"Tanpa menjawabpun kau sudah tau, sunghoon"
Kemudian sunghoon tertawa keras. Membuat jongseong keheranan, setelah ditolak bukannya sedih tapi temannya ini malah tertawa seperti orang gila. Jongseong bergidik ngeri membayangkan, jika sunghoon benar-benar gila karena dia menolak cintanya.
"K-kenapa tertawa?.."
Tanya jongseong takut-takut jika saja dugaannya memang benar"Tidak. Aku teringat saat kita SMA dulu AHAHAH.." sunghoon masih tertawa bahkan sekarang lebih keras dari sebelumnya. Sedangkan jongseong hanya memutar matanya malas, tidak ada yang lucu. Pikirnya
"Itu tidak lucu sama sekali"
"Setiap pagi kau pasti berlari seperti kesetanan.. Bwahaha-"
"Diam sunghoon"
"Kurasa dia saja yang terlalu bodoh ahahah"
"Yak!!jaga bicaramu Park Sunghoon" marah jongseong.
Sepertinya sunghoom salah bicara
"Maaf.. hehe"
Setelah itu sunghoon benar-benar berhenti terrawa. Tiba-tiba pertanyaan di otaknya kembali muncul setelah dia pendam beberapa hari ini. Mungkin sunghoon akan menanyakannya sekarang, tapi- sudahlah
"Kenapa kau tidak terus terang saja?"
Jongseong memandang sunghoon beberapa detik. Mengurungkan jawabannya, walau sunghoon tidak jelas bertanya apa namun sepertinya jongseong tau apa maksud sunghoon
"Untuk apa? tidak akan merubah apapun"
Baru saja sunghoon ingin berucap, namun dering ponsel jongseong menghentikan semuanya.
Panggilan video
'Heeseung hyung'
Jongseong memandang sunghoon canggung. Tanpa menunggu lebih lama, jongseong segera menjawab panggilan suaminya. Terlihat jelas dari layar ponsel jongseong wajah heeseung yang seratus kali lebih tampan dengan kaos pemberiannya. Jongseong bahkan sampai menahan nafasnya untuk beberapa detik.
"Kau bisa melihat wajahku tidak?" Suara dari ponsel jongseong
"I-iya hyung, aku melihatmu"
Sunghoon hanya melihat tak minat.
"Ada apa?" Lanjut jongseong
"Dimana kau menaruh remote TV?"
Lelucon apa ini? Apa dia pikir jongseong membawa remote TV saat keluar rumah -sunghoon
"Remote TV?"
"Iya. Cepat katakan, aku ingin menonton TV sekarang" jawab heeseung dengan nada bicara dingin
"Em- coba cari di sofa, atau meja mugkin disana"
Jongseong melihat pergerakan dari ponselnya. Hingga dua detik kemudian jongseong kembali mendengar suara heeseung
"Ah.. ini dia" ketemu juga, heeseung tersenyum kecil. Membuat jongseong bernafas lega. Sepertinya jongseong melupakan sahabatnya yang sedari tadi hanya memandang tidak nyaman.
"Yasudah" suara heeseung lalu mematikan sambungan telefonnya, bahkan jongseong belum mengucap kata perpisahan
"Sudah?" Tanya sunghoon setelah panggilan video berakhir. Jongseong terlihat kikuk, tersenyum canggung lalu mengangguk. Siapapun tolong kembali yakinkan jongseong bahwa ini memang keputusannya yang paling tepat. Jujur saja, jongseong tidak enak hati jika sunghoon selalu memandangnya dengan tatapan seperti ini
"Baiklah. Lakukan apapun kata hatimu, jika kau memang mencintai heeseung, berarti kau harus memperjuangkan hatinya juga. Tapi kau harus berjanji untuk sembuh, jangan biarkan dia melukaimu lagi. Beri tahu aku sesegera mungkin jika heeseung membuat mu sakit lagi. Lihat saja, aku tidak akan biarkan dia berkliaran di dunia lagi"

KAMU SEDANG MEMBACA
I'M YOURS [end]
Fanfiction[boyslove] #HEEJAY (tahap revisi) rasa sakit itu terbalas lunas, sekarang jongseong aman dalam dekapan tuhan. [[angst]]++wajib vote meski udah end! Original story by ;🍥ay_JEL0