10

31.9K 1.1K 2
                                    

⚠️ ! Warning typo ! ⚠️
.
.
.

"MARVEL?!" pekik Eca kaget.

Eca sangat kaget tidak menyangka, ia melihat di pintu terdapat Marvel yang kini membawa bawaan yang banyak.

Marvel menyalimi tangan Yera dengan sangat kaku yaa karna Marvel tidak pernah di ajarkan seperti ini oleh orang tua nya, itu pun ia tahu dari orang tua Enza yang mengajarkan nya.

Yera mempersilahkan Marvel masuk, Marvel langsung saja masuk dan menatap Reza yang sedang menonton televisi dan bergantian menatap Eca yang juga menatapnya heran.

Tatapan Marvel kini beralih lagi ke Reza dan memberikan Reza sesuatu. "Ini Reza?"

Reza yang merasa di panggil menganggukan kepalanya sambil tersenyum.

"Ini buat mu." Marvel menyerahkan semua bawaannya ke Reza lalu ia taruh di nakas. Sontak hal itu menjadi tanda tanya bagi Yera.

"Nak Marvel ini banyak sekali."

"Tidak papa bu."

Marvel kemudian menarik nafasnya panjang lalu menatap Yera. "Sebelumnya saya memohon maaf kepada Reza dan Ibu."

"Saya yang menabrak lari Reza semalam." lanjut Marvel.

Yera tentu saja sangat terkejut, Reza juga sangat terkejut tapi dia lanjut menonton televisi.

Yera kemudian mendekati Marvel lalu mengelus bahu Marvel dan tersenyum. "Tidak apa apa nak, saya beserta anak saya sudah memaafkan nya."

Marvel menanggapi dengan senyuman dan menoleh ke arah Eca yang kini sedang menatapnya datar, tapi Marvel tak peduli.

"Maaf bu saya tidak bisa lama-lama, kalau begitu saya izin pamit." pamit Marvel dengan sopan.

"Kenapa cepat sekali? Baiklah kalau begitu, makasih ya nak."

Marvel menanggapi dengan senyum lalu beralih menatap Reza. "Cepet sembuh, sekali lagi maaf."

"Makasih kak, iya kak sans aja." ucap Reza santai.

Marvel tersenyum lalu pamit pada Yera dan pergi meninggalkan ruangan.

Eca izin pada Yera untuk pergi sebentar ingin menemui Marvel, setelah mendapat izin Eca pergi meninggalkan ruangan.

Eca melihat sekitar tidak ada Marvel, tetapi tak sampai disitu ia malah mencari Marvel hingga keluar. Dan dapat! Eca mendapat Marvel yang kini berada di tepi jalan ingin melajukan motornya, dengan buru-buru Eca menghampiri Marvel yang kini menancap Gas motor.

"MARVEL!" teriak Eca.

Marvel menengok ternyata ada Eca yang kini berlari ke arahnya.

"Sebentar." Eca sudah berada di samping Marvel yang menangkring di motor nya, ia mengambil nafas sebentar lalu kembali bicara.

"Makasih udah mau jengukin adek gue."

Marvel mengangguk saja sambil menatap Eca yang kini belum rapi bicara.

"Dan maaf tadi pas sekolah gue bentak lo." ucap Eca dengan nada menyesal mungkin.

"Hm." Marvel hanya berdehem.

"Oke, sekali lagi makasih." Eca segera berlari dari situ dan masuk ke dalam rumah sakit.

Marvel kini tersenyum kecil di balik helm nya. Lalu melajukan motor nya meninggal kan area itu.


****

Marvel sampai dan memakirkan motornya lalu masuk kedalam.

Marvel sekarang berada di markas geng motornya. Markas ini di bilang cukup luas, tempat nya berada di belakang komplek rumah Enza.

Marvel duduk di sofa lalu mengambil satu puntung rokok dan menghisapnya.

"Abis kemana lo?" tanya Enza.

"Rs."

"Lah ngapain?"

"Numpang berak."

Enza tertawa kecil, meski candaan itu garing, cuman ia senang Marvel mulai banyak ngomong. "Wiih bisa bercanda juga lo."

"AISH GILE." tiba-tiba Ares teriak hingga semua yang ada di sana menengok ke arahnya, sampai juga si Bumi yang sedari tadi ngorok terbangun karena suara kaleng kerupuk Ares.

"Lah stres lo Res." timpal Bumi yang kini terbangun dari teriakan Ares, yaa dan itu sangat menggangu nya.

"Kesel gila."

"Kesel napa si?" tanya Talaga.

"Gue lagi main quiz tapi pertanyaannya aneh aneh." kata Ares sambil menunjukkan aplikasi yang ia main di ponselnya.

"Lo nya aja yang otaknya ga nyampe." ucap Bumi.

"Bangke." umpat Ares.

"Sini mending gue yang mainin, pasti bener." sombong Bumi yang kemudian merebut ponsel Ares gang berada di tangan Ares.

"Nih gue mainin ya."

Bumi kini sudah memulai permainan nya, yang lainnya hanya melihat bagaimana nantinya.

"Satu bus yang mengangkut 25 penumpang berjalan dengan kecepatan 80 km/jam." Bumi membacakan soalnya dengan lantang.

"Halah ini mah gampang Res, soal anak sd." sombong Bumi.

Lalu ia melanjutkan membaca soalnya. "Dan pada saat di halte pertama 15 penumpang turun, dan sisa lah 10 penumpang bersama supir busnya."

"Pertanyaannya adalah siapa nama supir bus nya?"

"HAH?!! ANJING!!"

"MANA GUE TAU SUPIRNYA SIAPA, YA KALI BAPA GUE." teriak Bumi kesal, ada ada saja soalnya.

Temannya pun mengejek. "Tadi katanya, hilih ini mih gimping siil inik isdi." ledek Ares.

"Mamam noh soal." Enza ikut meledek.

"Mau demo lah gue sama yang bikin soal."

"Gitu saja sudah depresi ceunah."

"Diem lo jamet."

"Istighfar bumi, tidak baik begityuh."

"Diem deh nte."

"Hah? Nte? Tante?" heran Ares.

"Lonte, BWAHAHAHHAHA."

"Ei geblek." ucap Ares sambil tersenyum manis yaa tandanya hanya berpura-pura.

.
.
.
.
.

TBC

see u next part

jangan lupa
- vote
- komen yang banyak.

IG : @nzwanzhl

PUBLISH : 21/06/21

MARVEL (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang