•♡ TXT IMAGINE ♡•

💙32 - Done ✂💛

BGM :
🎧 Judika - Putus atau terus

( Disarankan supaya cerita lebih mengena )

Happy Reading

.

.

.

💛💙💛

Ctik..ctik..

Me
Pagi oppa, sedang apa?

Send..

.......

Rubahku 💛
Pagi juga chagi. Ini siap-siap mau ke studio, seperti biasa 😊

Me
Sepulang dari studio, bisa kita bertemu?

Send..

.......

Rubahku 💛
Iya bisa. Tunggu ya, love u 😘

Me
Love u to 😘

Sembari menunggu kedatangannya, aku merebahkan diriku dan mulai membuka file foto di galeri ponselku. File yang kutempatkan khusus dan kuberi nama "With rubahku 💛".

Aku tersenyum setiap kali melihat slide demi slide fotoku dengannya. Dari mulai gaya santai, gaya unik, gaya romantis dan banyak lagi gaya yang sulit untuk dijelaskan karna sungguh tidak jelas alias absurd.

Setiap foto ini membuatku kembali bernostalgia ke masa masa saat itu dengannya. Ingin sekali kembali ke masa saat itu, masa dimana semua terasa begitu menyenangkan dan tidak membosankan.

Dan saat ini aku merasa semua sudah mulai membosankan.

Huhhhfff...
"Apa aku benar-benar merasa bosan, atau ini hanya rasa bosan yang sementara hinggap?"

"Apa semuanya harus berakhir sampai disini?"

.
.
.

Ding.. Dong..

Ding...

Cklek...

"Hai, maaf membuatmu menunggu lama."
Cup..

Cup..

"Nee tidak apa oppa. Bagaimana, semua lancar?"

"Ya begitulah. Sama, tidak ada yang berubah. Mau kemana kita hari ini?"

"Kemanapun, asal nyaman."

"Baiklah, sepertinya aku tahu dimana itu. Kajja, tuan putri."
Aku tersenyum cerah melihatnya yang menyambutku bak seorang tuan putri yang hendak menaiki kereta kencana. Dasar pria ini.

Beberapa menit perjalanan, sampailah kami disebuah tempat yang terasa begitu sejuk dengan di dominasi warna hijau. Sungguh alami dan menenangkan.

Dia sangat tahu apa yang saat ini kubutuhkan.

Untuk memasuki area ruang terbuka hijau ini, kami harus berjalan terlebih dahulu. Tidak cukup jauh tapi mampu membuat kaki kami berolahraga ringan karna terus berjalan.

Aku tak hentinya menatapnya yang tengah berjalan beriringan denganku. Tubuhnya yang begitu tinggi tegap membuatku sedikit mendongak untuk menatapnya. Tangan rampingku dengan reflek menggelayut di lengan kekarnya sembari menyandarkan kepalaku disana dengan nyaman.