Selepas mereka mengisi perutnya, cepat-cepat mereka tidur karena esok akan turun gunung. Surya dan yang lainnya sudah masuk ke dalam tenda yang berkapasitas empat orang.
Ada sekitar empat tenda yang dibangun dan yang kosong hanya tersisa satu tenda saja, itu merupakan tenda milik Gryffin.
Pemuda itu, masih belum beranjak ke tenda. Sebetulnya ia mengantuk, tapi ia bingung dengan gadis yang berada di sampingnya.
Gila saja jika mereka berdua harus tidur bersama dalam satu tenda. Gryffin juga LAKIK-LAKIK normal, bisa saja ia khilap.
"Apin ... Bulbul mau bobo," tuturnya pelan saat kantuk sudah menyerang.
"Yaudah sana masuk ke tenda!" suruhnya.
"Tapi, Bulbul mau sama Apin," pintanya dengan penuh permohonan.
"Gue gak bisa, gak mungkin gue tidur bareng cewek, Bul," tolaknya berharap Bulan mengerti.
"Kenapa?" tanya dengan penuh seluk-beluk penasaran.
"Karena lo bukan kekasih halal gue," bebernya memberi pengertian.
"Bulbul mau jadi kekasih, Apin," celetuknya tanpa mengerti benar apa arti dari sebuah kata kekasih tersebut.
"Nikah sama gue ...."
oOo
Kicauan burung di pagi hari terdengar merdu. Cahaya baskara menyorot bumi begitu terang, rembulan sudah berganti dengan mentari, ini tandanya sudah pagi.
Gryffin melenguh ketika tidurnya terganggu dengan cahaya yang menerpa wajahnya. Sedari malam ia memang tidur di luar sembari menyender di salah satu pohon yang berdekatan dengan api unggun.
Sebelah pundaknya terasa berat dan pegal, ia langsung menolah mendapati seseorang yang tengah tidur pulas di pundaknya.
Senyum tipis tertarik, semenjak kemarin malam Bulan kekeh tidak mau tidur sendirian di tenda, alhasil ia tidur di luar bersamaan dengan Gryffin.
Helaian rambut hitam legam menutupi wajah Bulan yang cantik natural. Entah datang keberanian dari mana, Gryffin mencoba menyingkirkan helaian rambut yang nakal sembari terhati-hati.
Beberapa detik kemudian ia terus memandangi paras cantik bak Dewi Yunani. Seketika ia melihat arloji yang melilit di pergelangan tangannya, di sana menunjukan pukul 06.15 pagi.
Cepat-cepat ia membangunkan Bulan. "Bul, bangun! Udah pagi." Pelan-pelan, tapi pasti Gryffin menepuk pipi Bulan.
Lenguhan kecil terdengar jelas oleh Gryffin. Perlu ia akui Bulan begitu cantik saat tertidur.
"Bangun heh!" Mata Bulan sempat terbuka, tapi ia malah menutupnya kembali membuat Gryffin terkekeh.
Kemudian Bulan benar-benar terbangun sembari menggisik kedua matanya menggunakan kedua tangannya.
Gryffin menahan kedua tangan Bulan. "Jangan digisik nanti perih," larangnya dengan penuh kelembutan.
"Ayo cuci muka dulu!" Gryffin mengajak Bulan untuk mengikutinya.
Pemuda itu senantiasa menggenggam tangan Bulan, ia berjalan menuju tenda untuk mengambil sebotol air bersih untuk mencuci wajahnya.
Selepas mengambil botol tersebut ia mencuci wajahnya hingga tidak ada sedikit pun celah yang terlewatkan.
Beralih pada Bulan, setelah Gryffin selesai mencuci wajahnya ia menyodorkan botol tersebut pada Bulan, lantas bulan mengikuti cara Gryffin mencuci wajahnya.
"Ugh! Dingin," celetuknya kala air dingin menerpa wajah tanpa polesan make up.
Detik-detik berlalu kegiatan cuci muka mereka sudah selesai. Gryffin segera membangunkan yang lainnya, mereka pun segera bangkit dan melakukan kegiatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiga Semprul & Bulan
Teen FictionGadis tanpa identitas ditemukan oleh pemuda tampan di tengah-tengah hutan dengan keadaan menangis. Gryffin terpaksa harus membawa gadis lugu itu pulang bersamanya. "Apin aku boleh ikut?" "Boleh, asal jangan bandel!" __________________________ "Ap...