💙42 - Done For Me 🔪💛

245 39 5
                                    

BGM :
🎧 Punch - Done for me

( Disarankan supaya cerita lebih mengena )


Happy Reading

.

.

.

💛💙💛

"Appa.."
"Eommaa..."

Aku berteriak histeris melihat kedua orang yang kucintai tergeletak tak berdaya dengan berlumuran darah. Aku berusaha menyadarkan mereka namun tidak ada jawaban apapun. Hanya tubuh dingin nan kosong.

"Jangan tinggalkan (YN).. Hiksss.."
"Appaa.. Eommaaa.."

Tak berselang lama, seorang pria keluar melewatiku dengan pisau berlumuran darah berada ditangannya. Kami sempat bertatapan namun hanya beberapa detik saja. Ia nampak ketakutan menyadari keberadaanku.

"Mian.."
Satu kata yang terucap dari mulutnya sebelum benar-benar pergi dariku. Aku masih mengingat semua itu hingga saat ini bahkan aku merekam dengan jelas bagaimana wajahnya.

Aku mengingat semua kenangan pahit itu. Aku tumbuh dewasa dengan rasa sakit teramat dalam. Semua kesedihan itu tak mudah untuk hilang, rasa sakit itu pun masih terus menyerangku kala sendiri. Aku masih ingin melihat orang itu mati dihadapanku. Aku ingin keluarganya merasakan apa yang kurasakan.

Aku tidak akan membiarkanmu hidup tenang, pembunuh.

🔪🔪🔪

Beberapa tahun kemudian...

Prakk..
Byurr..
Prakk..

"Hahahhaa.. Lihat, si cupu seperti adonan kue sekarang."

"Iuuuhh.. Bau telur busuk.."

"Dasar menjijikkan, enyah sana kau dari hadapanku."

Entah apa salahku sampai aku harus menerima semua ini. Aku hanya bisa terdiam sembari membersihkan tubuhku yang kini dipenuhi tepung dan telur, sama seperti adonan roti.

Aku sudah terbiasa dengan perlakuan ini.

Tug.. Tug..

"Kupikir dijaman milenial seperti ini pikiran anak-anak muda menjadi jenius, cihhh.. Ternyata masih saja, pikirannya tetap bodoh dan semenjijikkan sampah."

Mendengar celetuk itu, ke tiga anak yang membullyku itu segera pergi tunggang langgang seakan melihat hantu dihadapannya. Aku segera mendongak kearah seseorang tersebut.

Pantas saja mereka lari, batinku.
Orang itu ternyata Choi Yeonjun, putra dari petinggi pemilik tempatku bersekolah. Dia sangat populer dan tentu banyak yang segan dengannya.

"Mereka sangat buruk memperlakukanmu, aku akan melaporkan mereka ke komisi disipin sekolah agar mereka dihukum."

Aku tersenyum sinis.
"Percuma, hukum tidak akan berlaku untuk mereka yang memiliki uang bahkan bisa membeli hukum itu. Terimakasih sudah peduli padaku, permisi."

Aku segera pergi namun ia menahanku sejenak.

"Siapa namamu?"

"Kau tidak perlu tahu siapa diriku, itu tidak ada gunanya untukmu."
Aku kembali melanjutkan langkahku tanpa memerdulikannya.

"Hukum?"
"Dia tidak ada gunanya disini."

🔪🔪🔪

Srakk.. Srakk..

•♡ TXT IMAGINE ♡•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang