Chapter 9

30 12 0
                                    

Keadaan mendadak canggung. Fatimah lebih dulu memutuskan kontak mata dengan laki-laki yang berada di depannya.

Laki-laki itu juga lansung berdiri.

“Kau a.. Apa kabar?” tanya laki-laki bernama Alfi Syahri Ramadani. Yah nama itu masih Fatimah ingat, bahkan sampai saat ini.

Fatimah kikuk mendengarnya, bagaimana tidak? Bertemu dengan seorang laki-laki setelah beberapa tahun.  Bukannya kamu akan gugup juga jika bertemu dengannya?

“A.. Aku baik-baik sa.. ja.” jawab Fatimah.

Alfi tersenyum mendengarnya, tiba-tiba seseorang memanggil namanya dengan lantang. Refleks Fatimah dan kedua sahabatnya menoleh menatap perempuan yang memanggil Alfi.

“Bang alfi! Ayo mama nyariin nanti.” teriaknya.

“Iya bentar dulu.” balas Alfi tidak kalah nyaringnya.

Detik kemudian Alfi menoleh kembali menatap Fatimah.

“Dia adik gue namanya Alfa, yaudah aku pamit dulu ya. Assalamualaikum!” ucap Alfi seraya berlalu pergi.

“Waalaikumsalam.” jawab Fatimah disusul oleh jawaban Aminah dan Siti secara bergantian.

Fatimah melihat punggung Alfi yang perlahan mulai menjauh. Sebelum benar-benar menghilang dari pandangannya, Alfi tiba-tiba menoleh seraya mengedipkan sebelah matanya. Hal itu tentu membuat Fatimah salah tingkah.

Aminah dan Siti tidak henti-hentinya memerhatikan laki-laki itu dan Fatimah secara begantian. Ternyata mereka tidak mengerti apa yang sedang terjadi.

Karena melihat Alfi sudah menghilang, Fatimah lansung menoleh menatap kedua sahabatnya yang juga menatap dirinya.

“Astagfirullah!” ucap Fatimah terkejut saat melihat wajah mereka. Bukan seram, tapi hanya terkejut dengan wajah mereka yang seolah-olah meminta penjelasan dari apa yang terjadi.

“Apanya kamu itu Fatim? Kok kayaknya deket banget sampe bilang 'kamu apa kabar?” ucap Siti meniru pembicaraan Alfi sebelumnya.

Aminah hanya diam, tapi wajah seolah-olah mendukung pertanyaan Siti agar cepat dijawab.

Fatimah salah tingkah karena mereka berdua terus saja menatapnya.

“E.... Di.. Dia itu cuma temen se-tetangga aja mbak nggak lebih kok.” ucap Fatimah mengerti apa yang sedang dipikirkan kedua orang yang berada di depannya.

Siti dan Aminah memicingkan wajahnya lalu saling melirik dan melepas tawanya masing-masing.

“Hehe santai aja Fatim, mbak juga nggak kepikiran kalian punya hubungan lebih kok.” jelas Aminah. Berarti dugaan Fatimah salah dong, su'udzon sih.

“Tau nih si Fatim, tapi aku juga sempat kepikiran gitu sih.” ucap Siti cengengesan.

Fatimah tersenyum malu karenanya. Sebenarnya hubungan Fatimah dan Alfi itu sebatas sahabat saja. Walaupun begitu sikap yang mereka lakukan seperti layaknya pasangan, dan tidak jarang orang-orang mengira mereka itu pacaran atau apalah gitu. Namun saat Khadijah, umi Fatimah mengirimnya ke pondokan membuatnya jarang berkomunikasi dan membuat hubungan mereka sedikit renggang.

“Fatimah!” panggil Aminah karena menyadari dirinya sedang melamun.

“Eh iya mbak? Kenapa?” ucap Fatimah dengan cepat karena sedikit terkejut.

“Hahah nggak kok, yaudah yuk kita lanjut refresing.” ajak Aminah mendapat anggukan dari Fatimah dan Siti.

Kini mereka sama-sama menikmati indahnya senja di sore hari. Hal itu tidak akan pernah dilupakan oleh Fatimah. Mereka merangkul antar satu sama lain dan melemparkan senyum.

Bersama Menuju Cintanya ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang