"Nadine, dalang di balik kejadian rooftop. Gue ada bukti nya. Ada video pelecehan yang lo alami yang di ambil Nadine secara sengaja. Ada juga percakapan Nadine dan Daniel tentang rencana pelecehan lo, yang sempet gue screenshot."
"Dari mana lo dapat semua itu?"
"Gue dapet itu semua, asli dari ponsel Nadine langsung. Ponsel Nadine sempet ketinggalan di rumah gue, dua minggu lalu. Dan yah, gue Nadine dan Selia memang sedeket itu sampai masing-masing dari kita, tau pasword handphone. Gue gak niat buat buka-buka privasi dia. Cuma saat itu, ada telepon dari Daniel yang katanya minta video di rooftop dan semua percakapan di hapus. Disitu gue curiga, pas gue buka, ternyata bener. Nadine dalang nya."
Thalita memejamkan mata saat permbicaraan nya dengan Shenina tadi kembali terngiang.
Nadine.
Nama itu terus membuat gelegak amarah dalam hati Thalita terus berkobar. Gadis lugu itu, bukan hanya menjerumuskan nya pada hal yang buruk. tapi ternyata, gadis busuk itu dalang dari semua penderitaan yang ia dan Arion alami belakangan ini.
Saat ini, Thalita tengah berada di kamarnya. Menatapi papan target yang ia buat. Papan hitam itu bertempel foto-foto orang yang ingin Thalia balas perbuatan nya. Tentu saja ada Nadine di dalam nya, namun gadis itu berada di urutan terakhir bersama Selia.
Tapi, sejak tahu kebenaran yang Shenina katakan, serta bukti yang gadis itu berikan di rumah sakit tadi. Agaknya, Thalita harus menyusun rencana nya kembali. Nadine, harus berada di jejeran Daniel dan kedua teman nya. sepertinya, menyiksa empat orang itu secara bersamaan, akan sangat menyenangkan.
Thalita menatap foto Nadine penuh dendam. Jujur saja, gadis itu tidak sedikitpun mengerti apa alasan Nadine berbuat jahat padanya sampai sejauh ini. Thalita merasa tidak ada masalah pribadi apapun dengan gadis itu.
Getaran dari ponsel yang ia letak di nakas membuat lamunan Thalita buyar. Ada telepon, dari Bagas. Segera Thalita jawab panggilan itu. "Halo Nya? sorry, tadi gue lagi boker. Jadi gak ke angkat." lelaki itu menjelaskan alasan nya tidak menjawab telepon Thalita setengah jam yang lalu.
Thalita memutar bola mata mendengar panggilan dari Bagas itu. Semenjak Thalita terang-terangan dekat dengan Arion, lelaki itu selalu memanggil nya Nyonya. "Gue mau pake tempat itu tiga hari ke depan."
Hening, Bagas tidak langsung menjawab.
"Tolong, siapin semua nya Gas. Daniel dan dua bajingan lain nya."
"Oke Nya."
"Tambah satu orang," Thalita menjeda. "Nadine, bawa dia kesana."
"Nadine? Kenapa?"
"Lo bakal tahu nanti." lalu panggilan terputus setelah Bagas menyanggupi permintaan Thalita.
Baru saja Thalita hendak menyimpan ponsel nya, ada denting pesan terdengar. Kening Thalita mengernyit saat ada chat masuk dari nomor asing.
Ancam Nadine pakai ini.
Shenina.
Thalita membuka tautan yang Shenina kirim. Itu adalah sebuah Video, Thalita menyeringai senang melihat itu. Video itu berisi Nadine yang tanpa malu mendesah dibawah Daniel. pantas saja Daniel sangat patuh, sampai nekat berbuat jahat. Ternyata upah nya di beri badan oleh Nadine.
Sungguh menjijikan.
***
"Ta, sesudah sarapan, Papi mau bicara sebentar. Bisa?"
Thalita yang baru saja duduk di kursi meja makan nya menoleh pada Faizal, lalu mengangguk patuh.
"Hari sabtu nih. Mau jalan ke Mall?" Nirina datang sambil menata masakan nya di meja. lalu duduk dengan mata menatap Thalita dan Dirga bergantian. "Udah lama kita gak jalan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
THALITA'S WORLD (SELESAI)
HumorSEGERA TERBIT - PART LENGKAP HIDUP THALITA JUNGKIR BALIK! Tiga bulan yang lalu, seorang Thalita Sasmitha Andan masih itik buruk rupa. Walau dirinya kaya, tapi selalu di hina. Walau dirinya cerdas tapi selalu di tindas, walau dirinya cantik tapi sela...