CHAPTER 23

124K 14.5K 1K
                                    

Hai,

Udah baca chapter 22 nya belum?

Jam berapa kalian baca ini?


Happy Reading...

Jangan lupa Vote dan komen (●ˇˇ●)

•••

"Dia gak mau terapi Ta," mendengar keluhan dari Anita, membuat Thalita menghela napas cukup panjang. Saat ini, dirinya dengan Ibu Arion itu sedang berdiri di depan pintu kamar inap Arion yang terkunci dari dalam sejak semalam "Tante gak tahu kenapa alasan nya. Kemarin pagi, pas suster jemput buat ke ruangan, dia mau-mau aja. Eh tapi, gak lama dia balik lagi ke kamar inap pas tante baru aja mau nyusul. Tante tanyain dia gak jawab apa-apa."

                Dari penjelasan Anita itu, Thalita dapat kesimpulan, bahwa mungkin saja Arion tengah marah karena kemarin sempat melihatnya berpelukan dengan Adi. Dan sebagai bentuk protes nya, lelaki itu lebih memilih menolak untuk terapi kaki nya "Biar Tata yang bujuk," ucap Thalita.

                Seharian kemarin, Thalita berada di ruangan Adi. Lelaki itu benar-benar tidak menginjinkan nya pergi dari sana. Membuat Thalita mau tak mau ada disana menemani Adi, dan mengabaikan Arion. Ia tidak tahu, bahwa Arion akan merajuk seperti ini.

                Kata Anita, sejak kemarin pagi Arion mengurung diri. Kamar inap nya di kunci, dan hanya terbuka ketika dokter dan suster datang untuk memeriksa keadaan, itupun, mereka masuk menggunakan kunci cadangan.

                Anita mengangguk atas penyataan Thalita tadi. "Coba kamu bujuk, siapa tahu di buka."

                Thalita ketuk pintu berkaca itu, tiga kali ketukan namun tidak terdengar respons apapun dari dalam "Arion," gadis itu memanggil dengan suara cukup kencang "Arion..." masih sama, tidak ada jawaban. Agaknya, lelaki itu benar-benar marah pada Thalita.

                "Tante, gak bisa minta kunci cadangan?"

                "Tante coba ya," kemudian Anita pergi entah kemana. Thalita menunggu lumayan lama sampai akhirnya Anita kembali dengan kunci di tangan nya "Ini ta."

                Kedua perempuan itu masuk begitu pintu terbuka, Arion berbaring miring di brankar nya. Posisi lelaki itu memunggungi Thalita "Hey.." Thalita menyapa lembut seperti biasa. Setelah menyimpan sling bag nya di sofa, sementara Anita pergi ke toilet, Thalita menghampiri Arion dan naik ke brankar lelaki itu.

                "Arion.." Thalita duduk di brankar, lalu menyondongkan badan nya untuk mengintip lelaki itu, sedikit terkejut ketika ternyata mata Arion terbuka dan melirik nya tajam "Lagi apa, ganteng?"

                Thalita mengusap punggung Arion, hanya sebentar karena lelaki itu langsung menggeser badan nya agar tidak terjangkau oleh tangan Thalita "Maafin aku," ucap Thalita.

                Masih tidak ada sahutan dari Arion, membuat Thalita membuang napas nya pasrah "Yaudah kalau Arion masih marah. Aku keluar aja," gadis itu bersiap untuk turun dari brankar "padahal aku  masak nasi goreng cumi. Aku kasih ke Adi aja kalu kam—" Thalita tersenyum geli ketika Arion membalik badan sepenuh nya dan menatap nya tajam.

                Tangan Thalita terulur, mengelus rahang Arion yang mengetat. Dan hal itu mau tak mau membuat kekesalan di wajah Arion berangsur hilang "Kemarin pagi, aku di kasih tau sama Mama nya Adi. Katanya dia masuk IGD karena kecelakaan," jelas Thalita, gadis itu ,mencapit gemas hidung Arion ketika lelaki itu mendengkus "Gimanapun, aku bakal ngerasa bersalah kalau gak datang kesana."

THALITA'S WORLD (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang