"Fin, masukin Bulan ke mobil Ayah! Biar Ayah yang nyetir!" teriak Ayah di atas tangga sembari menuntun istrinya.
Tanpa menjawab Gryffin semakin bergegas keluar rumah.
Bohong jika Herdi tidak khawatir dengan istrinya beserta Bulan, ia yakin Bulan pasti menyelamatkan istrinya dari kegiatan jahat tadi.
Tibanya di mobil, Bunda duduk di depan bersama suaminya. Herdi segera menancapkan gas, supaya Bulan cepat ditangani.
Beberapa menit kemudian....
"A--pin sakit," lirih Bulan, tidak henti meneteskan air matanya.
Kedua tangan Gryffin sudah terlumuri darah Bulan, ia berkata, "Tahan, ya? Lo harus kuat."
"I--ni sakit banget, a--ku gak ku--at Apin." Napas Bulan semakin naik turun, darah pun tidak henti keluar.
"Gue mohon, tahan. Bentar lagi kita sampai di rumah sakit."
Mendengar percakapan kedua remaja itu, membuat hati kecil Ariana tersayat. Ia merasa bersalah, jika saja tadi Bulan tidak menyelamatkannya mungkin gadis itu akan baik-baik saja, sungguh ia berhutang budi pada Bulan.
"Yah! Lebih cepet lagi!" pinta Gryffin dengan hati yang pilu.
oOo
Sekitar 2 jam yang lalu, Bulan ditangani oleh Dokter. Keluarga Gryffin menunggu di luar ruang UGD dengan perasaan cemas, sedari tadi Bunda terus menangis.
Herdi tidak henti mendekap wanitanya."Udah nangisnya, Sayang. Bulan pasti baik-baik aja," tuturnya lembut.
Ariana menggeleng pelan. "Nggak, Mas. Ini salah aku, gara-gara aku Bulan jadi kena tusuka--an," balasnya disela tangisan.
Tiba-tiba Gryffin menyeletuk, "Bunda jangan ngomong gitu, ini bukan salah Bunda tapi ini musibah."
Ayah Gryffin mengangguk setuju dengan ucapan putranya. "Bener kata Gryffin. Lebih baik sekarang banyak-banyak berdo'a buat Bulan."
oOo
1 minggu kemudian....
Sambungan telepon baru saja terhubung dengan Gryffin, tidak lain selain Bunda yang menelpon putranya karena wanita hamil itu terus mengkhawatirkan Bulan, meski Bulan sudah cukup membaik.
"Hallo Fin!" sahut Bunda.
Gryffin menjawab, "Iya Bun. Ada apa?"
"Kamu di mana sekarang? Ujiannya udah selesai 'kan?" tanya Bunda memastikan.
"Gryffin di sekolah, ini baru beres ujiannya tinggal nunggu hasil aja nanti." balas Gryffin sembari berjalan ke parkiran.
"Kamu bisa kan temuin Bulan hari ini? Bunda kesian, dia selalu ngerengek pengen sama kamu Fin. Kadang dia gak mau makan, pengennya sama kamu terus. Bunda juga gak bisa jaga lama-lama karena Ayah kamu ini," jelas Bunda memberitahu.
Netra Gryffin seketika membulat kaget."Bunda kenapa baru bilang sekarang? Kalo tau gitu Gryffin bisa jagain Bulan tiap pulang ujian sekolah," gerutu Gryffin dengan nada sedikit kesal.
Lantas Bunda menjawab, "Bukan gitu, Fin. Bunda cuman takut konsentrasi kamu jadi buyar. Jadi, Bunda gak ngasih tau apa pun tentang Bulan kecuali kepadanya membaik. Cepet gih ke rumah sakit, dia ditemenin suster terus."
"Iya Bun. Gryffin langsung ke rumah sakit bareng sama Awan. Gryffin tutup dulu teleponnya."
Tutttt tuttt tuttt
Sambungan terputus, Gryffin segera menaiki motornya lalu menyalakan mesin dan segera melakukan motornya karena Akbar dan Wawan sudah menunggu di depan Gerbang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiga Semprul & Bulan
Teen FictionGadis tanpa identitas ditemukan oleh pemuda tampan di tengah-tengah hutan dengan keadaan menangis. Gryffin terpaksa harus membawa gadis lugu itu pulang bersamanya. "Apin aku boleh ikut?" "Boleh, asal jangan bandel!" __________________________ "Ap...