28. Tusukan

14.5K 2K 1.3K
                                    


Waktu begitu cepat berlalu, Gryffin sebentar lagi akan mengikuti ujian sekolah, yang berlangsung sekitar satu mingguan lagi. Jangan heran jika pemuda itu, menghabiskan waktunya dengan belajar.

"Apin, main yuk! Kita ke rumah Akbar, liat burung-burung lagi," ajak Bulan pada Gryffin dengan nada memohon.

Bisa terhitung jari gadis itu pernah bermain di rumah akbar, ayahnya akbar banyak mengoleksi burung-burung, sehingga Bulan tak bosan melihatnya.

Sekilas Gryffin menoleh."Gue gak bisa, gue lagi sibuk Bul. Seminggu lagi gue mau ujian," jelas Gryffin sembari melanjutkan latihan soalnya.

"Ayo Apin, sebentar aja deh." bujuk Bulan.

"Nggak, Bul. Gue harus manfaatin waktu sebaik mungkin, gue gak mau nilai gue jelek." putus Gryffin.

Bulan mendadak lesu saat mendengar penolakan dari Gryffin, ia pun langsung keluar dari kamar pemuda itu, tanpa mengatakan apapun ia terlanjur kesal.

Langkahnya membawa ke halaman belakang, lebih baik ia bermain air saja sendirian di kolam, daripada menunggu Gryffin tidak kunjung usai pula.

"Makin hari, Apin makin sibuk terus. Gak ada waktu buat aku, padahal kan dulu sering main," gumamnya dengan langkah pelan.

Setibanya di tepi kolam, ia duduk di pinggir kolam dengan separuh kakinya terendam air, sesekali ia menendang-nendang air.

Gadis itu melepaskan kuciran rambutnya, ikat rambutnya sengaja ia mainkan, tanpa sengaja ikat rambut miliknya terjatuh ke dalam air, sehingga ikat rambut tersebut mengambang.

"Yah, jatoh," ujarnya berusaha mengambil kembali.

Tangannya sudah mencoba mengambil, tapi tetap tidak bisa sehingga tubuhnya semakin condong ke depan dan terjatuh ke dalam kolam yang lumayan dalam.

Tubuhnya tenggelam ke bawah, ia mencoba naik ke atas sembari melambai-lambaian tangannya.

"T--olong! t--olong!" teriaknya berharap ada yang mendengar, lalu menyelamatkannya.

Pasokan oksigen rasanya semakin menipis, ia tidak bisa berenang dan panik membuatnya merasa kelelahan dan lemas.

"A--pin! T--olong ak--u!" teriaknya sekali lagi.

Kemudian ia terus berteriak sampai-sampai, ia benar-benar lemas dan tak berdaya, setelah itu dunia menjadi gelap, Bulan tidak sadarkan diri dan mengambang di air.

oOo

Sudah sekian jam waktu yang dihabiskan oleh Gryffin, ia merasa tangannya pegal karena terus mencatat poin penting yang harus dihapalkan supaya lebih gampang.

Ia meregangkan kedua tangannya, lalu memijat pelan jari-jarinya yang terasa pegal, tapi ditahan.

"Pegel banget. Gue istirahat dulu lah, pengen ngopi," tuturnya lalu beranjak dari kursi dan keluar kamar.

Ia menuruni tangga, menuju ke dapur untuk menyeduh kopi. Tibanya di dapur, ia ingat bahwa Bulan entah pergi ke mana setelah beberapa menit berlalu.

"Tuh bocil ke mana, gak nongol-nongol dari tadi," ucapnya lalu ia segera ke halaman belakang tempat biasa gadis itu bermain.

Gryffin celingak-celinguk, melihat ke sana kemari. Ia melihat seseorang mengambang di kolam, Gryffin langsung berlari dan menyembur ke dalam kolam.

Pemuda itu segera membawa gadis itu naik, Bulan tidak sadarkan diri dengan kondisi wajah yang sangat pucat.

Tubuh Bulan dibaringkan di atas keramik yang datar, pemuda itu menepuk pelan pipi Bulan.

Tiga Semprul & BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang