20. Gadis penyelamat.

24.4K 1.9K 1.1K
                                    

"Ayo ikut gue!" ajaknya sembari mengulurkan tangan, gadis itu terlihat tomboy dari penampilannya.

Bulan mendongak, menatap lekat seseorang yang berada di depannya. "Ka--mu ga--k jah--at 'kan?"

"Setelah gue nyelametin lo, lo pikir gue jahat?"

"Ma--af, a--ku c--uman takut," ucapnya, air mata yang turun malah semakin dekat.

"Oke-oke. Ayo gue anterin ke rumah lo! Ini udah malem," kata seseorang itu.

Bulan menggeleng kecil. "Ak--u gak tau harus pulang ke mana, ak--u gak punya rumah," balasnya.

"Yaudah, lo ikut ke rumah gue aja!" ajaknya.

"Bo--leh?"

"Ya bolehlah! Ayo buruan!"

oOo

Tibanya di rumah gadis itu, Bulan seperti kucing yang telah kehujanan. Tubuhnya basah kuyup serta lintingan rambut yang basah.

"Nama kamu siapa?" tanya Bulan.

"Gue Clara, panggil aja Rara," jawabnya.

"Kayanya aku per--nah ketemu kamu," tutur Bulan saat mengingat beberapa hari yang lalu.

"Di mana?" tanyanya heran sembari mengangkat salah satu alisnya.

"Di sekolah," jawab Bulan.

"Ah ya! Gue inget!" pekik Rara sembari menggaruk belakang kepalanya.

"Gue ambil handuk sama baju dulu, lo tunggu dulu di sini!" kata Rara sembari berjalan pergi.

Selang beberapa menit, Rara datang membawa pakaian beserta handuk.

Rara menyodorkan pakaian itu seraya berkata, "Lo ganti baju dulu, di sana kamar mandinya."

Ia melihat sekilas ke arah kamar mandi, kemudian ia mengangguk sebagai jawaban dan segera pergi memasuki kamar mandi.

"Diliat-liat itu anak kaya dongo," ucapnya spontan kala melihat Bulan sudah memasuki kamar mandi.

"Eh Astaghfirullah!"

Tidak lama Bulan pun keluar dari kamar mandi, ia celingak-celinguk karena tidak melihat satu pun makhluk kecuali dirinya.

"Rara?" panggil Bulan, tapi tidak ada jawaban.

Melainkan ia melihat seorang wanita paruh baya yang mendekat padanya, Bulan sedikit mundur karena tidak mengenal wanita itu.

"Kamu temennya Rara, ya?" tanyanya, Bulan hanya mengangguk kecil.

"A--ku Bulan," ucapnya memperkenalkan diri.

"Saya Mamanya Rara, katanya kamu mau nginep di sini ya?" Lagi dan lagi Bulan hanya mengangguk samar.

"Yaudah, Rara ada di kamarnya. Kalo ada apa-apa bilang Mama aja ya? Kalo mau makan ada makanan di kulkas, tinggal ambil aja," pesan Mama dan dibalas anggukan oleh Bulan.

"Ma--kasih, Mama."

Beruntung Mamanya Rara baik hati dan ramah, Bulan menjadi nyaman dengan situasi seperti ini.

oOo

Salah satu tangannya gemetar, mengingat kejadian beberapa jam yang lalu karena terlanjur emosi pada gadis itu. Ini sudah tengah malam dan Gryffin belum tidur.

Ia mengacak rambutnya kasar. "Sial, gue emosi!" pekiknya kesal pada diri sendiri.

"Seharusnya gue gak kasar sama dia, dia gak tau apa-apa," tuturnya dengan penuh penyesalan.

Tiga Semprul & BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang