30

20.9K 891 2
                                    

⚠️! Warning typo !⚠️

.
.
.
.

Marvel sekarang terduduk di lantai dengan memegang kedua lututnya. Keadaan nya kini terbilang sangat berantakan, mata yang memerah akibat menangis dan rambut yang acak-acakan apalagi sisi ruangan berantakan akibat ulahnya.

Enza terdiam di sisi pintu, saat melihat Marvel yang duduk di sudut ruangan dengan keadaan yang menyedihkan. Ia sungguh tak tega melihat sahabatnya ini begini terus.

Marvel, memang punya sakit mental yang kadang kalanya ia tiba-tiba merasa depresi yang berat dan sekarang cowok itu mengalami nya.

"Vel." panggil pelan Enza.

Marvel ia tetap pada posisinya tak menyahut apapun. Enza sendiri bingung sudah bertahun tahun lamanya kenapa depresi Marvel muncul lagi. Alhasil Enza memilih keluar dari apartemen Marvel dan memutuskan memanggil dokter.

Saat sampai di luar gedung apartemen itu Enza tak sengaja melihat gadis yang ia kenal lalu langsung saja ia menghampiri gadis itu.

"Eca!" seru Enza sambil berjalan ke arah gadis itu.

Eca yang memang melewati gedung tak tahu keberadaan Enza sampai-sampai cewek itu menengok dan menatap Enza bertanya.

"Loh Enza?!"

Enza sudah berada di hadapan Eca dan langsung menarik tangan Eca begitu saja tanpa persetujuan si pemilik nya.

Eca kaget saat dengan santainya tangannya di tarik begitu saja oleh cowok itu. "Ehh lo ngapain Za."

Enza tak membalasnya, dan terus menarik membawa nya ke dalam gedung.

"Za, lepas."

"Lo mau ngapain sih?!" kesalnya.

Sampai di depan pintu apartemen mereka berdua diam dan cowok itu melepaskan tangan Eca.

Eca menggerutu kesal karena dengan paksa cowok itu menyeretnya kesini, tapi tunggu-- kenapa pintu yang didepan nya tidak asing? Apakah ia pernah kesini?

"Lo mau bawa gue kemana?!" ucapnya dengan nada jengkel.

"Heheh maap Ca nyeret lo kesini." kekehnya.

"Tapi ini penting banget anjing." lanjutnya dengan raut muka serius.

Gadis itu berdecak dan memutar bola matanya malas. "Apa?"

"Lo harus nanganin pasien yang lagi depresi!" tekannya.

Seketika matanya membulat kagett. "HAH?? MAKSUD LO ZA?"

"Sekarang mending lo ke dalem ngobatin pasien yang lagi depresi." ucapnya seraya mendorong badan Eca untuk memasuki ruangan itu.

"Lah? Kok gue?! Emang kata lo gue dokter? Lulus SMA aja belom gue." herannya.

"Kan emak lo dokter!" sanggah Enza.

"Lah iya itu emak gue ... Gue?!!"

"Bodo amat Ca! Intinya lo harus sembuhin dan tenangin dia."

MARVEL (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang