18.Boneka Panda

18K 1.7K 1.1K
                                    

"Gak usah peluk-peluk cowok gue!" pekik Yollana dengan napas memburu.

Gryffin berusaha melepaskan tangan Yollana yang terus menjambak rambut Bulan, sang empu terus merengek kesakitan.

"Lepasin gak?!" sentak Gryffin pada Yollana.

"Gue gak bakal lepasin sebelum dia lepasin pelukannya! Dia kurang aj--"

"Kamu yang kurang ajar Yollana!" potong Ariana kesal.

"Yanto, Yessi! Kalian bisa liat sendiri? Gimana anak saya mau sama anak kalian kalau sikapnya seperti ini? Cantik dan kaya pun tak berguna kalau attitudenya berantakan!"

"Yollana lepas!" pinta Yessi kala mendengar ucapan Ariana, Yollana langsung melepaskan jambakan.

Bulan langsung mengeratkan dekapan dan menyembunyikan wajahnya di dada Gryffin, gadis itu masih menangis diiringi dengan senggukan yang tiada henti.

Pemuda yang didekap erat senantiasa mengelus kepala Bulan, sembari salah satu tangannya membalas pelukan Bulan.

"Gryffin pasti menerima perjodohan ini, iya 'kan Gryffin?" celetuk Yessi.

Sekilas Gryffin menatap tajam pada Yollana, kemudian ia menatap kedua orang tua gadis itu.

"Siapa bilang saya akan nerima perjodohan ini? Setelah apa yang putri kalian lakukan sama tunangan saya, menguncinya di gudang, perlakuan kasar dan lainnya. Keputusan saya masih sama seperti dulu, saya tidak akan menerima perjodohan ini sampai kapanpun!" jelas Gryffin tegas.

"A--pin," panggil Bulan dengan suara pelan yang teredam di dalam dekapan.

"Iya, Sayang?" sahut Gryffin cepat sembari tersenyum miring.

"Seperti yang kalian tau, saya sudah mempunyai seorang gadis, yaitu tunangan saya sendiri. Jadi, stop untuk menjodohkan saya dengan putri kalian!" tutur Gryffin membuat Yollana menitikan air mata.

"Enggak! Lo gak mungkin tunangan sama dia 'kan?! Lo itu cuman milik gue Gryffin!" sarkas Yollana marah.

"Gak mungkin kamu bilang? Gryffin memang cinta sama Bulan!" timpal Ariana sembari mendekat ke samping putranya.

"Kalian bakalan kecewa atas keputusan kalian!" cerocos Yanto tidak tahan.

Ia cukup dipermalukan di dalam pertemuan untuk ke sekian kalinya dengan acara yang sama, Yanto dan Yessi nampak berapi-api.

"Ingat! Kalian akan menyesal!" lanjut Yessi sembari melangkah pergi dari kediaman Ariana.

Begitupun Yanto dan Yollana yang terlihat emosi.

Selepas kepergian mereka, Gryffin mengendurkan pelukannya, menangkub pipi Bulan sembari mengusap pelan pipi gadis itu.

"Sayang ada yang sakit?" tanya Bunda khawatir.

Bulan menoleh ke arah suara itu, lalu menjawab, "Bund--a, kepala aku sakit."

Ariana melirik pada putranya berharap anak peka.

"Ke kamar ya? Tiduran biar kepalanya gak sakit," pinta Gryffin sangat lembut.

Bulan mengangguk samar.

"Bun aku ke kamar dulu," izin Gryffin dan dibalas anggukan oleh Ariana.

Sengaja Gryffin menggendong gadis itu, supaya tidak menambah pusing di kepalanya. Bulan tidak berhenti menangis di sepanjang langkah menuju kamar.

Tibanya di kamar, Gryffin membaringkan tubuh Bulan di kasur dengan perlahan, kemudian ia menarik selimut hingga leher.

Bulan manatap sendu ke arah Gryffin, sepertinya Bulan ingin Gryffin berada di sampingnya, untung saja Gryffin peka.

Tiga Semprul & BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang