Motor tua dengan suara kenalpot sedikit bising melesat, membelah jalanan yang tidak dipenuhi oleh kendaraan lainnya, bisa dikatakan bahwa hari ini jalan raya tidak macet seperti biasanya padahal hari ini hari libur terakhir dari semester 1.
Di sepanjang perjalanan Bulan begitu menikmati disetiap gasan motor. Ia sesekali membuka mulutnya supaya angin masuk pada mulutnya, ada-ada saja tingkahnya. Walaupun sudah diperingati oleh Gryffin, gadis itu bandel masih melakukannya.
"Bul, hari ini lo mau makan apa?" tanya Gryffin memecahkan keheningan di perjalanan.
"Aku makan apa aja. Semua yang Apin kasih, aku suka!" pekiknya antusias.
"Nanti gue bakal masak ayam goreng, mau?" tawarnya.
Bulan mengangguk setuju. "Tapi, kucing ini makan apa?" tanyanya memikirkan teman barunya.
"Kasih aja tulang ayam bekas makan lo nanti," tuturnya cepat.
"Kesian, nanti dia gak kenyang," balasnya dengan suara parau.
"Ck! Kucing mah makannya emang yang kaya gitu, Bul. Kalo beli makanan kucing sekarang, gue gak punya duit. Nanti aja kalo ada endorsan," ungkapnya.
Diumurnya yang masih belasan tahun, pemuda itu sudah bisa mencari sedikit demi sedikit uang tambahan. Meski keluarganya memberikan uang lebih dari cukup, dirasa uang yang ia hasilkan bisa membuatnya puas.
Mulai dari mengendors barang, menulis artikel melalui web serta membuat poster yang dibeli oleh orang luar melalui situs online ia sudah lakukan dan membuah hasil yang memuaskan.
Di zaman sekarang memang harus pinter-pinter menggunakan media social. Sebetulnya ia belajar dari Bundanya yang selalu berpenghasilan walaupun di rumah saja, karena Bundanya seorang selebgram.
Ketika Bundanya memperkenalkan Gryffin pada publik, alhasil followers naik hingga ratusan ribu, maka dari itu ia bisa mendapatkan endorsan.
Mengoceh bersama Bulan membuatnya tidak terasa sudah sampai rumah lagi. Ia segera turun begitu pun Bulan, gadis itu mengekori Gryffin yang berjalan memasuki rumahnya.
"Bersih-bersih dulu gih!" pintanya pada Bulan saat sudah sampai di ruang tengah.
"Apin juga mau mandi?" tanyanya dibalas anggukan oleh Gryffin.
"Iye! Gue mau mandi, gerah!" jawabnya.
Saat Bulan hendak pergi ke kamarnya, Gryffin bersuara. "Kalo udah mandinya, buruan turun. Kita masak!"
Mendengar itu, Bulan mengangguk dan melanjutkan langkahnya. Sementara Gryffin pun bergegas untuk membersihkan diri.
oOo
Kedua insan itu, bertemu setelah bermenit-menit berlalu. Kini mereka sudah siap dengan celemek yang menempel di depan tubuhnya, sedari tadi mereka sudah berada di dapur dan menyiapkan bahan untuk dimasak.
"Gue liatin lo aja deh, lo yang masak ye?!" celetuk Gryffin santai.
Bulan menoleh saat mendengar itu. "A--ku?" beonya meyakinkan.
Gryffin mengangguk mantap.
"Noh sayurannya. Bebas mau masak apa aja deh yang penting mantep!" sahutnya sembari mengangkat jempolnya.
"A--ku gak bisa masak, Apin ...." cicitnya pelan, merasa bersalah karena tidak menuruti perintah Gryffin.
"Hah?!" sentaknya kaget.
"Ak--u belum pernah ma--sak."
"Gelo ah! Gue jadi ragu kalo lo cewek!" timpalnya membuat Bulan sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiga Semprul & Bulan
Teen FictionGadis tanpa identitas ditemukan oleh pemuda tampan di tengah-tengah hutan dengan keadaan menangis. Gryffin terpaksa harus membawa gadis lugu itu pulang bersamanya. "Apin aku boleh ikut?" "Boleh, asal jangan bandel!" __________________________ "Ap...