Pelukan hangat yang selalu membuat Bulan nyaman. Namun, sekarang amarahnya sedang menggebu-gebu ia muak dengan semuanya.
"Aaaaaa!" Bulan berteriak sekencang mungkin, melepaskan rasa sakit yang ia rasakan.
Napas Bulan terengah-engah. "Maaf, Bul. Gu--"
Bulan mencengkram punggung Gryffin dengan begitu keras, tapi bagi Gryffin itu tidak terlalu terasa masih bisa dibilang biasa saja.
Tangisan Bulan semakin menjadi-jadi. "A--pin jahat!" pekiknya keras dengan mata berapi-api.
"Ap--in kurung aku ... Sama kaya Kakak!" decitnya dengan napas naik turun.
"Semuanya jahat!" Bulan nampak muak pada Gryffin yang memperlakukannya layaknya peliharaan.
Semakin erat Gryffin mendekapnya dengan relung hati yang dihantui rasa bersalah pada gadis ini.
"A--ku takut. Ke--napa semua orang terus kurung aku! Ak--u gak mau!" Tangisan Bulan semakin kencang, begitu pun dengan cengkraman yang berada di punggung Gryffin.
Gryffin masih diam seraya memeluk Bulan. Sesekali ia mengusap puncak kepalanya, ia biarkan Bulan meledakan segala emosi yang berada di dalam dirinya.
Tidak bisa dipungkiri bahwa ini memang murni kesalahannya. Ia menyesal karena sudah mengurung Bulan di rumah yang megah ini.
Cowok itu baru menyadari bahwa badan Bulan sangat panas, seketika ia melonggarkan dekapannya lalu menatap Bulan sangat lekat, netra gadis itu memancarkan kekosongan.
Deraian terus mengalir dengan bibir yang mengatup rapat. Gryffin mulai menempelkan punggung tangannya di jidat serta leher Bulan.
Suhu tubuh Bulan benar-benar panas. Ia berinisiatif untuk pergi ke dapur mengambil air hangat. Namun, tangan Bulan seperti tidak ingin melepaskan dirinya.
Mulutnya pun Kelu tidak harus berbicara apa pada Bulan. Melihat gadis itu menangis membuat hatinya tertusuk oleh belati beracun, sangat sakit dan mematikan.
"Ikut?" Gryffin mengeluarkan suaranya dengan berat.
Bulan hanya menatap Gryffin seolah kode bahwa dirinya tidak mau ditinggalkan sendirian lagi seperti tadi. Untung saja Gryffin peka, mau tidak mau Gryffin menggendong Bulan di depan.
Sekali ia mengusap surai hitam legam milik Bulan. Sedari tadi Bulan masih menangis hingga sekarang, kepalanya ia letakan di celuk leher Gryffin. Gryffin pun mulai melangkahkan kakinya dengan perlahan.
Ia menuruni tangga dengan hati-hati. Takutnya ia terpeleset dan menyebabkan Bulan terluka. Hinga detik-detik kemudian ia sampai di dapur lalu mendudukkan Bulan di meja konter dapur.
Ia mengambil wadah kecil serta menuangkan air hangat ke dalamnya, tidak lupa ia mengambil handuk kecil untuk mengompres Bulan.
Gryffin menerka bahwa Bulan demam diakibatkan oleh rasa takut yang menjulur di tubuhnya. Segera ia kembali naik ke atas dengan salah satu tangannya menopang tubuh Bulan.
Sementara tangan kanannya membawa wadah kecil tadi. Ia tidak merasa keberatan karena tubuh Bulan terbilang kecil layaknya anak SD.
Saat berjalan ke kamar, Gryffin merasakan basah di pundaknya sepertinya Bulan belum berhenti menangis sampai detik ini.
Tibanya di kamar Gryffin mendudukkan Bulan selepas menyimpan wadah di nakas. Perlahan ia meminta Bulan untuk berbaring kembali.
"Boboan lagi, ya?" pintanya dan tidak ada balasan dari Bulan melainkan ia langsung berbaring.
Bulan terbaring lemah, bibirnya pucat pasi serta jejak air mata yang menyeluruh di bagian pipinya. Gryffin menyelimuti Bulan sebatas leher.
Kemudian ia mengambil handuk kecil yang sudah terendam dengan air hangat. Ia mulai memeras handuk itu supaya tidak terlalu basah, lalu ia menempelkan pada dahi bulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiga Semprul & Bulan
Novela JuvenilGadis tanpa identitas ditemukan oleh pemuda tampan di tengah-tengah hutan dengan keadaan menangis. Gryffin terpaksa harus membawa gadis lugu itu pulang bersamanya. "Apin aku boleh ikut?" "Boleh, asal jangan bandel!" __________________________ "Ap...