0.04

4.4K 344 15
                                        






Berita kandasnya hubungan heeseung dan yuna sudah tersebar cepat, banyak asumsi publik yang bertebaran dimana-mana

'Heeseung itu memang buaya darat, sudah biasa seperti ini'

'Bukankah ini terlalu cepat biasanya heeseung akan berkencan kurang lebih satu minggu ini hanya tiga hari'

'Menurutku yuna hanya ingin mencari sensasi saja'

'Aku kira heeseung akan menikahi yuna, tapi ternyata sama saja sepeti kemarin-kemarin'

Seperti itulah beberapa komentar di artikel dari media terkenal. Pagi ini keadaan kantor heeseung juga sama seprti kemarin bahkan bisa dibilang bertambah, dan yang heeseung lakukan juga sama seperti sebelumnya, hanya berdiam diruangannya, melalun menglihat luar jendela kaca yang berada di sisi kanan ruangannya.

Kepalanya sangat pusing banyak yang diapikirkan dari mulai perusahaannya, perjodohannya, dan jika media itu tau bahwa dirinya akan menikah maka bagaimana dengan- ahhh sudahlah. Heeseung bangit dari
duduknya, lama-lama duduk di kursi kekuasaan ternyata tidak nyaman juga. Heeseung terus berjalan cepat kekuar ruangan dan berhenti sejenak di dekat meja heuningkai

"Batalkan semua pertemuan hari ini, aku tidak enak badan"

Heuningkai mengerutkan dahinya heran, apa dia salah dengar? tidak niasanya atasannya ini membatalkan jadwal begitu saja.

"Apa ingin saya antar kerumah sakit?"

"Tidak"

Heeseung merebahkan tubuhnya di atas sofa ruang tamu mansionnya, badannya terasa sangat lemas, kepalanya pusing.

"Arkhhhh.. lee heeseung kenapa kau lemah sekali!!!" Maki heeseung kepada dirinya sendiri

Tangan heeseung meraba saku jas nya dan mencari benda pipih yang biasa disebut ponsel, menekan dengan kasar nomer yabg ada di antara kontaknya

"Kai, tolong bilang kepada para wartawan dan media, hentikam berita tentang perjodohanku sekarang juga!"

"m-maaf tap-"

'pip





🌟⭐🌟






Matahari perlahan mulai meninggalkan salah satu bagian bumi, langit yang sebelumnya biru cerah kini mulai berganti warna menjadi jingga di bagian barat.

Jongseong masih disini, di balkon kamarnya yang menjadi tempat terfavorit untuknya memandang langit

"Sebentar lagi aku akan kesana" ucapnya seraya menatap langit yang tinggi itu


"pasti aku tidak merasakan sakit lagi"

Lanjutnya kemudian berjalan meninggalkan balkon dan keluar dari kamarnya, bisa jongseong lihat suasana rumahnya sedikit ramai, para maid tengah sibuk menyiapkan segala hal untuk acara malam nanti, hal itu membuat jongseong sedikit gugup, apakah benar dia akan dilamar?



Malam pun telah tiba maid yang tadinya sibuk berkeliaran satu persatu mulai hilang entah sembunyi dimana, jongseong dan kedua orang tuanya pun sedang duduk di ruang tamu menanti sang calon besan bersama calon menantu nya yag sekarang masih dijalan.

"Omma aku ke kamar mandi dulu" jongseong
Tanpa menunggu izin dari omma nya jongseong langsung berjalan sedikit cepat untuk ke kamar mandi

Sesampainya di kamar mandi jongseong menatap dirinya di patulan cermin, sedikit mengatur nafasnya yang berantakan

"Huft.. bagaimana ya dengan calon suamiku!!" Katanya yang tentah kepada siapa

Bel rumah berbunyi tepat saat jongseong keluar dari kamar mandi, ia bisa melihat dua maid yang berlari untuk membukakan pintu rumahnya

"Selamat malam tuan Min, long time no see kemana saja kau?"

Sapa tuan Lee si calon besan

"ahaha.. iya aku sibuk akhir2 ini"
Jawab tuan park dan mempersilahkan tamu duduk.

"Seokjin hyung bagaimana kabarmu?" Tanya omma jongseong memeluk seokjin lama

"Aku baik, sangat baik" jawab seokjin melepas pelukan jimin
Atensi seokjin teralihkan oleh seorang pemuda manis yang berdiri kaku di samping sahabat lamanya

"Jongseong-ahh kau sudah sebesar ini, terakhir kali aku mengendongm mu masih sangat kecil" seokjin

Heeseung yang duduk di samping appa nga pun hanya memutar bola matanya malas, tidak ingin menyapa calon istri atau bahkan calon mertuanya sendiri. Yang dilakukan heeseung hanya duduk tanpa ekspresi di wajahnya, bisa jongseong lihat calon suaminya ini adalah lelaki yang dingin dan acuh.

"Baiklah mari kita mulai saja" ajak si tuan rumah

"Lusa kalian harus menikah!" Lanjutnya.

Itu membuat heeseung dan jongseong kaget, yang benar saja, ayolah pernikaha itu bukan permainan yang bisa dipakukan kapan saja, mereka juga butuh menyiapkan mental untuk membina rumah tangga.

"Tidak bisakah lebih lama sedikit?" Pertanyaan meluncur dari bibir heeseung, jujur saja dia keberatan.

"Tidak bisa nak, kalian tidak punya banyak waktu lagi" perkataan appa nya membuat heeseung membuang nafas kasar



🌟⭐🌟



Heeseung sudah kembali ke rumahnya, setelah membahas banyak hal di rumah calon suaminya itu sangat membuatnya sedikit kelelahan, walupun dirinya hanya duduk diam tapi pikirannya yang lelah.

Dia kemudian duduk di atas kasur king size nya dan mengecek ponselnya ada beberapa panggilan dari nomor tidak dikenal mengirim pesan

'heeseung oppa apa kabar?'
'aku akan kembali ke seoul sebentar lagi'
'tunggu aku ya, aku mencintaimu'

Heeseung menghela nafas panjang, perasaannga campur aduk antara sedih senang binggung dan lelah menjadi satu.

"Sial, aku benci seperti ini"























Tbc.

I'M YOURS [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang