Gryffin membawa Bulan ke kamarnya karena kamar sebelahnya yang kosong belum sempat ia bersihankan, begitu pun ia tak menduga akan kedatangan gadis ini. Jadi, ia tidak mempersiapkan apa pun sebelumnya.Tibanya di kamar, ia membaringkan Bulan yang tidak terganggu sedikit pun seperti gadis ini memang doyan tidur, lalu ia menurunkan Bulan perlahan ke kasur.
Setelah badannya terlentang dengan sempurna, Gryffin menyelimuti tubuhnya hingga leher. Ia mengambil sesuatu di dalam laci nakas, setelah itu ia benar-benar pergi meninggalkan Bulan.
Kemudian Gryffin berjalan ke kamar sebelahnya, ia memasukan kunci yang tadi ia bawa lalu memutarnya dan pintu pun terbuka.
Kamar ini sudah lama tidak terpakai karena ia hanya sendirian singgah di rumah ini, maka ia hanya memerlukan satu kamar saja yang harus ia tempati.
Mula-mula ia membuka gorden yang tertutup serta jendela yang tertutup rapat pun dibuka supaya udara segar masuk, lalu beralih menyapu ruangan ini.
Setelah selesai ia segera mengganti seprai yang baru dan yang sudah buluk ia taruh di keranjang cucian.
Diwaktu yang bersamaan, tiba-tiba bel rumah berbunyi, Gryffin tergesa-gesa untuk turun.Sesampainya di bawah ia segera membuka pintu, ternyata kedatangan yang mengirim sambel kesukaannya.
"Sama Mas Gryffin, ya?" tanyanya meyakinkan.
"Iya, Mang betul," balasnya dengan kekehan kecil.
Kemudian bapak-bapak gojek itu memberikan kantung keresek yang berisikan sampel cumi. Tak lupa Gryffin pun berucap terima kasih.
Usai itu, ia kembali ke rumahnya untuk mencoba sambel cumi kesukaannya. Mengingat tempo lalu bahwa cumi sempat trending di Twitter karena di salah gunakan alias dipakai anu, tapi itu semua tidak berpengaruh untuk dirinya supaya tidak suka cumi.
Dia tetap pecinta cumi sejati.
Gryffin pergi ke dapur, membawa piring serta nasi, setelah selesai ia kembali ke meja makan dan langsung menyantapnya dibarengi dengan sambel cumi.
oOo
Tidak terasa hari pun mulai gelap, matahari sudah tenggelam dan digantikan dengan bulan serta bintang yang menghiasi langit.
Udara malam ini bisa terbilang sangat dingin. Gryffin sedari tadi, pemuda itu berkutat dengan buku mata pelajaran, ia cukup membacanya hingga paham setelah itu ia bangkit untuk beristirahat.
Jam menunjukan pukul 09 malam, ini memang waktu yang tepat untuk tidur. Gryffin membaringkan tubuhnya di kasur, tatapannya tertuju pada langit-langit kamar.
"Gue harus ngomong apa sama Bunda, kalau dia tau gue bawa cewek ke rumah?" tuturnya bingung.
"Argh! Bingung gue njir!" Gryffin mengacak-acak rambutnya, lalu menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya.
Akhirnya kantuk pun menyerang, Gryffin benar-benar terlelap yang tersisa hanya keheningan dan detakan jarum jam yang terdengar.
1 jam kemudian
Bulan yang tidur dari sore hari pun terbangun jam segini, ia melihat ke sekitarnya tidak ada siapa pun,
Ia ditinggal seorang diri."Apin ...." lirihnya seraya mata yang berkaca-kaca.
Bulan mendekap erat boneka panda miliknya, lalu ia keluar kamar seraya terus memanggil Gryffin yang tak kunjung memberi jawaban.
Tibanya di luar kamar, Bulan celingak-celinguk. Kemudian netranya tertuju pada pintu kamar sebelahnya yang sedikit terbuka.
Terselip pikiran untuk menghampiri kamar itu, Bulan pun beranjak pergi ke kamar tersebut. Ia membuka lebar-lebar pintu tersebut.
"Apin ... Kamu di sini?" tanyanya yang tak kunjung ada jawaban sedikit pun.
Gadis itu, main nyelonong masuk dan menghampiri kasur yang terdapat seseorang tertutup selimut. Ia memberanikan diri untuk membuka sedikit selimut itu.
Dan ...
Ya, dia Gryffin. Bulan merasa tenang seketika, lalu ia ikut berbaring di kasur dan masuk ke dalam selimut, Gryffin tidak terusik sedikit pun membuat Bulan lebih leluasa.
Bulan memeluk boneka dan mendekap Gryffin secara bersamaan sehingga boneka tersebut kegencet oleh badan mereka berdua.
"Emm, anget," gumamnya, setelah itu Bulan mulai memejamkan matanya dan kembali tertidur dengan nyaman.
oOo
Malam yang panjang pun berakhir, Gryffin samar-samar membuka matanya perlahan, kali ini tidurnya sangatlah nyenyak berbeda dengan hari-hari biasanya.
Sudah sepenuhnya matanya terbuka, ada yang janggal pada tubuhnya seperti ada yang melilit di pinggang.
Alih-alih Gryffin membuka selimut ... Dan ia terkejut mendapati Bulan yang tertidur pulas sembari memeluknya sangat erat.
"Bul! Bangun! Kenapa tidur di sini?" gerutunya kesal, ia sudah mencoba melepaskan tangan yang melilit di tubuhnya, tapi tidak terlepas.
"Apin ngantuk," lirihnya tanpa membuka mata.
Gadis itu, malah mendusel di dadanya membuat Gryffin tak nyaman sekaligus geli. Bisa dikatakan pemuda itu, tidak terlalu dekat dengan perempuan manapun, kecuali Bundanya.
"Lo ngapain sih tidur di sini, hah?!"
"Gue 'kan udah siapin kamar buat lo, enak-enak di kamar gue. Lo malah pindah ke sini!" Gryffin melepaskan tangan Bulan dengan kasar.
Gadis yang tengah menikmati tidurnya tersentak kaget diiringi dengan ringisan. Bulan bangkit menjadi duduk serta Gryffin berdiri di samping kasur seraya bersedekap dada.
"A--pin marah, ya?" tanyanya menunduk takut.
"Ya iyalah gue marah. Gue 'kan udah bilang, Bul. Lo gak boleh tidur sama gue seenaknya," lontarnya dengan penuh penekanan.
"A--ku cuman taku--t ...."
Laki-laki itu, mengusap wajahnya kasar. "Takut apa sih? Di sini gak ada hantu, gue sendirian di rumah biasa aja!" tandasnya.
"Aku takut Apin ninggalin a--ku sendiri kaya Kakak ...." ucapnya.
Bibirnya bergetar menahan tangis. Bulan segera turun dari kasur lalu pergi ke kamarnya yang semula sebelum Gryffin benar-benar emosi padanya.
Melihat Bulan yang mengucir pergi dari kamarnya, Gryffin segera bergegas untuk membersihkan diri, perihal Bulan biarlah jadi urusan nanti.
Di dalam kamar mandi Gryffin baru menyadari ada bercak darah di bagian kukunya, ia terheran-heran.
"Ini darah siapa?" gumamnya.
Sementara Bulan ia meringkuk di bawah kasur memeluk tubuhnya sendiri sembari menangis diam-diam. Ia berpikir, makin lama Gryffin seperti tidak suka akan kehadirannya.
15 menit berlalu, datanglah Gryffin ke kamar Bulan. Pemuda itu, tidak melihat siapa-siapa di kamar ini. Namun, ia melihat rambut hitam legam di samping kasur.
Kemudian ia menghampirinya karena sudah menduga bahwa itu adalah Bulan. Ia melihat Bulan yang menunduk serta duduk lesehan ia pun ikut berjongkok.
"Maaf ...." lirih Gryffin.
Bulan hanya mengangguk samar.
Usapan ia berikan pada Bulan dengan penuh perasaan. "Jangan nangis," bujuknya.
Sekilas ia melihat salah satu tangan Bulan yang mengeluarkan darah. Mungkin kuku Gryffin yang telah melukai tangan Bulan saat melepaskan pelukan.
Alih-alih Gryffin segera membawa kotak obat yang berada di laci nakas, lalu ia mengobati lukanya.
"Sakit?" tanyanya saat menempelkan alkohol tepat di lukanya.
Bulan mengangguk. "Perih," gumamnya lirih.
oOo
Sorry guys! Part ini aku revisi ulang karena kemarin salah up ceritanya.
Next?
Tembus 50 komentar aku up ya! ^^Bye!
![](https://img.wattpad.com/cover/274743228-288-k399970.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiga Semprul & Bulan
Teen FictionGadis tanpa identitas ditemukan oleh pemuda tampan di tengah-tengah hutan dengan keadaan menangis. Gryffin terpaksa harus membawa gadis lugu itu pulang bersamanya. "Apin aku boleh ikut?" "Boleh, asal jangan bandel!" __________________________ "Ap...