"Dengerin gue, gue gak mungkin biarin lo pergi. Gue udah bilang, jangan inget kejadian waktu itu." Gryffin mendekap erat tubuh gadis itu."Please, lupain kejadian itu." pintanya terselip nada memohon.
Kaki mereka berdua dipermainkan oleh air, tapi kegiatan mereka tidak terganggu. Dari kejauhan banyak orang yang berlibur, Gryffin menyadari seluruh baju Bulan basah kuyup.
Ia melepaskan kameja biru dongker miliknya sehingga ia telanjang dada, pasalnya baju yang dikenakan Bulan menerawang setelah terkena air, apalagi baju gadis itu tanpa lengan.
Gryffin melepaskan kancingnya satu per satu menggunakan salah satu tangannya, kemudian ia melerai dekapan.
Wajah gadis itu memerah akibat menangis, Gryffin segera memakaikan kameja miliknya pada tubuh Bulan tanpa berkata apapun.
"Udah, jangan nangis lagi. Gue yang salah. " Kedua tangan Gryffin mengusap lembut jejak air mata yang berada di pipi gembul Bulan.
Lantas Bulan hanya mengangguk kecil.
"Senyum dong," pinta seraya mencolek hidung Bulan yang memerah.
Gadis itu langsung tersenyum tipis dengan mata menyipit karena cahaya matahari terlalu menyorot ke wajahnya.
"Kenapa bajunya di pakein ke aku?" celetuk Bulan bertanya.
"Baju lo nerawang, mana mungkin gue biarin orang lain nikmatin tubuh lo," balasnya enteng seraya mengancingkan kameja tersebut.
"Terus Apin gimana?" tanyanya lagi.
Salah satu alis Gryffin terangkat. "Gimana apanya?"
"Apin gak pake baju, nanti orang lain liat," balasnya lugu.
"Gak apa-apa, lagian gak masalah gue telanjang dada. Asalkan jangan lo aja," jelasnya lalu mendaratkan usapan di puncak kepala Bulan.
Sebelum Bulan menjawab, Gryffin malah menarik tangan Bulan supaya berdiri sembari berkata, "Ayo kita ke mobil, nanti lo masuk angin."
Bukannya menjawab, netra Bulan malah tertuju pada dada dan perut Gryffin kemudian ia menatap pemuda itu.
"Aku tutupin ya?" pintanya.
"Apanya yang ditutupin?" sahutnya tidak mengerti.
Tanpa membalas, Bulan segera mendekap pemuda itu sehingga aset berharganya tertutupi oleh tubuh mungil Bulan.
Sekarang Gryffin baru paham, kedua sudut bibirnya tertarik lalu tertawa pelan.
"Aku tutupin ya, biar Apin gak malu," gumamnya dengan suara teredam.
Ingin rasanya Gryffin tertawa sekencang mungkin, aish! Apa gadis itu sedang menggodanya? Ah, dia sungguh menggemaskan.
"Yakin mau nutupin badan gue?" Bulan langsung mengangguk cepat dengan mempererat pelukannya.
Segera saja Gryffin menggendong alasan koala, membuat gadis itu terkejut.
"Kok digendong?"
"Emangnya mau gimana? Masa lo jalan mundur," balasnya di sela tawanya.
oOo
Sedari tadi Bulan terus melihat ke sana ke mari, ia melihat beberapa penjual yang ada di pinggir pantai.
Ia melihat seseorang yang tengah menyeruput segelas minuman di sana.
"Apin dia kenapa?" tanyanya menunjuk seorang wanita dengan kulit putih bersih.
Lantas Gryffin langsung menoleh. "Yang itu? Emangnya dia kenaap?" Pemuda itu malah balik bertanya, karena tidak ada yang aneh dari wanita tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiga Semprul & Bulan
Teen FictionGadis tanpa identitas ditemukan oleh pemuda tampan di tengah-tengah hutan dengan keadaan menangis. Gryffin terpaksa harus membawa gadis lugu itu pulang bersamanya. "Apin aku boleh ikut?" "Boleh, asal jangan bandel!" __________________________ "Ap...