Fanny melepaskan tangan Kyra, dan menepuk-nepuk bahunya yang banyak serbuk putih itu. “Berbagi-berbagi lo! Soal ginian aja lo bagi-bagi. Tapi Pak Ezranya nggak ada tuh lo bagiin,” dumel Fanny dengan bibir yang mengerucut.

Tanpa ragu-ragu Kyra melempar segenggam tepung terigu ke arah Fanny. “Heh! Jangan ngomong sembarangan lo, ya! Mas Ezra cuma punya gue, nggak akan gue bagi-bagi. Enak aja!”

Tak mau kalah, Fanny pun melakukan hal yang sama. Ia membalas melemparkan segenggam tepung terigu ke arah Kyra.

“Hilih!”

Alhasil, mereka saling membalas melempar tepung. Keduanya tampak begitu bahagia. Dibanding sedang membuat kue, mereka lebih terlihat seperti main tepung dan mengacaukan dapur.

“Udah sana! Lo bantu gue dengan doa aja,” usir Kyra yang mendorong Fanny untuk diam duduk di kursi. “Bikin rusuh lo, cemong!” lanjutnya yang tak bisa menahan geli saat melihat kondisi Fanny yang berantakan penuh tepung.

“Cemong teriak cemong, lo! Dasar cemong!” gerutu Fanny yang melihat kondisi Kyra tidak jauh darinya.

***
“Udah gue bilang, lo mah nggak ada bakat di dapur, Ra!”

Fanny tidak kuasa menahan tawanya saat melihat kue hasil buatan Kyra sangat jauh dari ekspektasi. Tidak ada kue yang berkembang sempurna di loyang sana. Melainkan kue yang tidak perlu lagi dekorasi dark chocolate.

“Apalagi so-soan bikin kue kayak gini. Lo bisa buat sarapan nasi goreng aja, gue mah bersyukur tujuh turunan.”

Mendengar kata-kata Fanny, Kyra mendengkus sebal. Ia menatap nanar kue yang tidak layak dimakan di hadapannya. Kue ulang tahun khusus untuk Ezra gagal dibuat.

Setelah memasukkannya ke dalam oven, Kyra dan Fanny bergegas mendekorasi kamar Kyra dan Ezra. Ini salah satu rangkaian kejutan untuk suaminya itu. Saking asyiknya, Kyra benar-benar lupa dengan kue yang sedang ia panggang. Alhasil, aroma gosong mulai menguar ke indera penciuman.

Untung saja tidak sampai terjadi kebakaran.

Untung.

“Lo juga salah banget milih gue jadi partner masak. Lo tau sendiri, kan, kalau kita itu sebelas-dua belas soal urusan dapur,” lanjut Fanny.

Fakta itu benar-benar menampar Kyra. Seharusnya Kyra berpikir realistis saat mengajak Fanny untuk membantunya membuat kue. Ia lupa kalau mereka sama saja. Sama-sama tukang bikin onar di dapur.

Match Made in HeavenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang