Brak!
Dobrakan pintu mengagetkan kedua isan yang berada di kamar, aksi jordan langsung terhenti. Ia merenggut marah.
"Sialan!" umpatnya, lalu menoleh ke belakang.
Netra Jordan bertemu dengan netra Gryffin, pemuda itu tidak sendirian tentunya dengan kedua sahabatnya.
"Lo siapa? Berani-beraninya ganggu acara gue!" sentak Jordan, ia telanjang dada serta sisa pakaiannya tidak enak dilihat.
"Lo brengsek!"
Tanpa basa-basi, ketiga pemuda itu meninju Jordan secara bersamaan. Emosi Gryffin meluap-luap kian terlampiaskan, begitupun kedua sahabatnya.
Samar-samar Gryffin mendengar tangisan seorang gadis, tangisan yang pertama kali mempertemukannya.
Pemuda tersebut berusaha berpikir jernih, lantas ia melihat ke sekeliling. Netranya berhenti di sebuah kasur, di sana ada Bulan yang tengah meringkuk ketakutan.
Gadis itu menarik selimut supaya menutupi tubuhnya, Gryffin segera menatap sahabatnya, Akbar.
"Bar! Jaket lo!" pinta Gryffin, beruntung Akbar langsung peka dan segera melepaskan jaket hitam dari tubuhnya.
Ia melemparkan jaket tersebut pada Gryffin, dengan sigap Gryffin menangkapnya. Akbar kembali membabi buta Jordan.
"Lo masih muda, tapi brengsek banget!" semprot Wawan kesal.
"Otak lo di mana tolol!" umpat Akbar sembari mendaratkan tinjuan di perut Jordan.
Jordan meringis pelan, serta merintih kesakitan karena beribu-ribu pukulan menghantam tubuhnya.
Gryffin segera menghampiri Bulan, tanpa mengatakan apa pun. Pemuda itu segera menyingkapkan selimut yang tengah Bulan tarik, wajah Bulan langsung panik beriringan dengan tubuh gemetar.
"Ja--ngan, a--ku ga--k ma--u!" ucap Bulan ketakutan, tanpa menyadari kehadiran Gryffin.
Maksud Gryffin ia tidak sudi membalut tubuh Bulan dengan bekas selimut pria brengsek tadi, yaitu Jordan. Laki-laki yang tidak jelas asal-usulnya.
Kedua tangan Gryffin segera merengkuh tubuh Bulan ke dalam pelukannya. "Lo tenang, ini gue. Gue ada di sini," ucap Gryffin sangat lembut seraya mengusap puncak kepala Bulan.
Melihat penampilan Bulan yang sedikit berbeda serta acak-acakan. Ia segera membalut tubuh bagian depannya dengan jaket Akbar, memang itu tujuannya karena tadi ia sempat melihat aksi terakhir Jordan.
"Tol--ong," lirih Bulan tanpa membalas dekapan, ia belum sepenuhnya sadar.
Mahkotnya nyaris terancam dan kejadian seperti ini sudah kedua kalinya, Bulan ingin mengadu betapa kejamnya laki-laki di luar sana.
Kedua tangan Bulan mencengkram kaos oblong yang dipakai oleh Gryffin. Rupanya Bulan belum bisa tenang walaupun sudah berada di dekapannya.
Cepat-cepat, Gryffin menggendong tubuh Bulan.
"Bar, Wan! Cabut!" perintah Gryffin sembari menggendong tubuh Bulan.
Mendengar itu, Wawan dan Akbar langsung menendang lengan Jordan.
"Awas lo!" sentak Akbar.
"Kalo ketemu lagi sama Aing, diceukek logor sia!" ancam Wawan, tapi terkesan lelucon.
Akbar sudah lebih dulu keluar dari kamar ini, kemudian Wawan menyusul. Saat ia keluar tidak sengaja kakinya menginjak kantung keresek yang menampakan sebelah lengan panda.
Ia ingat betul, sebelumnya ia pernah melihat boneka ini. Tanpa basa-basi, segera memungutnya.
"Ah sial! Siapa mereka?! Bisa-bisanya ganggu hiburan gue," decit Jordan berusaha bangkit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiga Semprul & Bulan
Roman pour AdolescentsGadis tanpa identitas ditemukan oleh pemuda tampan di tengah-tengah hutan dengan keadaan menangis. Gryffin terpaksa harus membawa gadis lugu itu pulang bersamanya. "Apin aku boleh ikut?" "Boleh, asal jangan bandel!" __________________________ "Ap...