Tubuh Bulan naik turun, napasnya terengah-engah serta mulutnya terus mengeluarkan lirihan karena ketakutan, gadis itu tidak mengeluarkan sepatah kata pun selain mengeluarkan air mata terus menerus.
Sebuah pistol yang Gryffin pegang, ia menjatuhkannya ke bawah kasur lalu ia pun duduk di kasur untuk menenangkan Bulan yang ketakutan.
Untuk pertama kalinya kejadian seperti ini terjadi, jujur ia sangat kaget dan masih penasaran siapa laki-laki tadi dan apa sangkut pautnya dengan gadis ini?
"Ada yang sakit? Lo gak apa-apa 'kan?" tanya Gryffin semakin mengeratkan dekapannya.
Bulan tidak menjawab, melainkan tangisannya yang semakin kencang. Ia paham, seharusnya ia tidak bertanya sekarang.
Kini hanya keheningan yang menyelimuti keduanya, sudah tiga puluh menit berlalu Bulan masih saja menangis tanpa henti Gryffin senantiasa mengusap punggung gadis itu, berharap Bulan sedikit tenang.
"Jangan nangis, gak apa-apa. Orang jahatnya udah pergi," tutur Gryffin setelah beberapa menit berlalu tanpa mengeluarkan suara.
Lantas Bulan malah semakin mengeratkan pelukannya serta menempelkan wajahnya di dada cowok itu.
"A--pin, jangan per--gi lagi," tuturnya pelan.
"D--ia siapa? A--ku takut, aku ma--u pulang," ungkap Bulan seraya mendongakkan kepalanya menatap Gryffin.
Kemudian kedua tangan Gryffin terangkat menangkup pipi gadis itu yang sudah dilumuri air mata.
"Gue gak pergi, gue di sini. Tadi gue cuman mau ke kamar sebentar, kalo pun gue tau bakal ada orang tadi gue gak mungkin ninggalin lo sendirian," jelas Gryffin, lalu menghela napas sejenak.
"Lo mau pulang ke mana? Di sini rumah lo, gue nemuin lo dan bawa lo ke sini. Udah kewajiban gue buat jagain lo," lanjutnya dengna perlahan jempol Gryffin mengusap pipi gadis itu.
"Ta--pi aku mau pu--lang ke Ka--kak," ucap Bulan dengan netra berkaca-kaca.
Setelah itu, Gryffin menarik kembali tubuh gadis itu ke dalam dekapannya sembari berkata, "Iya, gue tau. Gue janji, lo bakal kembali ke Kakak lo."
"Pegang janji gue."
Bulan mengangguk samar.
Walaupun ia belum sempat bertemu dengan kakaknya, setidaknya ia cukup tenang karena Gryffin akan mempertemukannya dengan sang kakak.
"Ayo tidur, gue temenin." kata Gryffin dan dibalas anggukan oleh Bulan.
Kemudian Gryffin mencoba membaringkan Bulan di kasur, tapi ia baru ingat bahwa kaca jendela pecah dan kamar ini bisa dibilang kurang aman, lantas ia membawa Bulan ke kamarnya.
Ia bangkit dari kasur tanpa kesusahan menggendong Bulan, sesampainya di kamar Gryffin segera membaringkan Bulan dengan hati-hati, lalu menyelimutinya hingga batas leher.
Beruntung tadi ia sempat mengambil boneka Bulan, karena ia ingat. Gadis itu sewaktu tidur sellau memeluk atau berdekatan dengan boneka panda kesayangannya.
Bulan menatap Gryffin, lalu mulutnya hendak berucap. Namun, Gryffin lebih dulu yang mengeluarkan kata-katanya.
"Tanpa lo minta, gue bakal di sini. Jangan khawatir, gak ada yang bisa sakitin lo setelah ini," ucap Gryffin membuat hati Bulan menghangat seketika.
Sudut bibir Bulan sedikit tertarik, lalu ia menyodorkan tangannya untuk digenggam oleh pemuda itu, supaya Gryffin selalu di sampingnya.
Gryffin pun membalas senyuman gadis itu, setelah jari mereka saling menggenggam mata Bulan langsung terpejam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiga Semprul & Bulan
Teen FictionGadis tanpa identitas ditemukan oleh pemuda tampan di tengah-tengah hutan dengan keadaan menangis. Gryffin terpaksa harus membawa gadis lugu itu pulang bersamanya. "Apin aku boleh ikut?" "Boleh, asal jangan bandel!" __________________________ "Ap...