💙35 - Still With You ☔💛

418 69 57
                                    

BGM :
🎧 Jungkook BTS - Still with you ( versi instrumental music box )

( Disarankan supaya cerita lebih mengena )






Happy Reading

.

.

.

💛💙💛

Tik.. Tik.. Tik.

Zraaaasssh...

Dibawah guyuran air hujan di malam hari, aku masih asyik menari mengikuti alunan musik dari music box milikku. Tanpa merasa takut akan petir yang bisa saja muncul kapan saja atau angin besar yang mungkin datang di saat yang tidak tepat, aku masih menari menggerakkan seluruh anggota tubuhku.

Bagiku, suasana seperti inilah yang sangat nyaman untukku menari. Tenang, nyaman, sejuk, perpaduan yang sangat pas.

Tak memerdulikan pandangan oranglain padaku, antara kasihan, miris atau mungkin menganggapku tidak waras. Aku mengabaikan semuanya itu dan berfokus pada kesenangan yang diinginkan batinku.

Alunan musik terhenti membuat tariankupun berhenti. Apa kau berpikir aku akan berhenti begitu saja? Jawabannya adalah tidak. Aku masih melanjutkannya dan memutar ulang musik dalam music box milikku.

Saat aku hendak memulai menari kembali, seseorang menghampiriku dengan payung hitam miliknya. Mencoba menutupiku agar tak kebasahan. Walau aku sudah sangat basah kuyup saat ini.

"Kau bisa sakit jika terus-terusan seperti ini. Berteduhlah dan hangatkan badanmu. "

Aku tersenyum miring kearahnya.
"Aku sakit ataupun tidak, itu bukan urusanmu. Pergilah dan anggap kau tak melihatku. Itu jauh lebih baik untuk kehidupanmu daripada mengurusiku. "

Aku mencoba mengabaikannya namun ia menahanku dan tak membiarkanku begitu saja.
"Sekali saja, dengarkan ucapanku. "

"Ya, kau bukan keluargaku atau orang yang kukenal. Jangan ikut campur urusanku dan seakan kau ini keluargaku. Pergilah sebelum aku benar-benar membencimu. "
Aku malas mengatakannya tapi dia layak untuk kuberi perkataan seperti ini. Aku bahkan tak mengenal dirinya tapi dia seakan akrab denganku.

Bukannya pergi menjauh dariku, ia masih menetap memandangiku dengan tatapan sayunya. Ia merogoh ke sakunya dan nampak mengeluarkan sesuatu. Sebuah benda persegi berwarna putih, seperti pakaian yang dikenakannya.

Dia memberikan payung hitam yang ia bawa padaku dan menyodorkan sebuah sapu tangan tersebut padaku.
"Aku memang bukan keluarga atau orang yang kau kenal. Aku tidak berniat mencampuri urusanmu, aku hanya ingin peduli padamu. Ambillah dan kembalilah pulang. "

"Sekalipun di dunia kau tak memiliki seorangpun, tapi percayalah kau masih memiliki orang yang peduli padamu. Aku, orang itu adalah aku. Aku tidak ingin kau sakit."
Di tengah guyuran hujan, pria itu pergi begitu saja tanpa memikirkan tubuhnya yang mulai basah karena air hujan. Ia memilih memberikan payungnya padaku.

Aku menatap aneh ke arahnya hingga ia menghilang dari pandangan mataku. Aku masih tak mengerti kenapa dia sepeduli itu padaku.

"Kebaikanmu tidak ada gunanya untukku. Kau menyia-nyiakan kebaikanmu dan memberikannya pada makhluk dingin nan jahat sepertiku, orang asing. "

.
.
.

Uhukk..
Hachuu..

"Aisshhh.. Orang tidak berguna sepertiku kenapa harus merasakan sakit. Kenapa tidak langsung mati saja, tidak menyusahkan dan jauh lebih menyenangkan. "
Dengan keadaan tubuh yang lemas, aku terus mengumpat tak tentu arah dan mencoba mengobati diriku sendiri dengan apa yang ada di sekitar.

•♡ TXT IMAGINE ♡•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang