Sesampainya di Perpustakaan, ia membuka sepatunya lalu masuk begitu pun dengan , ia mengekori Gryffin sejak tadi.
Gryffin mengedarkan pandangannya ke setiap penjuru ruangan, ia mencari seseorang dan akhirnya beliau ada di salah satu tak buku.
Ia segera menghampiri wanita yang tengah menata rapih buku-buku di rak. Tibanya di samping wanita tersebut, Gryffin berkata, "Punteun, Bu. Gryffin mah ngambil buku paket Bahasa Indonesia."
"Eh Gryffin," kagetnya.
Kemudian wanita itu, berkata lagi, "lho, bukannya jumlah buku Bahasa Indonesia udah cukup, ya?"
"Iya Bu. Sekarang ada murid baru dua orang. Jadi, butuh lagi," jelasnya.
Bu Sopi mengangguk mengerti. "Yaudah ath, bentar ya Ibu ambil dulu," balasnya lalu pergi untuk mengambil bukunya.
Bu Sopi merupakan Tante Gryffin yang bekerja di sekolah ini. SMA Jayapura merupakan sekolah milik Keluarganya, maka tak heran jika banyak saudara-saudara Gryffin yang bekerja di sini.
Namun, meski sekolah ini milik Gryffin tetap saja membutuhkan beberapa donatur. Terutama orangtua Yolanda yang merupakan donatur terbesar di sekolahnya.
"Fin anak baru itu, kampungan ya gak sih?" ocehnya, mulai membuat Gryffin semakin dilanda kesal.
Lalu ia berkata kembali, "Dari pakaiannya aja, udah keliatan. Mereka berdua kayanya dari kampung, ya? Kok bisa sih sekolah di sini?"
Gryffin menatap Yolanda sengit. "Dia sahabat gue! Hanya murid yang berkualitas bisa masuk ke sini, itu tandanya mereka pantas sekolah di sini!" tandasnya merasa tidak suka dengan apa yang diucapkan oleh Yollana
Yollana langsung membisu seketika.
Kemudian Bu Sopi menghapiri Gryffin seraya membawa buku. "Gryffin, ini bukunya ...." Bu Sopi menyodorkan buku tersebut pada Gryffin.
"Makasih, ya Bu. Gryffin pergi dulu," pamitnya.
Kakinya berjalan keluar Perpustakaan, Yolanda pun mengekori Gryffin walaupun ia tadi sempat menjelek-jelekkan sahabatnya, meski begitu Yollana tidak tahu bahwa anak baru itu adalah sahabat Gryffin.
"Ih Gryffin tunggu!" jerit Yollana saat langkah kakinya tidak mampu mengejar Gryffin.
Langkah panjang Gryffin terus berjalan. "Apa sih! Mending lo balik ke lapangan, gue mau masuk kelas!" jawabnya.
Yollana segera menyetarakan langkahnya menjadi di samping Gryffin, ia tersenyum tipis. "Tapi, nanti pulang bareng, ya?"
"Gak bisa, gue bawa temen gue!" tolaknya.
Gadis yang berada di sampingnya mengerutkan keningnya, heran. "Lho siapa? Biasanya kamu jarang tuh ditebengin si Surya," timpalnya penasaran.
Gryffin memutar bola matanya malas. "Temen gue bukan si Surya doang!"
"Ayolah, Bubu! Anterin pulang, ya? Gue gak ada yang jemput ...." Yollana memanyunkan bibirnya supaya terkesan lucu.
"Bukan urusan gue!"
oOo
Setelah berhasil menghindari Yollana. Gryffin kembali lagi ke kelas, lalu memberikan buku itu pada Wawan dan Akbar.
Saat Gryffin hendak duduk, Surya bertanya, "Lama banget, Fin. Ngapain aja di Perpus?"
Tangan kekarnya mengusap wajahnya yang terdapat sedikit keringat karena tadi ia berlari-lari untuk menghindari Nenek Lampir, alias Yollana
"Kesel gue. Si Yola ngikutin gue mulu, njir!" semprotnya kesal.
Surya terkekeh pelan. "Gak apa-apa. Lumayan ada Bodyguard," balasnya tergelak pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiga Semprul & Bulan
Teen FictionGadis tanpa identitas ditemukan oleh pemuda tampan di tengah-tengah hutan dengan keadaan menangis. Gryffin terpaksa harus membawa gadis lugu itu pulang bersamanya. "Apin aku boleh ikut?" "Boleh, asal jangan bandel!" __________________________ "Ap...