0.32

4.3K 356 17
                                        

Heeseung membuka matanya saat merasakan tangan kanannya kebas, mungkin karena tertindih kepalanya semalaman. Heeseung memgumpulkan seluruh kesadarannya saat melihat mata jongseong ternyata sudah terbuka, dan menatapnya dari tadi.

"Sayang kau sudah bangun?" Yang ditanyai tidak menjawab- belum sempat menjawab karena heeseung dengan tergesa mencari tombol untuk memanggil dokter.

"..a-apa ada yang sakit hm? kau merasa pusing..?"

Jongseong hanya tersenyum tipis, namun itu sangat terlihat manis dimata heeseung.

"aku baik-baik saja hyung, jangan khawatir.."

Heeseung bernafas lega, kembali dia mendudukkan dirinya di kursi lalu mengecupi tangan jongseong.

"aku kangen tau.." katanya membuat jongseong semakin tersenyum.

"Aku tau hyung"

Yang lebih tua memeluk tubuh jongseong yang masih lemas di atas ranjang rumah sakit. Menaruh kepalanya di bahu jongseong dengan hati-hati, tidak ingin melukai suaminya lagi.

"Oh- dari kapan kau sadar? Kenapa tidak membangunkan aku?"

"Tadi pukul tiga" jawab jongseong menyengir tanpa dosa.

"Hyung terlihat kelelahan tadi, aku tidak tega membangunkanmu"

Selalu saja begini, jongseong membuat heeseung merasa jantungnya berdetak dengan cepat.

"Bagaimana kabarmu hyung?"

Heeseung mengalihkan atensinya menatap jongseong yang kini raut wajahnya sudah berbeda. Masih tersenyum namun lebih terlihat seperti dipaksakan?

"Sangat buruk..-

-Sangat buruk saat aku melihatmu seperti ini"

"Maaf-"

'cup*

Belum sempat menyelesaikan ucapannya, heeseung sudah lebih dulu membungkam bibir jongseong dengan bibirnya. Memberi lumatan sedikit di atas bibirnya tapi tidak mendapatkan balasan dari jongseong. Karena ini.. terlalu tiba-tiba.

"Jangan meminta maaf, kau tidak pernah berbuat salah."

Jongseong menatap tidak mengerti, heeseung berbeda sekarang. Dia terlihat lebih lembut, perlakuannya terhadap jongseong juga terasa sangat nyaman untuk jongseong.

"Aku yang seharusnya bilang itu.."

"Apa?"

"Aku yang seharusnya minta maaf denganmu, jangan tinggalkan aku ya? Aku minta maaf sudah melukaimu, tidak memperlakukanmu dengan baik. Jangan benci aku jongseong!! Aku cinta kamu.. kamu- jongseong adalah hidupku"

Tidak, tidak. Ini sangat tiba-tiba, jongseong belum menyiapkan diri.

"Aku mencintaimu, si pengirim surat rasasia"

DEG

Jongseong bergerak gelisah, aduh pasti wajahnya sudah memerah sekarang. Lagi pula dari mana heeseung tau? Padahal dia bilanga-

"Aku sudah tau semuanya, jongseong. Kau kan yang mengirim surat dan selalu membuatkan sarapan untukku dulu waktu SMA?"

Heeseung mendekatkan wajahnya ke wajah jongseong. Suaminya sangat manis jika sedang menahan malu seperti ini.

"Dari mana hyung tau?"

"Sunghoon"

Jongseong berohria saja. Agak merasa aneh ternyata sunghoon yang memberi tau heeseung.

I'M YOURS [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang