Jeongseong terbangun dari tidurnya. Menyadari sesuatu yang tidak beres sedang terjadi. Jam menunjukkan setengah dua belas malam, jongseong yang menunggu heeseung pulang tanpa sadar malah tertidur di sofa. Berjalan dengan susah payah menuju jendela samping, kakinya yang dua hari lalu terkilir belum juga menunjukkan tanda-tanda akan pulih, itu yang menyebabkan jongseong terbatas bergerak, memasak serta menuruni tangga.
Mobil heeseung belum ada, berarti heeseung belum pulang. Entahlah mungkin memang heeseung sangat sibuk. Jeongseong bahkan belum melihatnya dua hari ini. Saat bangun tadi pagi suaminya itu tidak ada di rumah, saat pulangpun jeongseong sudah tidur.
"..apa akan ada badai setelah ini?" Gumamnya pada diri sendiri.
Tubuh jeongseong bergetar takut melihat kilatan petir di luar rumahnya. Angin bertiup kencang seakan menembus jendela di depannya, seketika ingatan masa kecilnya terputar kembali. Seolah mengingatkannya pada kejadian yang tidak pernah bisa jeongseong lupakan. Ini bencana bagi jeongseong, dia paling tidak bisa mendengar atau melihat sekelilingnya dengan jelas, pandangannya kabur serta pendengarannya seolah hanya fokus pada suara gemuruh di luar sana.
"Jeongseong tenangkan dirimu" ucapnya menenagkan dirinya sendiri. Seketika jongseong menyesali mengapa dia harus terbangun tadi.
Jongseong mencoba menaiki tangga untuk ke kamarnya dengan susah payah. Berlindung di bawah selimut adalah cara satu-satunya yang paling aman sekarang. Namun mengingat kondisi kakinya yang masih sakit membuat penderitaan jongseong seperti tidak ada habisnya. Kepala terasa sangat pusing, nyeri di dadanya mulai terasa lagi. Dengan tidak tau dirinya penyakit sialan itu malah kambuh disaat seperti ini
"ARGHH- HIKS"
Jongseong tidak tahan untuk tidak menangis. Pada akhirnya jongseong kembali turun ke bawah setelah berhasil menaiki tiga anak tangga.
Rasa takut, marah, sakit, tercampur menjadi satu. Kini jongseong sudah pasrah dengan takdirnya. Jika tuhan akan membawa nyawanya malam ini sekalipun dia akan terima dengan lapang dada.Keringat dingin bercucuran membasahi wajahnya. Bola matanya berkeliaran melihat sekelikingnya, tangan kecil jongseong sibuk menutupi telinganya agar suara petir tidak dia dengar lagi. Tubuh jongseong terlihat semakin mungil saat dia berjongkok di lantai yang dingin. jongseong memejamkan mata, menyembunyikan wajahnya pada lututnya, dan menangis sekencang mungkin.
.
.
.
Heeseung menambah gas pada mobilnya agar melaju lebih cepat lagi. Dia tau malam ini akan terjadi hujan badai. Entahlah mungkin heeseung sudah di rasuki makhluk lain yang membuat dia terus memikirkan jongseong suaminya. Heeseung ingat, disaat awal pernikahannya dengan jongseong, suaminya itu sangat ketakukan saat terjadi badai.Dua hari ini memang heeseung sengaja menghindari jongseong. Disadari atau tidak, tapi jika dia terus di samping jongseong. Heeseung malah membuat suaminya menangis atau kesakitan. Ternyata setelah heeseung fikirkan semalaman perkataan sunghoon tentang dirinya yang hanya bisa menyakiti jongseong memang benar. Melihat jongseong menangis adalah salah satu dari puluhan hal yang membuatnya terbunuh secara perlahan.
"sebenarnya ada apa denganku?."
Heeseung sampai di rumah besarnya dengan selamat.
Pertamakali yang dia lihat saat memasuki pintu rumahnya adalah sosok suaminya yang terduduk di lantai dengan tangan yang seolah melindungi kepalanya.Tanpa berfikir lama heeseung segera berlari sekencang mungkin menghampiri jongseong. Mengangkat tubuh suaminya menaiki tangga menuju kamarnya. Sedangkan jongseong yang masih kaget mencoba mebuka matanya yang dipenuhi dengan air mata. Heeseung, wajah suaminya tepat di atas jongseong. Ekspresi heeseung menunjukkan kekhawatiran yang sangat ketara. Jongseong belum dapat memproses apa yang terjadi, atau memang dia hanya bermimpi sekarang? Setelah bangun nanti jongseong kembali mendapatkan bentakan kasar dari sosok yang membawanya ini? Jika benar begitu, maka jongseong lebih memilih tidur selamanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
I'M YOURS [end]
Fanfiction[boyslove] #HEEJAY (tahap revisi) rasa sakit itu terbalas lunas, sekarang jongseong aman dalam dekapan tuhan. [[angst]]++wajib vote meski udah end! Original story by ;🍥ay_JEL0