CHAPTER 29

104K 13.3K 2.5K
                                    

Maaf baru up, ku kira target nya gak nyampe wkwk.

Dan fyi, bab ini aku rombak. Ada penambahan toklh, rubah sedikit alurnya, tapi masih dalam konteks yang sama.

Jadi yang baca ulang, tolong baca teliti dan temuka perbedaan nya ya 😚

Btw 7K votes dan 2K komen baru aku UP lagi ya! Semangat!

Happy Reading...

Jangan lupa, vote dan komen...



Tempat aman yang Bagas maksud adalah, bangunan sekolah empat lantai yang sudah tua dan terbengkalai.

Bagas benar-benar pandai mencari tempat itu karena lokasi nya yang jauh dari pusat kota. Juga, tidak dekat dengan komplek rumah atau bahkan pemukiman warga.

Tidak ada cctv disana, dan Bagas benar-benar menjaga tempat itu dengan ketat agar tidak ada siapapun yang masuk.

Bangunan itu benar-benar berdiri sendirian, sehingga Thalita yakin, tidak akan ada yang curiga dengan apa yang akan ia lakukan disini malam-malam.

Ya, malam.

Thalita sudah gatal ingin menghabiskan orang-orang tidak berperikemanusiaan itu. Maka, saat tadi Bagas mengabari nya. Thalita segera mempersiapkan diri untuk kesenangan nya ini.

Gadis itu kini sedang berdiri, bersandar pada belakang mobil. Malam ini, Thalita mengenakan pakaian serba hitam. Dari mulai celana jeans nya yang ketat, atasan berpotongan crop, lengkap dengan jaket kulit hitam yang membalut tubuh nya.

Rambut gadis itu di ikat setengah, memperlihatkan telinga nya yang beranting hitam. Mulut Thalita kini sibuk mengunyah permen karet sementara tatapan nya tertuju pada mobil yang baru saja memasuki gerbang utama.

Thalita menyeringai senang saat wajah nya terkena silau dari mobil, dan itu tampak sangat mengerikan bagi Nadine yang kini menatap gadis itu dengan mata membulat sempurna. "Gas, lo ngapain bawa gue kesini?!" Nadine memprotes pada Bagas yang cuek saja mengemudi.

"Gas!"

Bagas mendengkus. "Ngapain lagi? Gue bawa lo ke tempat dimana harus lo berada."

Dan Nadine semakin ketakutan saat mobil berhenti, lalu Thalita bergerak mendekat ke jendela yang tepat berada di samping Nadine.

Bagas membuka jendela itu, kepala Thalita melongok sedikit ke dalam. Gadis itu menyapa Nadine dengan suara mengerikan. "Helo sahabat,"

Nadine mulai gemetar, apalagi saat telunjuk Thalita meraba pipi nya dengan gerakan pelan. "T-ta."

"Hmm?"

"Ada apa ini?"

"Tentu aja ada pesta didalam." Thalita menjawab dengan senyum lebar. Tangan nya yang lain menunjuk kearah rooftop sekolah yang dari bawah, samar-samar terlihat ada nya kobaran api.

Itu adalah api unggun yang sengaja di di buat oleh Ghani. Api itu, menjadi satu-satu nya cahaya sebagai penerang disana.

"Lo lihat? Teman lo yang lain udah kumpul disana." di rooftop itu juga terlihat bayangan beberapa orang yang sedang mondar-mandir. "Kita semua udah siap, dan nunggu lo, agar acara bisa di mulai."

THALITA'S WORLD (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang