PROLOG

325K 24.3K 3.9K
                                    

Hai guys, aku UP cerita Thalita lagi. Dengan kemasan baru dan lapak baru HEHE.

Aku ada perubahan nama tokoh ya.
Nama Cerlina di ganti jadi Shenina.
Dan ada beberapa chapter yang aku hapus dan rombak.

Jadi mohon maklum ya, kalau masih ada nama yang belum ke ganti, soalnya belum di revisi sama sekali.

Buat yang pernah baca cerita Thalita's World sebelumnya, aku saranin buat baca ulang ya 😊

Maaf kalau banyak typo karena belum di revisi seluruh nya 🙏🏻

Peringatan awal : Sebagian Chapter ada adegan dewasa 17+ mohon untuk bijak dalam membaca. Belum cukup umur? Menyingkir 🤸🏻‍♀️

Yang nekat alias terobos ae, mangga silakan. Tapi tetep jaga ketikan nya saat komen. Jangan sampai ada komen 'Masih SMA' 'Keep halal brader'

Kenapa kak? Gak suka? Iya! gak suka.

Kan udah di kasih warning dari sebelum nya memunah! Jadi dari pada komen begitu, lebih baik gak usah komen.

Arasseo?

Fyi, cerita ini bukan cerita Suci. Penuh dosa. Kalau kalian termasuk Innocent people. Please, leave my story 🥰🙏🏻

Happy Reading

Jangan lupa tinggalkan Vote dan Komentar 🥰



Brruukkk..

Thalita jatuh tersungkur dengan wajah menghadap ubin, tentu hidung mancung nya sakit bukan main. Belum lagi dahi nya yang sebelum nya terluka kini kembali terbentur membuat kepalanya terserang pening hebat. Gadis itu mencoba bangkit, dibawah tatapan remeh dan gelak tawa dihadapan nya. Thalita sungguh terlihat menyedihkan.

"Hahaha.. mau gue bantuin gak?" Tawar seorang gadis di hadapan nya.

Thalita tidak bisa melihat siapa itu, namun meski begitu Thalita mejawab dengan anggukan, ia memang butuh bantuan. Namun dirinya terlalu naif, mana mungkin ada orang yang mau membantu nya. Liat saja, bukan nya membantu sampai bangkit namun justru Thalita kembali terjatuh saat tangan si penolong tiba-tiba terlepas dengan sengaja.

"Bangun sendiri lah! Lemah banget, dasar itik buruk rupa!" cibir gadis tadi. Thalita mengintip dari balik bulu mata. Sang penolong ternyata Shenina. Kekasih dari tunangan nya.

Mengabaikan cibiran Shenina, Thalita dengan sekuat tenaga berusaha berdiri. Ada kemarahan, kesedihan yang menggerogoti hati nya, namun Thalita tak bisa berbuat apa-apa.

Bukan dirinya lemah. Sesekali Thalita berani melawan dari Aksi bully Shenina dan lain nya. Namun yang ia dapat bukan nya kemenangan, justru adalah hinaan yang semakin menjadi, seperti hari-hari kemarin contoh nya.

Membuat Thalita bukan saja tersiksa fisik, namun mental nya pun menjadi korban.

"Ada apa ini?" Thalita mendongak demi melihat orang yang bertanya. Suara dingin itu sudah Thalita hafal, suara yang selalu membuat Thalita takut dan senang diwaktu bersamaan. Suara seseorang yang Thalita cintai selama ini. Dia, Adipati .

Lelaki itu berdiri menjulang begitu tinggi nya, lelaki berparas rupawan yang sejak lama ia puja-puja. Lelaki yang terikat janji dengan nya. Dan.. lelaki yang sudah satu tahun terkahir menyakitinya. Lelaki yang begitu sempurna menghancurkan hatinya sedemikian rupa. Adipati Malik. Tunangan nya.

"Adi, lihat. Tata jatuh, tadi mau aku bantu tapi dia nya enggak mau.." Raut wajah Shenina berubah menjadi sedih.

Oh betapa pintar nya gadis itu berakting.

Thalita kembali menunduk bertepatan dengan Adipati yang menatapnya. Dirinya meringis saat sapuan angin mengenai lututnya, yang kini berdarah tanpa ia sadari. Kemudian Thalita berdiri lalu mencoba melangkah walau tertatih, menyeret kakinya dengan susah payah agar beranjak dari Neraka dunia.

"Aww.." Thalita melirih, matanya memerah menahan tangis. Kepalanya pening, dan lututnya kini berdenyut sakit "Bisa tolong aku? Kaki aku sakit banget." Thalita berbalik, memohon dengan sorot matanya yang berkaca. Wajahnya sungguh berantakan, rambut yang mencuat kemana-mana dengan riasan sedikit tebal di wajahnya yang kini luntur oleh air mata.

Adipati diam saja didepan nya, namun matanya menatap nanar pada lutut Thalita yang mengeluarkan darah yang terus mengucur. Dia pasti sakit sekali, pikirnya. Adipati mengalahkan egonya, walau dia benci pada Thalita. Ia tidak setega itu untuk membiarkan tunangan nya kesakitan.

Belum sempat Adipati melangkah, tangan nya dicekal erat oleh Shenina, kekasih nya. Membuat Adipati hanya menghela napas "Aku bantu dia dulu." Katanya lembut, sambil mengusap lengan Shenina.

Gadis menatap sendu dengan bibir mengerecut, kepalanya menggeleng. Tidak mengijinkan kekasih nya membantu Thalita.

Sedetik kemudian, Shenina menunduk lalu  tersenyum lebar,saat Adipati bergeming disisi nya. Aahh wajah memelas nya ternyata lebih ampuh dari tangis Thalita.

Lain dengan Thalita yang menunduk sambil tersenyum miris. Sampai kapanpun, Adipati tidak akan menolongnya. Maka dengan bercucuran air mata dan darah dari lututnya, Thalita mencoba melangkah lagi, sekuat tenaga ia kerahkan, namun hasilnya tetap sama. Hingga saat dirinya jatuh terduduk pun, Thalita hanya pasrah. Menerima cibiran, hinaan, dan tawa yang menggema diatas tangisan nya.

Kenapa dirinya selalu menyedihkan?

"Sini, gue bantu." Suara lelaki disamping nya membuat Thalita mendongak, menemukan Arion membungkuk sambil mengulurkan tangan. Dengan segera, Thalita menerima uluran itu. Mengeratkan genggaman jemari nya saat Arion membantunya bangkit.

"Terima kasih, Arion." Ucap Thalita tulus.

"Gue antar ke UKS."

Thalita menggeleng "Boleh anter aku ke rooftop?" Tanya nya "Aku bawa obat-obatan di tas. Aku bisa obatin sendiri disana."

Tanpa menjawab, dengan kaku lelaki itu mengalungkan sebelah tangan Thalita pada pundak nya. Memapah Thalita naik ke tangga menuju rooftop sekolah.

"Dasar murahan." Desis-an itu terdengar saat Thalita berjalan melewati Shenina dan Adipati.

"Adi, gak boleh gitu." Tegur Cerlina. Namun dalam hati gadis itu bersorak senang.

Hati Thalita terasa di remas, sudah perih dan kini betambah lagi. Perih nya melebihi luka yang diberi perasan air jeruk. Perih sekali.

Kenapa dirinya selalu disalahkan? Di hina dan di caci maki? Kenapa saat dirinya sudah mencoba yang terbaik tapi selalu berakhir menyedihkan?

"Jangan di dengar. Ayo, tetap jalan." Tekan Arion. Thalita mengangguk lalu melanjutkan langkah nya bersama Arion.

Terus melangkah menjauh dari Neraka dunia nya. Tanpa ingin menoleh, pada Adipati yang sekarang berdiri dengan kedua tangan mengepal erat dan tatapan benci.

Sungguh, Adipati membenci Thalita. Sangat membenci nya. Adipati bahkan tak sudi lagi untuk melihat wajah menor menjijikan itu lagi.

Dan harapan Adipati terkabul, karena kurang dari satu jam kemudian, dia mendapati kabar ada satu orang pemuda dan seorang gadis yang berusaha bunuh diri dengan cara melompat dari rooftop sekolah, Gadis itu adalah Thalita Dwi Andan, gadis yang ia benci..

Dalam sedetik, dunia Adipati terasa hancur.

***

Bersambung...

Published : 30 Juni 2021

Published : 30 Juni 2021

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
THALITA'S WORLD (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang