16. Gudang sekolah

16.2K 1.7K 1.3K
                                    

Bulan menunduk takut. "Aku gak tau, ka--ntor di mana," lirihnya pelan, tapi masih terdengar jelas oleh Gryffin.

"Lo tinggal lurus doang, jangan belok-belok nanti sampe di kantor. Tenang aja gak bakal nyasar," jawab Gryffin tanpa ingin mengantarkan Bulan

Sekali-kali ia harus lebih tegas pada Bulan, supaya gadis ini tidak kelewatan akan sikap manjanya apalagi padanya yang jelas-jelas bukan siapa-siapa Bulan.

Bulan mengangguk paham.

"Nanti kalo udah beres hukumannya, gue bakal jemput lo! Gue pergi dulu, mau belajar lagi!" pamit Gryffin terdengar ketus.

Lagi-lagi Bulan hanya mengangguk samar sebagai jawaban, terlihat Gryffin meninggalkannya. Ia yakin Gryffin pasti marah padanya.

Ia segera berjalan keluar ruangan ini, saat hendak memaki sapatu tiba-tiba seorang gadis berseragam sama seperti Gryffin memberhentikan kegiatannya.

Gadis itu menyeletuk, "Lo yang nyobek-nyobekin buku di Perpustakaan 'kan?"

Dengan ragu dan sedikit ada rasa takut Bulan mengangguk pelan.

"Katanya hukuman lo bersiin gudang," balasnya.

"Gudang? Di mana itu?" bulan mendongak seraya bertanya.

Senyum tipis tercetak dari gadis itu. "Gue anterin ke tempatnya, ayo buruan! Gue bentar lagi masuk!" katanya mempercepat gerak Bulan yang akan memakai sepatu.

Dengan gesit Bulan memakai sepatu yang kebesaran di kakinya, laku ia berdiri sudah siap untuk berangkat ke tempat yang ia tuju.

Gadis berkucir kuda menuntun arah, sembari berjalan sedikit tergesa-gesa. Setelah beberapa langkah yang dijalani oleh mereka berdua.

Mereka berhenti di gudang yang luruh dan kumuh, terlihat dari jendelanya yang memiliki banyak debu menempel sangat tebal.

Gadis itu membuka pintu gudang yang tidak terkunci. "Ini tempatnya, lo harus beresin gudang ini. Kalo udah beres baru lo bisa pulang," jelasnya.

Lantas Bulan bertanya, "Aku bersiinnya pake apa?"

"Tuh itu ada sapu dan alat lainnya, lo bisa gunain itu semua supaya rungan ini bersih," jelasnya seraya menunjuk pada beberap alat pembersih.

"Terima kasih," jawabnya tulus.

Gadis itu mengangguk, lalu pergi meninggalkan Bulan seorang diri.

Bulan melepaskan sepatunya, lalu menapakan kakinya di lantai yang kotor. Gudang ini benar-benar tidak terawat akan kebersihannya, gudang ini pantas disebut sebagai sarang penyakit.

Ruangannya tidak gelap karena mentari memberikan cahaya melewati kaca jendela. Bulan mulai melakukan kegiatannya, ia mencoba menyapu lantai meski belum pernah melakukannya.

Namun, ia pernah melihatnya Gryffin melakukan kegiatan tersebut. Lantai sudah terlihat bersih kala sapu menerpa lantai menghempaskan segala kotoran yang menempel.

Dari sudut ruangan hingga area tengah sudah disapu bersih oleh Bulan, tidak kelihatan buruk, lantai terlihat bersih dari sebelumnya meski masih banyak kotoran yang belum terangkat.

Saat hendak melanjutkan kegiatannya, terdengar bel berbunyi. Sejenak ia terdiam, kala banyak jeritan yang entah dari mana asalnya yang jelas jeritan tersebut terdengar girang.

Bulan melanjutkan kembali kegiatannya yang sempat berkali-kali tertunda. Sekilas ia melirik ke luar ruangan, langit terlihat gelap mentari pun tertutup dengan awam hitam.

Mungkin sebentar lagi akan turun hujan serta langit menuju malam. Tetesan keringat mulai bercucuran di pelipis Bulan, ia merasakan perih pada lukanya yang belum-belum sembuh seutuhnya.

Tiga Semprul & BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang