62

15.7K 641 48
                                    

Happy reading and warning typo!!
.
.
.




Gue cuman gak mau dia khawatir.

Tapi kenapa seolah olah pada nyalahin gue?

Salah? AKHH GATAU ANJING PUSING.

Itu yang ada di kepalanya sekarang. Dengan kini ia duduk di kursi roda menyendiri di depan balkon rumah sakit yang sepi. Di temani angin dan matahari yang hampir terbenam.

Beberapa waktu sejenak ia menyendiri disana menenangkan fikirannya kemudian ia menggerakkan roda itu untuk balik ke ruangannya.

Sebelum sampai ke ruangannya ia melewati ruangan Bundanya. Ia ingin melihat Bundanya namun sepertinya ada Ayahnya di sana. Ia tak mau membuat keributan. Tapi saat ingin menggerakkan rodanya lagi ia di berhentikan oleh suara teriakan yang berasal dari ruangan Bundanya.

Lantas ia langsung membuka pintu itu dan terlihat lah Bundanya yang sedang duduk di ranjang dan menjambak jambak rambutnya sendiri dan terlihat disampingnya banyak suster dan juga Ayahnya yang sedang menenangkan Bundanya.

Marvel bergerak mendekati mereka. Namun-

PRANK.

Gelas yang berada di nakas di banting oleh Rana tepat di depan Marvel sehingga beberapa pecahan beling gelas itu mengenai dan menggores wajahnya dan juga kakinya.

Rosi yang melihat Marvel lantas langsung melototi cowok itu. "Ngapain kamu kesini hah?!"

Marvel menatap Ayahnya yang emosi melihatnya. "Marvel cuman pengen liat Bunda."

"Pergi."

Cowok itu diam.

"Saya bilang pergi!"

Marvel tetap diam tanpa berkutik sekalipun.

Rosi berdecak kesal lalu menghampiri Marvel sedangkan Rana yang masih di tenangi oleh suster suster.

Plak.

Tamparan mendarat di pipi cowok tersebut. Lagi. Tetapi tamparan itu tak sekeras waktu lalu. Wajah Ayahnya itu sangat terlihat sekali bahwa dia emosi. "PERGI SAYA BILANG!" tetapi cowok itu tetap diam.

"KAMU TIDAK LIHAT BUNDAMU?!! TAU KAN HAH DIA SAKIT APA?!"

"Lagi lagi itu karena dirimu. Memang kamu pembawa sial." ujarnya dalam.

Marvel yang mendengar itu masih diam tanpa bergerak apapun. Matanya memandang kosong Bundanya yang masih menjerit. Sekilas ia mendengar Bundanya meributkan apa.

Rosi mengusap wajahnya kasar dan menendang kursi Roda itu kencang sampai Marvel terjatuh di samping pecahan gelas tadi. Yang mengakibatkan tangannya yang masih dibaluti infusan itu terluka.

Ia meringis kecil merasakan denyutan. Hatinya, Badannya sangat lelah menghadapi keadaan seperti ini lagi.

Melihat Marvel yang merupakan pasien rumah sakit salah satu suster membantunya untuk duduk di kursi roda namun di cegah oleh Rosi.

MARVEL (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang