Jeongseong berdiri tepat di depan pintu ruang kerja heeseung. Beberapa detik yang lalu dia sudah mengetok tapi tidak ada sahutan dari dalam. Dia akan bicara dengan heeseung, bahwa dia tidak ada hubungan sama sekali dengan sunghoon. Jongseong akan menjelaskan se-rinci mungkin. Dia takut jika heeseung marah padanya, dia akan memenfaatkan sisa harinya dengan baik bersama heeseung. Itu cita-citanya dari dulu"Hyung kau ada di dalam kan?" Tapi belum juga ada jawaban dari heeseung. Jongseong tidak salah lihat, dia yakin heeseung ada di dalam. Atau mungkin heeseung benar-benar marah. Gawat
"Hyung, aku tidak berkencan dengan siapapun. Sunghoon hanya temanku. Tolong percaya padaku" ucap jongseong sedikit berteriak, mungkin saja heeseung dapat mendengarnya.
Sedangkan heeseung yang memejamkan matanya di sofa ruang kerjanya mencoba tidak peduli. Dia tau jongseong ada di depan. Dia dengar apapun yang jongseong katakan.
"Hyung, keluarlah.."
Heeseung menghela nafas panjang. Bangkit dari duduknya lalu berjalan membuka pintu ruangan ini
"Apa?"
Seketika nyali jongseong menciut. Entahlah setiap melihat wajah heeseung jongseong merasa takut. Dia tidak tau keberanian mana yang sudah meminta heeseung keluar tadi, saat heeseung benar-benar keluar jongseong menundukkan kepalanya takut.
"Kau perlu istirahat. Apa tidak lelah setelah berkencan seharian dengan sunghoon"
Apa? Seharian? Tidak. Jongseong berangkat ke rumah eomma jungkook pukul sepuluh. Kembali ke rumah pukul satu siang. Di perjalanan membutuhkan waktu satu jam. Itu berarti jongseong hanya beberapa menit di rumah orang tua sunghoon. Lagi pula dia tidak berkencan, HANYA KERUMAH SUNGHOON, harus berapa kali jongseong bilang agar heeseung percaya
"..tidak. hyung sudah lihat sendiri tadi saat video call kan, kami tidak berkencan"
"Aku tidak percaya"
"..hyung cemburu?"
Skakmat. Heeseung kicep, bergerak gusar membuat jongseong tersenyum senang. Ah.. benar heeseung sedang cemburu. Mungkin semua orang memang akan berfikiran demikian juga. Seakan jongseong lupa jika dia sedang menggoda monter yang membuatnya kedinginan kemarin.
"Jangan mengada-ada" jongseong menurunkan pandangannya, menuduk lagi. Dia juga kaget dengan yang di ucapnya. Tiba-tiba saja terlintas dalam otaknya lalu berucap begitu saja
"M-maaf"
"Tidak ada yang cemburu jika kau tau. A-aku hanya kelaparan saja tadi memintamu cepat pulang. Kau ingin aku mati dan kau masuk penjara karena tidak menyediakan makanan untukkmu" berfikir terlalu jauh. Mana mungkin manusia akan mati hanya karena telat makan beberapa menit, sebenarnya jika memang takdir dia akan mati maka dia mati juga. Ohh dan siapa yang tadi pagi mengatakan 'pergilah sepuasmu kepada jongseong? Haruskah jongseong mengingatkannya
"Maafkan aku, aku pikir hyung akan pulang malam.."
Heeseung melotot horor memandang jongseong semakin kesal. Sepertinya jongseong membuat amarah heeseung menyulut lagi
"Jadi jika aku tidak memintamu pulang, kau akan berkencan seharian dengan sunghoon?"
"Ti-"
"Ah maafkan aku telah merusak rencana indahmu, kau boleh pergi bersamanya lagi sekarang. Sepertinya jalan-jalan sore tidak terdengar buruk" setelah mengucapkan itu heeseung masuk ke ruang kerjanya lagi dan menutup pintunya dengan keras. Jongseong tidak tau apa yang harus dilakukannya. Heeseung menucapnya terlalu cepat, sedangkan jongseong belum mencerna semuanya

KAMU SEDANG MEMBACA
I'M YOURS [end]
Fanfiction[boyslove] #HEEJAY (tahap revisi) rasa sakit itu terbalas lunas, sekarang jongseong aman dalam dekapan tuhan. [[angst]]++wajib vote meski udah end! Original story by ;🍥ay_JEL0