Sorry ngilang hehe, soalnya part ini ilang kemaren jadi nulis ulang dehh🤕maaf yaa..
Okey lanjutttHeeseung merasa ragu setelah berdiri tepat di depan pintu kamar jongseong. Badannya yang terasa sakit akibat puluhan pukulan yang appa Yoongi layangkan untuknya. Tentu saja bukan diwajah, karena itu akan membuat jongseong curiga. Sebabnya Yoongi memukul perut, pundak, bahu juga punggung heeseung membabi buta. "Ini tidak belum sebanding dengan yang jongseong rasakan selama ini" katanya untuk menguatkan diri sendiri.
Untuk yang pertama kalinya heeseung masuk kamar jongseong. Ruangan ini didominasi warna biru langit dan putih serta beberpa hiasan dinding yang terlihat sangat cocok. Banyak foto jongseong kecil yang sangat mengemaskan, membuat heeseung tersenyum karena gemas. Lalu perlahan matanya mengarah ke arah jongseong yang tidur nyenyak di atas kasurnya. Heeseung mendekat, jongkok di samping kasur lalu mengamati wajah damai suaminya.
Tangannya perlahan naik mengelus kening jongseong dengan lembut. Wajah damai jongseong membuat batinnya semakin teriksa, saat mengingat bagaiama suaminya itu selalu menahan rasa sakit karena ulahnya melampiaskan kemarahan. Ingatan tenang beberapa hari lalu, dirinya memukul jongseong dengan kedua tangannya, mengikat jongseong di bethub kamar mandi sampi wajahnya berubah biru. Saat jongseong bangun pun, dia masih tersenyum seakan tidk terjadi apapun, jongseong sangat pandai dengn menyembunyukan lukanya. Mungkin sebagian orang akan langsung melaprkannya kepolisi atas tindkan kekerasan rumah tangga, namun tidak dengn jongseong. Dia akan menyembunyikan semuanya dari orang lain, seakan tidak rela jika kejahatan heeseung diketahui orang lain.
Jongseong melindungi Heeseung.
"Kenapa aku bisa sekeji itu?"
Heeseung berbicara sendiri, sedikit mendesis saat luka punggungnya bergesekan dengan baju yang dia pakai sekarang. Pukulan ayah mertuantya tidak main-main. Beruntungnya tadi eomma jimin sgera menghentikannya, jika tidak mungkin heeseung benar-benar akan mati malam ini.
Mengapa jongseong bisa bertahan selama heeseung memukulnya? mengapa tidak dari dulu jongseong mengadukan semuanya pada appa yoongi? Apa benar jika jongseong mencintainya sebesar itu?
"Andai kamu adalah dia.."
Heeseung mengelengkan kepalnya cepat. Ternyata ingatan tentang 'dia masih ada.
Sepertinya jongseong sangat kelelahan hari ini, buktinya tangan heeseung yang mengelus wajahnya tidak membuatnya terusik sedikitpun. Melihat suaminya seperti ini mengingatkannya pada malam pertama pernikahan mereka. Jongseong menangis ketakutan karena suara petir, sedangkan heeseung malah tidak perduli sedikitpun. Namun berbeda dengan sekarang, heeseung yang menjadi tidak bisa lepas dari jongseong.
"Pergi dari hidup jongseong, atau kau akan menyesal" heeseung mengingat perkataan ayah mertuanya beberapa menit lalu. Memang benar dulu dialah yang paling menginginkan perpisahan dengan jongseong, kini semuanya menjadi berbalik menjadi heeseung yang hampir mati mempertahnkan rumah tangganya.
"..aku menyesal" bisik heeseung. Tangannya mengenggam tangan kecil jongseong, matanya berkaca-kaca serta jantungnya selalu berdetak tidak normal bersama jongseong.
"Tolong bicaralah pada appa mu jika kita tidak akan berpisah, hm!!"
Kata heeseung sambil menundukkan kepalanya, berusaha mengusap air matanya yang sudah tidak dapat dibendung lagi. Huh mengapa dirinya selemah ini jika berhadapan dengan suaminya. Padahal semala ini heeseung selalu berusaha menjadi kuat, ah- tidak. Heeseung memang tidak takut apapun, tapi kali ini ceritanya benar-benar berbeda. Dalam beberapa hari saja jongseong bisa membunuh batinnya tanpa sadar.
"Kumohon, kita tidak akan berpisah kan?!"
Jongseong masih setia dengan mata tertutup. Menjadikan isak tangis heeseung sebagai lagu penghantar tidurnya. Sedangkan si heeseung masih membenamkan kepalanya di atas bantal samping kepala jongseong.

KAMU SEDANG MEMBACA
I'M YOURS [end]
Fanfiction[boyslove] #HEEJAY (tahap revisi) rasa sakit itu terbalas lunas, sekarang jongseong aman dalam dekapan tuhan. [[angst]]++wajib vote meski udah end! Original story by ;🍥ay_JEL0