"Akhh"
Jongseong meringis merasakan nyeri pada seluruh tubuhnya. Ditambah dengan keringat yang membasahi paginya. Jongseong melihat jendela yang ternyata sudah pagi, lalu mengarahkan matanya pada jam dinding dan betapa terkejutnya saat melihat pukul yang menunjukkan 08.19
Tanpa berpikir panjang, jongseong segera turun dari kasurnya lalu keluar dari kamarnya dan berlari turun kedapur
"Astaga kenapa aku bangun kesiangan"
Jongseong segera menyiapkan sarapan untuk heeseung. Tidak peduli jika heeseung kembali menolaknya. Jongseong teringat kejadian semalam, dirinya sangat bahagia hanya dengan melihat heeseung makan masakan buatannya dengan lahap. Dirinya tersenyum merasakan hangat dalam dadanya. Hingga dimana dia dibuat terkejut dengan kedatangan heeseung yang tiba-tiba
"Pemalas"
Jongseong berbalik, ternyata heeseung sudah siap dengan pakaian formalnya.
Sejenak jongseong terpesona ketampanan suaminya, disaat seperti ini heeseung sangat jauh berbeda dengan monster semalam."Kenapa kau menatapku seperti itu?"
Tanyanya dengan berjalan mendekat kearah jongseong"A.. aku tidak-"
Heeseung mendorong tubuh jongseong hingga menabrak air mendidih di belakangnya yang membuat tangannya tersiram air itu
"AKHHHH"
Jongseong menangis, lengannya terasa seperti terbakar. Beruntungnya hanya lengannya saja yang tersiram, bagian lainnya tidak
Heeseung tampak terkejut namuk tidak lama heeseung malah meninggalkan jongseong lalu pergi keluar. Jongseong menangis lagi, sepertinya menangis menjadi rutinitasnya setiap hari
"Eomma.. sakit.."
.
.
."Dasar bodoh" gumam heeseung setelah memasuki mobilnya. Entah siapa yang dia maksud bodoh.
"Jangan bilang, dia mulai tertarik denganku? Sial"
Terserahlah
Setelah beberapa menit heeseung sampai di kantornya. Betapa sialnya heeseung hari ini, setelah beberapa minggu kantornya bebas dari reporter, pagi ini sepertinya mereka merindukan heeseung. Sama seperti sebelumnya banyak penjaga yang kewalahan dengan mereka.
Heeseung mengambil ponselnya, mencari nama 'Kai dan menyambungkan telefonnya
Tak lama akhirnya kai menjawabnya'Selamat pa-'
"Ada apa ini?"
'Mereka sudah tau anda pergi bersama nyonya nancy beberapa waktu lalu'
Rasanya heeseung ingin berteriak sekencang mungkin tapi hanya berakhir dengan menghela nafas panjang
'Anda ingin saya jemput di pintu bawah?'
Heeseung tampak berfikir sejenak
"Tidak, aku akan pulang saja" kata heeseung
.
.
.
Jongseong terpaku ketika melihat suaminya sudah berdiri tepat di depannya. Jongseong tau, dimanapun heeseung berada, jongseong selalu merindukannya, walau belum berpisahpun jongseong sudah merasakannya.Heeseung berjalan mendat kepada jongseong. Tatapan matanya sangan tajam, membuat siapapun yang melihatnya akan larut dalam kenyamanan, entahlah, mungkin hanya jongseong yang merasakannya. Setelah jarak mereka tinggal selagkah lagi, heeseung berhenti. Jongseong sangat gugup saat heeseung bersikap seperti ini. Hingga akhirnya diberanikannya untuk bertanya
"Kenapa hyung kembali lagi?"
Heeseung tidak bergeming. Hanya menatap jongseong dengan tatapan agak berbeda. Tapi dia tidak munafik untuk merasakan hangat pada dadanya. Yatuhan jantung jongseong seperti akan berpindah sekarang
"..kau tertarik padaku?"
Siapa yang bodoh disini? Entahlah
Jongseong tersenyum. Heeseung sama sekali tidak peka. Untuk apa dirinya menangis setiap malam kalau tidak mencintainya? Untuk apa jongseong berbohong kepada appa dan eomma untuk melindungi heeseung?"Ya" jawabnya tanpa ragu
Kemudian hening. Ada sekitar dua menit mereka saling diam. Hingga satu gerakan heeseung yang merubah segalanya
'BRRRUKK'
Heeseung mendorong jongseog hingga sang empu terjatuh kelantai. Jongseong meringis merasakan sakit pada dadanya. Belum sempat menarik nafas jongseong kembali merasakan sakit saat kaki heeseung dengan tega menendang perutnya. Membuatnya terbatuk hingga inggin muntah.
"Brengsek, hilangakan rasamu itu."
Kepala jongseong terasa pening, ditambah dengan tangannya yang masih terasa panas akibat air panas tadi.
"Tidak bisa.." lirih jongseong yang masih bisa di dengar heeseung
"Apa?"
"Aku tidak bisa menghilangkannya"
Pandangan jongseong mulai kabur hingga perlahan menjadi hitam. Jongseong pingsan
Heeseung menurunkan jongseong dari gendongannya. Menatap suaminya dari jarak dekat dengan tenang. Sejenak hati heeseung merasakan sesuatu yang aneh, namun segera ia buang jauh-jauh.
Dia sudah bersumpah tidak akan mencintai nya, dia tetap akan mempertahankan rasanya untuk seseorang yang pernah menemaninya. Semua terasa tidak nyata, semu, seperti bayangan. Namun heeseung bertekad akan terus mencintainya sampai kapanpun.
"Kau terlihat lemah"
.
.
.
Heeseung agak panik, terhitung sudah delapan jam jongseong belum membuka matanya. Beberapa kali heeseung mencoba mnghubungi dokter tapi berakhir dengan mengurungkan niatnya lagi.Heeseung keluar dari kamar jongseong, mencari ponselnya untuk menghubungi dokter. Tidak, heeseung hanya takut jika terjadi apa-apa dengan jongseong itu artinya appa yoongi tidak akan membiarkan dia hidup. Maka dengan 'terpaksa dia harus menghubungi dokter.
Heeseung kembali ke kamar jongseong untuk melihat kondisinya, berjalan sambil mencari kontak dokter yang akan memeriksa jongseong. Baru saja membuka pintu, heeseung bisa melihat suaminya sudah duduk di atas kasurnya. Dia memutus panggilan dengan dokter yang sudah tersambung"Sudah bangun?" Yang hanya dijawab anggukan oleh jongseong
Heeseung menghampiri jongseong lalu duduk di depannya. Masih seperti tadi jongseong terlihat tidak bertenaga."Kau sakit apa?" Tanya heeseung dengan wajah datar. Jongseong tentu saja kaget, beberapa detik dia hanya diam. Hingga terdengar bentakan heeseung
"Jawab"
"Tidak-" jawab jongseong spontan
"A..aku tidak sakit" terkutuklah mulut jongseong sekarang
"Tapi kau te- sudahlah, makan ini"
Heeseung mengambil mangkok dari atas narkas lalu memberikannya pada jongseong. Jongseong terkejut, ini-
"Jangan kepedean, aku tidak ingin dimarahi appa lagi" kata heeseung sebelum keluar dari kamar jongseong
Jongseong melihat bubur di tangannya dengan tersenyum, sulit depercaya bahwa heeseung membuatkannya bubur. Jongseong menyuapkan bubur kedalam mulutnya, dia tertawa saat menyadari bahwa bubur itu terasa sangat asin
"Terimaksih"
Ucap jongseong sambil terus menatap buburnya. Saat seperti ini jongseong bisa melupakan sedikit rasa sakit pada tubuhnya. Hanya karena Heeseung.TBC
~ summer na na na ~
apa lagu fav kalian di Dimension:Dilemma?
SEMANGAT STREAMINGNYAAAA 😘

KAMU SEDANG MEMBACA
I'M YOURS [end]
Fanfiction[boyslove] #HEEJAY (tahap revisi) rasa sakit itu terbalas lunas, sekarang jongseong aman dalam dekapan tuhan. [[angst]]++wajib vote meski udah end! Original story by ;🍥ay_JEL0