"Kenapa gak mau makan? Nasi gorengnya gak enak?" tanya Gryffin mengusap pelan pipi Bulan.
Gadis itu tengah bersandar di dada Gryffin seraya memejamkan matanya, tapi tidak tertidur ia hanya menikmati waktu berdua dengan pemuda ini.
Bulan menggeleng samar sebagai jawaban.
"Terus kenapa gak dimakan? Pengen makan yang lain? Mau apa?" tanyanya teeus menerus.
Sedari tadi Gryffin terus bertanya kenapa gadis itu tidak mengisi perutnya. Namun, jawaban yang ia dapat hanya celengan yang tidak jelas.
Kemudian Bulan berucap lirih, "Mau ke rumah Bunda."
"Iya, nanti kita ke rumah Bunda. Asalkan lo makan dulu," balas Gryffin membujuk.
"Gak mau!"
"Yaudah, jangan ke rumah Bunda aja kalo lo gak nurut," jawabnya ketus.
"Iy--a." Setelah menjawab, Bulan terdiam.
Entah sampai kapan ia akan menahan lapar, mungkin sampai ia mati? Sebisa mungkin ia tidak akan makan.
"Kok jadi susah makan? Mau sate?" tawar Gryffin tidak menyerah.
"Api--in jangan kasi--h aku makan lagi, nan--ti yang Apin abis," lirih Bulan pelan, sangat pelan.
"A--ku tau cari uang susah, kerjanya bikin cape. Jadi, Apin gak usah repot-repot ngasih makan aku."
"Be--sok aku cari kerja lagi, aku bakal makan hasil uang ak--u sendiri," lanjutnya.
Sejenak Gryffin menghela napas. "Gue mohon sama lo, jangan kaya gini. Lo bisa lupain gue yang waktu itu? Gue terlalu jahat dan gue gak mau jadi orang jahat," pintanya mencoba untuk sabar.
"Maaf.... " lirihnya sangat pelan.
Kemudian pemuda itu, mengusap lembut rambut Bulan. "Jangan gitu lagi ya? Gue gak suka."
Samar-samar Bulan mengangguk.
"Sekarang makan oke? Biar gak sakit," bujuk Gryffin.
"Kalo makan di rumah Bunda boleh?" pintanya sembari mendongak.
"Tapi, badan lo lemes kalo gak makan sekarang."
"Ak--u maunya sama Bunda, Apin," rengeknya.
"Oke-oke, kita ke rumah Bunda sekarang," putus Gryffin.
Tidak ada pilihan lain, Gryffin memutuskan untuk membawa Bulan ke rumah Bunda. Gadis itu benar-benar mogok makan dan sedikit keras kepala, tapi mau bagaimana lagi? Ia harus menuruti gadis itu.
Saat Gryffin bangkit dari kasur disusuli oleh Bulan yang hendak berdiri. Namun, ia merasakan pening di kepalanya hingga oleng beruntung Gryffin sigap menahannya.
"Tuh 'kan, wajah lo pucet banget. Mending makan dulu di sini, udah itu langsung ke rumah Bunda," pintanya berharap Bulan mengerti.
Bulan menggeleng samar.
Kemudian Gryffin langsung menggendong tubuh Bulan ala koala, gadis itu sama sekali tidak menolak malah memejamkan matanya.
oOo
Jalanan tidak padat jadi Gryffin bisa leluasa menancapkan gas secepat mungkin. Sedari tadi, Bulan hanya duduk manis di atas pangkuan Gryffin tentunya mereka saling berhadapan.
Sesekali Bulan menggerakan telunjuknya, menggambar abstrak di dada Gryffin, sejujurnya Gryffin merasa kegelian, tapi ia tidak ingin merusak keasikan kecil yang dibuat gadis itu.
"Ini gambar bung--a," lirihnya sangat pelan sembari membuat pola bunga di dada Gryffin.
Entah berapa kali, Bulan menggambarkan sesuatu yang ia sukai di dadanya bahkan sampai sate pun ia gambar, memang ya gadis itu suka berimajinasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiga Semprul & Bulan
Teen FictionGadis tanpa identitas ditemukan oleh pemuda tampan di tengah-tengah hutan dengan keadaan menangis. Gryffin terpaksa harus membawa gadis lugu itu pulang bersamanya. "Apin aku boleh ikut?" "Boleh, asal jangan bandel!" __________________________ "Ap...