Jangan lupa vote dan komen moms 🤰🤰
⚠️! Warning typo !⚠️
.
.
."Dateng juga lo." ujar ketua geng Gatra yang kerap di sapa Valka.
"Gue bukan pengecut kayak lo." ujar Marvel santai namun penuh dengan penekanan.
"Keep calm kawan, mari kita bertanding." ujar Valka.
Mereka menaiki motor masing-masing dan bersiap. Marvel kini sudah siap posisinya pandangan matanya sangat tajam bak burung elang.
Wanita yang berpakaian seksi sambil membawa bendera itu jalan di tengah tengah lalu bersiap untuk mengibarkan bendera itu.
Wanita itu sudah mengibarkan bendera nya pertanda balapan itu sudah mulai.
Marvel menancapkan gasnya begitupun dengan Valka. Valka mendahului Marvel yang berada di belakangnya, tak mau kalah Marvel semakin menjadi untuk mempercepat lajunya.
Balapan itu dimenangi oleh Marvel yaa seperti biasanya Valka selalu kalah dengan Marvel, dan sudah pasti Valka tak menerima kekalahannya itu.
Marvel turun dari motor nya itu dan menatap Valka yang tengah menatapnya juga. Valka menghampiri Marvel yang berdiri di samping motornya dan menatapnya sengit.
"Gue masih belum terima." ucapnya dengan nada sengit.
Marvel memutar bola matanya malas lalu menatapnya tajam. "Terima, jangan kaya banci lo."
Valka yang mudah sekali emosi, tersulut amarahnya karena perkataan Marvel.
"Liat aja nanti lo!" ucapnya penuh penekanan lalu pergi dari situ.
Teman-teman Marvel melihat kejadian tersebut menghampiri Marvel lalu mengucapkan selamat kepadanya.
"Lagi- lagi lo menang." ujar Enza.
"Congrats bro." ucap Bumi menepuk bahu Marvel.
Yang lain juga mengucapkan selamat kepada Marvel. Marvel membalasnya dengan senyuman kecil.
"Gue yakin, pasti abis ini mereka ngajak ribut." ujar Enza yakin pasalnya mereka itu tak menerima kekalahan.
"Liat aja nanti."
"Gue pergi duluan." ujar Marvel menaiki motornya dan melaju pergi. Teman-teman nya juga pergi dari sana.
Marvel sekarang berada di cafe tempat ia nongkrong sendirian, ia biasanya kesini sendirian dan pasti ketika ada masalah atau beban yang ada di pikirannya.
Waiters disana menghampiri Marvel dan menyapa nya. "Woi, udah lama gak kesini lo."
Waiters itu lumayan dekat dengan Marvel karena dulu saking seringnya kesini jadi ia akrab dengannya. Namanya adalah Adi.
"Pesen biasa kan?" tanya Adi sang waiters. Marvel menganggukkan kepalanya.
Tak berselang lama Adi membawa nampan yang berisi coffee pesanan Marvel.
"Thanks." ujarnya.
"Yoi."
"Gimana? Masih kaya dulu lo?" tanya Adi.
"Hm, masih sama."
"Yang sabar bro." ujar Adi menenangkan Marvel.
Marvel hanya tersenyum kecil lalu menyeruput kopi itu.
"Gue tinggal ya."
"Ya, udah sana."
Kini sudah jam setengah 12 malam namun cafe ini belum tutup karena cafe ini termasuk cafe 24 jam. Marvel hanya menikmati pesanannya saja sambil bermain main handphone, bahkan sekarang di cafe ini hanya ada 5 orang saja termasuk Marvel mungkin karena sudah larut malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARVEL (END)
ParanormalMarvel itu cowok yang terbilang nakal. Kerjaannya membolos, ngerokok dan kenakalan lainnya. Bahkan ia mempunyai geng motor yang di ketuai olehnya. Tetapi di balik sifat bad yang menjulukinya ia mempunyai hati yang penuh dengan luka. Luka masalalu ya...