CHAPTER 15 + OPEN GC

130K 17K 2.7K
                                    

Haii 👋🏻

Nungguin ya?

YANG MAU JOIN GC WHATSAPP, SIMAK SAMPAI BAWAH YA 🥰

Happy Reading...

Jangan lupa Vote dan komen 😍

•••

SUDAH lima hari, Thalita sadar dari tidur panjang nya. Dan sudah selama itu juga ia hidup seperti boneka di beri nyawa. Hanya diam, mengedip dan sesekali mengangguk atau menggeleng.

Jujur saja, Thalita tidak mempunyai gairah hidup. Jika ia punya pilihan, antara hidup dan mati maka jawaban nya adalah yang kedua. Namun takdir belum mau mengamini doa nya, mungkin takdir masih ingin bermain dengan nya, agar Thalita bisa mencoba hidup yang lebih pahit dari kemarin.

Thalita kini sedang menatap langit-langit, aktifitas yang selalu ia lakukan setiap waktu sepanjang dirumah sakit. dirinya kini sudah pindah dari ruang ICU. Sejak 3 hari lalu Thalita sudah mengisi salah satu ruang inap VIP di rumah sakit ini.

Pintu ruangan inap yang diketuk membuat Thalita buru-buru memejamkan mata, ia lebih senang berpura-pura tidur jika ada orang yang mendatangi nya, baik itu keluarga, Adipati bahkan dokter sekalipun. Sudah Thalita bilang, dirinya tidak bergairah untuk hidup. Bahkan untuk bicara pun Thalita merasa sangat malas.

Suara langkah kaki terdengar bersahutan, membuat Thalita yakin ada dua orang yang masuk ke ruangan nya "Dia belum bangun." Thalita mendengar Mami nya bergumam "Tante bangunin dulu ya."

"Enggak usah tante, Adi kesini cuma mau anter puding ini aja. Kalau Tata udah bangun, tolong kasihin ya Tan. Itu Adi bikin sendiri."

"Makasih Adi. Tata pasti senang."

"Kalau gitu Adi pamit ke sekolah dulu ya Tan. ini udah kesiangan."

"Hati-Hati ya."

Lalu Thalita mendengar pintu ruangan terbuka lalu tak lama tertutup. Adipati sudah pergi tebak nya.

"Ta, buka mata nya. Mami tahu Tata udah bangun." tegur sang Mami, aahh rupanya Ny. Andan itu peka sekali terhadap kebohongan anak pungut nya.

Maka, Thalita membuka mata. Lalu menatap langit-langit lagi walau disana ada Mami nya.

"Tata sayang. Coba bicara, kata dokter kondisi kamu sudah membaik. Dan benturan dikepalamu enggak bikin kamu bisu." Seperti nya Nirina mulai kesal, sampai menyindir nya begini "Bicara Nak. Jangan bikin Mami khawatir."

Kendati demikian, Thalita tetap abai.

"Tata. Tata gak kangen sama Mami?" Thalita rindu, namun apa yang harus ia bicarakan dengan Mami nya? Sedangkan Mami nya saja belum bicara apapun mengenai kebenaran tentang dirinya. Tentang dia yang seorang anak pungut.

"Tata gak kangen sama Adi? Mami kasian liat dia, tiap pagi dateng kesini, pulang sekolah kesini. Walau gak tiap hari, Tapi Adi selalu sempatin. Seenggak nya Tata ngobrol sama dia." Nirina menatap sendu sang anak "Kasihan Adi nak." Iya, apa yang dikatakan Mami nya benar. Thalita tahu bahwa sedari awal dirinya bangun dari koma, Adi selalu datang kesini. Menemani nya walau selalu ia abaikan.

Lalu memang kenapa?

Entahlah, mendengar nama Adipati tidak membuat jantung nya berdebar lagi. Melihat senyum Adipati tidak membuat nya linglung lagi, melihat Adipati datang untuknya. Tidak membuat Thalita bahagia lagi. Semua rasa itu seolah lenyap.

Maka ia selalu abaikan tunangan nya itu. Namun masih ada rasa marah, sedih dan kebencian yang ia rasakan kepada lelaki itu. Tapi ia sudah malas meluapkan nya.

THALITA'S WORLD (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang